Orang Tua meninggal, Jatuh Miskin dan Dikhianati Orang terdekat, Apalagi hal lebih buruk yang akan menimpanya? Kematian?
Ya, Dia mati setelah ditikam Mantan Sahabat dan Pacarnya, benar benar hidup yang menyedihkan. Tapi tunggu...
Ah, Dia kembali bangun! Dunia yang penuh keajaiban dan Misteri, Dunia dimana Kekuatan menjadi kunci utama apakah di Dunia ini Ia akan kembali menjadi sampah?
Ya, Dia sampah sebelumnya, sampah yang kemudian berubah menjadi Berlian yang tak ternilai berharga, menjadi tokoh utama Dunia ini. Bersama Istri mungilnya, menaklukan segala rintangan, menggetarkan seluruh Dunia, membinasakan musuh yang menghadang dan mengubah takdir yang berjalan.
Semua itu berkat dirinya yang terlahir kembali dan berkat...
The System!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon T-Riq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kaisar Iblis 2
Feng menatap Patriak Li dengan tatapan gelap, Ia benar benar tak ingin membunuh Manusia menjijikkan itu namun Ia ingin menyiksanya sampai Ia puas.
Namun Feng rasa tak ada lagi yang perlu disiksa dari Patriak Li jadi Ia memutuskan untuk membiarkannya.
Kini Feng beralih tatapan ke Tetua dua, Tetua dua yang diperhatikan Feng langsung gemetaran karna takut.
Bajunya telah basah oleh keringat dingin, menyaksikan penyiksaan Feng terhadap Tetua satu dan Patriak benar benar membuat batin dan mental Tetua dua jatuh sejatuh jatuhnya.
Feng tersenyum sinis melihat Tetua Dua yang ketakutan, perlahan Feng berjalan mendekati Tetua dua yang sudah pasrah akan hidupnya itu.
"Hm... Kau akan kulepaskan," ucapan Feng sontak membuat Tetua dua mendongak, namun saat mengingat apa yang terjadi ke Patriak Li membuatnya kembali putus asa karna merasa akan di beri harapan palsu.
"Aku benar benar akan mengampunimu asal kau menghancurkan Dantianmu!" ucap Feng singkat.
"B-benarkah? K-kau t-tak akan membuat telingaku dan mataku b-"
"Gak, Aku masih mentoleransimu karna tak benar benar menyakiti Istriku," ucap Feng memotong.
Seakan mendapat angin segar, Tetua Dua mengangguk dengan semangat.
Feng kemudian meletakkan tangannya dikepala Tetua Dua dan mulai menjalankan Teknik 7 Tanda Neraka untuk menyerap Qi Tetua dua.
Kreek...
Tetua Dua mengigit bibirnya menahan rasa sakit karna Dantiannya yang mulai retak.
Booom!
Bunyi teredam itu tak hanya berasal dari Dantian Tetua Dua yang hancur namun juga dalam diri Feng.
Feng mengamati pergelangan tangannya yang kini telah 2 Tanda Neraka yang terisi.
Kini Ia setara dengan Tingkat Bumi Lapis 7!
[Ding! Selamat Tuan berhasil memenuhi Tanda Neraka ke 2]
[Hadiah : Teknik Segel Semesta]
Perlahan Informasi tentang Segel muncul di otak Feng, Hampir 1 menit informasi itu.
Feng membuka mata dengan ekspresi terkejut.
[Segel Semesta :
Tahap 1 : Segel Setia
Tahap 2 : Segel Kultivasi
Tahap 3 : Segel Pikiran
Tahap 4 : Segel Makhluk Hidup dan Tempat
Tahap 5 : Segel Dunia]
Sesuai namanya setiap tahapan Segel mempunyai manfaat berbeda beda.
Kini Feng kembali menatap Tetua dua yang tertunduk tanpa berani mendongak, sebenarnya Feng sedikit kasihan dengannya namun mengingat Ia juga berniat mencelakakan Istrinya membuatnya kembali emosi.
"Bawa Patriakmu dan peringatkan Orang orangmu untuk tak menganggu kami lagi," perintah Feng, Tetua dua mengangguk dengan cepat kemudian memapah Patriak Li pergi keluar Desa.
Feng sendiri melemparkan Api hitam untuk membakar jasad Tetua Tiga dan Satu hingga jadi abu.
"Huuuh..," Feng menghela nafas Lega.
"T-tuan M-muda terima kas-" Warga warga mulai mendekati Feng berniat berterima kasih, namun Feng mengangkat sebelah tangannya menyuruh diam.
"Aku melakukan ini karna membalas bantuan kalian terhadap Nenek itu bukan karna Kalian!" ucap Feng dingin, Warga tertunduk malu, Mereka paham Nenek mana yang dimaksud Pemuda 17 tahun tersebut.
Feng tak menghiraukan Mereka yang tertunduk malu, Ia menggendong Rara dan terbang menuju Rumah Nenek tadi.
...- - -...
Tap...
Tap...
Feng turun dari langit disambut oleh wajah cemas Nenek tadi.
"Bagaimana keadaan Nona? apakah terluka parah?" tanya Nenek itu cemas, Nenek itu sebenarnya berniat menyusl Rara saat pergi tadi namun Feng lebih dulu muncul dan menghentikannya.
"Tenang saja Nek, Dia hanya kelelahan," ucap Feng tersenyum tulus.
"Kalau begitu Ayo baringkan Kekamar agar dapat Nona ini dapat beristirahat," ajak Nenek itu kemudian masuk ke Rumah diikuti Feng.
Feng kemudian membaringkan Rara diatas kasur, mengusap wajah lelah Rara dengan lembut lalu.
Cup...
Cup...
Feng mengecup kening dan bibirnya kemudian berbalik keluar Kamar.
"Nek, tolong jaga Istriku ya, Aku akan lanjut mengobati Anak itu," pesan Feng, Nenek itu mengangguk mengiyakan.
Feng kemudian kembali duduk didepan Anak itu lalu memegang pundaknya dan kembali memasuki Alam Batin Anak tersebut.
...- - -...
Alam Batin
"Maaf telah membuatmu menunggu!" ucap Feng pada Kaisar Iblis yang masih duduk dipinggir Danau.
"Ah... Tidak apa apa, Aku tau urusanmu sangat penting," jawab Kaisar Iblis sedikit terkejut.
"Em... Kalau begitu kita lanjutkan ceritanya bagaimana?" ucap Feng, Kaisar Iblis mengangguk lalu kembali melanjutkan ceritanya.
"Aku juga terkejut saat mengetahui ada Bocah saat itu, dan yang membuatku lebih terkejut saat tau Anak Kecil itu merupakan Murid petama Kakek tadi."
"Awalnya aku sedikit tak percaya dengan Guruku namun saat latih tanding Aku terkejut saat Anak Kecil tersebut mengalahkanku dalam 3 Gerakan."
"Mulai saat itu kami mulai berlatih bersama, bahkan Aku memanggilnya Tuan karna taruhan Kami saat latih tanding dengannya."
"Hingga suatu Hari, saat Aku siap untuk membalaskan dendamku, Dewa Kematian yang saat itu beumur 27 tahun datang dan menepuk bahuku."
"Aku akan menjagamu setelah membalaskan dendammu!"
"Awalnya Aku sedikit bingung dengan perkataanya, namun Aku mengangkat bahu tak peduli lalu membalaskan dendamku."
"Aku dan Manusia itu bertarung hingga hampir 1 Tahun tanpa henti hingga Akhirnya Saat Aku akan menang seorang Dewa datang membantunya."
"Dewa tersebut merupakan Dewa Pedang, Aku yang harus melawan 2 Orang tentu saja kalah telak, namun di saat saat terakhir Aku berhasil membunuh Manusia tersebut dan membalaskan dendamku."
Kaisar Iblis menarik nafas panjang sebelum melanjutkan.
"Namun Aku kembali terbangun dalam sebuah ruangan gelap, hingga Aku terkejut saat Melihat Dewa Kematian ada didepanku."
"Ternyata yang dimaksud kata kata Dewa kematian itu adalah Ia akan menjaga Rohku."
"Dewa Kematian secara diam diam mengamankan Roh diriku hingga Aku masih dapat bertahan."
"Ia kemudian menuruhku kembali berlatih karna Ia bekata sebentar lagi akan ada bencana di Alam Dewa."
"Dan benar saja dalam 100 Tahun, Akhirnya Dewa Pedang dan sekutunya menemukanku dan berniat menghabisiku namun Dewa kematian membantuku hingga terjadilah Perang di Alam Dewa."
"Perang itu menewaskan banyak Dewa Dewi senior hingga akhirnya Aku dan Dewa kematian tak dapat bertahan lama dan Ia dengan sisa kekuatannya mengubahku menjadi Roh Bela Diri dan mengirimku ke Dunia Manusia lagi. Ia sendiri juga menyegel dirinya menjadi sebuah Pil yaitu Pil kegelapan."
"Hingga saat ini, Aku akan slalu menghormati Penerus Dewa kematian!" ucap Kaisar Iblis sambil sujud didepan Feng, sontak Feng terkejut lalu dengan cepat mengangkat bahu Kaisar Iblis meminta untuk berdiri
"Aku...
...- - -...