Na Jasmine tidak pernah menyangka jika dirinya yang seorang pengantar ayam goreng bisa menjadi pacar dan begitu dicintai oleh seorang Kim Taehyung, member boy group terkenal yang mendunia. Cobaan pun datang menghantam kisah cinta mereka saat mantan kekasih Taehyung yang merupakan aktris terkenal, mengacau cinta romantis keduanya. bagaimana kelanjutan kisah cinta dari dua insan berbeda dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilis Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galau
Ketika waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi, Hoseok membawa sepeda lipatnya ke luar dari gedung apartemen. Lelaki berhidung Bangir itu memang sering bersepeda jika sedang libur dari dunia keartisannya.
Melihat langit yang masih redup, Hoseok pun berniat untuk bersepeda cukup jauh. Sebelum mengayuh sepedanya, ia terlebih dahulu menyumbat telinganya dengan eirphone.
Sambil bersenandung kecil, ia menikmati udara pagi yang masih belum banyak terkontaminasi oleh polusi yang menyesakan. Ia merasa sangat damai. Sesekali ia berpikir untuk menjadi orang biasa saja agar dapat terus menjalani kehidupan seperti ini.
Hoseok memasuki sebuah komplek perumahan. Lampu di teras-teras rumah di sana, masih banyak yang menyala. Berkendara cukup jauh, ia melihat seorang gadis yang menyentandarkan sepeda mininya.
Makin mendekat, dapat ia lihat kalau gadis muda itu tengah menggerutui sepedanya yang bermasalah. Sebagai manusia dengan jiwa sosialis, Hoseok berhenti tepat di sebelah gadis tersebut. Melihat Hoseok, gadis tadi berdiri.
"Ada apa?" tanya Hoseok.
"Sepeda saya kempis."
Usai menyandarkan sepeda, Hoseok memeriksa ban sepeda gadis itu. "Ini, sih bocor," katanya, "kena paku kali."
Setelah mendengar ucapannya, wajah gadis itu terlihat gusar. Hoseok mengamati tas ala tukang pos yang berada di boncengan sepeda gadis tersebut. Ketika melihat beberapa botol susu, ia pun ingin tahu.
"Bawa apa?" tanya Hoseok.
"Susu segar buat pelanggan bos saya," kata sang gadis.
Karena menekuni kalimat "menolong orang tidak boleh setengah-setengah" Hoseok pun meminjamkan sepedanya kepada gadis itu. Sontak ucapan Hoseok barusan membuat mata gadis itu terbelalak.
"Maaf, tapi saya tidak bisa," kata sang gadis.
"Tidak apa-apa. Dari pada kamu terlambat, 'kan?"
"Tapi, Mas, kita, 'kan tidak saling mengenal. Bagaimana kalau nanti saya membawa lari sepedanya."
Hoseok terkekeh sedikit angkuh. Tangannya ia kibaskan ke udara. "Tidak apa-apa cuma satu ini."
"Sepeda Mas sepertinya mahal?"
"Memang benar, tapi saya mampu buat beli lagi, kok," katanya dengan nada agak angkuh, "bukan cuma satu, sepuluh pun saya mampu."
Gadis itu tersenyum manis. "Mas-nya ini orang kaya, ya?"
Hoseok terkekeh kecil. Matanya ia mainkan ke kanan dan kiri. "Mm, kaya, sih, enggak, cuma berlebih harta, saja."
Ucapan Hoseok barusan berhasil membuat gadis yang menguncir rambutnya apa ekor kuda terkekeh kecil. "Sama saja itu, Mas."
Hoseok ikut terkekeh. Namun kemudian kekehnya berangsur menghilang. Ia memaksa gadis itu menerima bantuannya.
Meski sempat kembali menolak, akhirnya gadis itu menerima bantuan dari lelaki yang belum pernah dikenalnya. Sebelum memacu sepeda, gadis itu bertanya nama dan alamat lelaki itu.
Setelah Hoseok menyebutkan nama beserta alamat gedung apartemennya, gadis itu langsung memacu sepeda Hoseok.
****
Usai melewati gunung dan lembah, akhirnya Hoseok—dengan sepeda mini bewarna merah ceri milik gadis tadi— sampai di depan gedung apartemennya. Ia mesti merasakan pegal akibat berjalan kaki sambil menutun sepeda kempis.
Tadi, di sepanjang jalan menuju pulang, banyak sekali orang—kebanyakan perempuan—yang meminta foto dan tanda tangannya. Ada pula yang melakukan kekerasan dengan mencubit pipinya. Ah, nasib selebriti famous.
Hoseok menyetandarkan sepeda tersebut di sisi kiri akses keluar masuk ruangan pos satpam. Pak satpam yang melihat Hoseok, sigap menghampiri lelaki itu.
"Ada yang bisa saya bantu, Pak?"
"Saya mau titip sepeda. Kalau ada gadis cantik yang bilang ini miliknya. Berikan saja."
"Namanya siapa, Pak?" tanya pak satpam.
Hoseok mendesis sejenak. "Saya tidak bertanya namanya. Pokoknya gadis itu cantik lah, Pak." Ia menambahkan. "Rambutnya panjang." Setelah membuat satpam bingung, tanpa rasa bersalah lelaki itu pergi.
Di lift, Hoseok menyunggingkan senyum, mengingat wajah gadis tadi. "Cantik juga." Ia berharap bisa kembali berjumpa dengan gadis itu.
****
Dua kali gagal bertemu, Taehyung pun nekat untuk pergi ke restoran chicken family, tempat sang gadis bekerja. Berbekal google map, akhirnya dia sampai di depan restoran yang suasananya cukup ramai.
Sebelum turun dari mobil, Taehyung memakai masker putih dengan kacamata ala Harry Potter. Tidak lupa ia juga memakai topi Celine putih. Sampai di dalam restoran, ia mengedarkan pandangannya untuk mencari gadis tersebut. Ia mendengkus kecewa saat tidak dapat menemukan gadis yang membuatnya repot-repot ke restoran ini.
Tidak begitu lama, gadis yang mengantarkan pesanannya tempo hari, sekaligus seorang penggemar berjalan membawa nampan berisi sepiring ayam dan minuman teh dalam kemasan botol, ke arahnya.
Melihat gadis itu selesai mengantarkan pesanan pelanggan, Taehyung pun menegurnya. Ia membuka maskernya sebentar.
Ketika mgadis itu berancang-ancang ingin teriak, Taehyung lekas meletakan telunjuk dibibirnya sendiri.
"Boleh duduk berdua?"
Gadis tadi memandang kanan dan kiri sebelum akhirnya mengangguk. Keduanya duduk di salah satu meja.
"Ada apa, Oppa?"
"Karyawan di sini ada berapa, ya?"
"Sembilan, Oppa. Empat di sift yang bergantian dan satu manager restoran."
Taehyung mengangguk. "Apakah ada yang sedang mengantar delevery-an?"
"Oh, tidak, Oppa, kami baru melayani delivery di atas, jam sembilan."
Apa dia sudah berhenti? Tanya Taehyung dalam hati. "Lalu apakah ada karyawan yang berhenti sekitar seminggu lalu?" lanjutnya.
"Ada, Oppa. Dia berhenti karena akan menikah."
Sontak tubuh Taehyung melemas. Firasatnya mengatakan kalau gadis itulah yang akan segera menikah. Gadis semenariknya tidak mungkin jomblo.
"Kenapa Oppa bertanya tentang karyawan sini?"
"Ah, tidak." Taehyung tersenyum pahit. "Oh ya, aku pesan ayam goreng, 14 potong yang rasa original."
****
Sambil menenteng paper bag, Taehyung masuk ke lift. Ia menekan angka lantai tempat apartemennya berada. Raut wajah lelaki itu tampak muram. Pupus harapannya untuk melepas rasa rindu yang telah membebani.
"Kenapa harus buru-buru menikah, sih. Dia kan masih muda." Taehyung menggumam kesal.
Setelah sampai di unit apartemen, ia menekan password dan masuk. Di ruang tengah terlihat para member Bangtan tengah berkumpul. Mereka terlihat bermain remi. Terdapat corengan arang di sebelah mata Jimin dan Namjoon.
Dalam keadaan mood yang tidak baik, Taehyung menegur singkat keenamnya. Setelah meletakkan paper bag berisi ayam goreng di tengah-tengah mereka, lelaki itu langsung pergi ke kamar. Ia juga menolak ajakan yang lainnya untuk ikut bermain remi.
"Ada angin apa sampai dia membelikan kita ayam goreng sampai tiga hari berturut-turut?" tanya Kim Namjoon.
Jungkook yang telah mengambil sepotong ayam goreng, langsung berceletuk. "Dia menyukai salah satu karyawan di restoran ayam, Hyung." Sesudahnya ia merutuki dirinya karena keceplosan.
"Maksudmu karyawan di restoran chicken family?" tanya Namjoon.
Jungkook meletakan telunjuk di jarinya. "Iya," katanya pelan, "tapi jangan bilang-bilang sama dia, ya."
Keenam pemuda itu, mengangguk.