Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah kenyataan 2
Kamu boleh mencicipinya, dan jangan bilang yang lain, Karena untuk perempuan ini hanya kita saja yang boleh, dia sudah melakukan perjanjian darah denganku, dan aku membiarkan kamu mencicipinya karena kamu juga adalah salah satu keluargaku Fatan" ungkap Galuh keluar dari sana
"Juragan, tolong jangan seperti ini, saya akan lakukan itu setelah saya tidak kesakitan lagi" mohon Pipit
"Berikan dia suntikan anti nyeri dan kamu bisa menikmatinya setelahnya" jawab Galuh tak peduli
"Sudah kamu menurut saja, aku akan lebih lembut padamu" bujuk Fatan mulai mengeluarkan sebuah obat dari dalam laci lengkap dengan alat suntiknya, dia menarik tangan Pipit dan memasukkan jarum suntik berisi cairan yang Pipit tidak tahu itu pada lengannya
"Setelah ini kamu akan merasakan nikmat yang tiada Tara, kamu kirim pesan dulu pada ibumu kalau kamu akan main di rumah temanmu, karena aku akan sangat lama bersamamu" bujuk Fatan membuat Pipit menelan ludahnya
Tanpa basa basi Fatan Langsung menerjang tubuh Pipit yang sejak tadi sudah terus berputar di pikirannya, dia melumat habis milik Pipit tanpa merasa jijik meski itu adalah bekas Galuh
"Aarrhhh ini akan sangat menyenangkan.. " racaunya setelah membenamkan senjatanya ke dalam sarungnya
Satu kali bahkan tidak cukup untuk Fatan menikmati Pipit, dia terus dan terus melakukan itu terlebih Pipit juga terlihat sangat menikmatinya setelahnya obat itu mulai bereaksi dan membuat Pipit juga menjadi terbiasa
Sejak saat itu Pipit setiap mengantar makanan ke rumah Galuh, dia juga akan masuk ke kamar itu untuk menjadi budak mereka berdua, tak jarang mereka melakukannya Langsung secara bersamaan dan membuat Pipit kewalahan
Flashback off
"Pipit....!" Jerit tangis pilu ibu Pipit Langsung menggema di rumah itu juga dengan tangisan Mardani yang merasa gagal melindungi anaknya sendiri
"Apa kamu akan melapor ke polisi Dan? Ini sudah termasuk tindakan kriminal" tanya Karman
"Tak ada bukti pak RT, dan bapak tahu sendiri kan, polisi disini adalah pengikut juragan Galuh juga" jawab Mardani mengepalkan tangannya
"Bajingan itu, aku harap dia menderita dan hancur sehancur hancurnya!" geram Mardani
Pipit yang terlihat putus asa terus di peluk ibunya yang terus menangis tak terima
"Sangat kasihan kamu istriku, aku akan menyayangimu dan memang sebaiknya kamu ikut aku saja ke kerajaanku, disana kamu akan bebas dari penjahat itu dan akan jadi ratuku" lirih Gandra mengusap rambut Pipit
"Suamiku bawa aku pergi, aku tidak mau disini dan menjadi budak orang jahat itu" pinta Pipit dengan tatapan kosong
"Kamu tidak bisa membawanya Gandra, dia sudah melakukan perjanjian darah dengan Galuh, lihat Sahara, rohnya meski sudah mati, dia tetap berada di rumah itu, termasuk Pipit, dia juga akan terjebak di rumah Galuh" bisik Rukmini
"Lalu aku harus bagaimana Rukmini?" Tanya Gandra, mereka sedang berada di sudut kamar Pipit karena Bintang juga masih di luar bersama bapak bapak yang lain untuk menunggu Karman
"Galuh sendiri yang harus membatalkan perjanjian itu dengan darahnya, setelah itu Pipit bisa bebas" jawab Rukmini, dia memagari area kamar Pipit agar jin suruhan Hala tidak bisa mendengar percakapan mereka
"Aku tidak Sudi Pipit menjadi budak lelaki itu yah, tolong lakukan sesuatu, anak kita jangan sampai terus di jadikan budak nafsu lelaki jahat itu yah" ucap ibu Pipit
"Aku juga sedang memikirkan cara yang bisa membuat anak kita terbebas bu, tapi itu sangat sulit, juragan Galuh tidak mungkin menyerahkan kembali apa yang sudah jadi miliknya" jawab Mardani
"Maaf pak Dani, bagaimana kalau kita yang ada disini berbohong saja" usul Bintang yang di minta masuk Karman
"Maksudnya berbohong bagaimana pak Bintang?" Tanya Karman
"Kita katakan kalau Pipit memiliki penyakit kelamin, juragan Galuh pasti akan melepaskan Pipit karena dia tidak mau tertular" bisik Bintang
Semuanya saling pandang dan akhirnya setuju dengan Bintang
"Juragan Galuh ada di luar bersama ajudannya si Fatan" bisik Maman masuk ke dalam kamar Pipit
Galuh masuk ke dalam rumah Mardani dengan sikap angkuh dan tatapan tajam
"Maaf juragan, saya jadi tidak bekerja di lahan juragan sore Ini, karena mencari Pipit" ungkap Mardani berpura-pura sopan
"Apa dia sudah di temukan?" Tanya Galuh menatap tajam Mardani
"Sudah juragan, dia ada di kamarnya sedang beristirahat, dia di culik genderuwo juragan" jawab Mardani menunduk
Galuh menatap Hala yang selalu berada di sampingnya tanpa terlihat siapapun, dan Hala mengangguk bahwa Mardani berkata benar
Ceklek
Pintu terbuka dan Pipit melihat ke arah Galuh dengan mata ketakutan, dia juga meremas selimut yang dia pakai
"Saya dengar kamu hilang, makanya saya ingin memastikan" ucap Galuh menatap Pipit
"Apa sudah di periksa bidan atau dokter?" Tanya Galuh yang tatapannya tak sengaja beradu dengan Bintang
Dia menelisik penampilan Bintang dari atas sampai bawah, Bintang yang punya perawakan tinggi tak kalah dengan Galuh, juga memiliki mata yang meneduhkan dan wajah yang sangat tampan
"Dokter sudah memeriksa Pipit tadi tuan, tapi.... " Ucap Mardani terhenti dan ibu Pipit kembali menangis
"Ada apa!" Bentak Galuh
"Pipit kemungkinan menderita penyakit kelamin tuan, saya juga tidak tahu kenapa tapi saya yakin anak saya ini masih suci" jawab Mardani nunduk
"Bawa dia ke rumah sakit besar dan periksa lebih lanjut, pasti ada kesalahan periksa" perintah Galuh menatap sinis Bintang yang juga menatapnya tajam
"Baik tuan" jawab Fatan menelepon ambulans
"Aku tunggu hasilnya secepatnya dan jangan harap kamu bisa kabur karena anakmu ini adalah milikku Mardani, dia sendiri yang menyerahkan dirinya padaku" bisik Galuh tegas
"Saya pamit, karena hari sudah hampir pagi" ungkap Bintang
"Iya pak Bintang, terima kasih karena sudah membantu mencari Pipit semalam" jawab Mardani
"Ayo pak Karman, kita pulang bersama" ajak Bintang
"Tunggu, kamu cucu dari Bagaskara Darmawan?" Tanya Galuh
"Iya saya cucunya, cucu kandungnya" jawab Bintang tersenyum sopan lalu pamit untuk pulang
Di jalan
"Apa rencana ini akan berhasil pak Bintang? Juragan Galuh ternyata membawa Pipit ke rumah sakit besar, Pipit pasti sangat di sukai oleh dia dan juga si Fatan itu" tanya Karman
"Saya juga tidak tahu pak, saya pikir Galuh akan percaya begitu saja karena dia memiliki banyak perempuan, jika berkurang satu harusnya itu tidak masalah kan" jawab Bintang
"Mungkin dari banyak perempuan itu, hanya sedikit yang melakukan perjanjian darah dengan juragan Galuh pak Bintang" ungkap Karman
"Mungkin pak Karman benar" jawab Bintang
Sampai di rumah menjelang subuh
"Papa pasti ngantuk" ucap Silvia setelah Bintang selesai mandi dan berpakaian
"Iya ma, tapi tanggung sebentar lagi subuh" jawab Bintang memakai peci dan juga menggelar sajadahnya bersama yang lain
"Apa Pipit di temukan pa?" Tanya Dimas
"Dia di culik genderuwo penunggu Danau" jawab Bintang
"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un, lalu bagaimana pa?" Tanya Silvia
"Dia malah terlihat ingin ikut Genderuwo itu dan ingin tinggal dengannya karena merasa di sini dia tersiksa" jawab Bintang lalu menceritakan apa yang di ungkapkan Pipit tadi di rumahnya
"Kasihan anak itu, jangan katakan ini pada siapapun ya ma, Dimas, bi Sumi" pinta Bintang
"Iya pa, den" jawab semuanya
"Sahara mau shalat juga" celetuk Sahara duduk di samping Dimas
"Kalau kamu mau shalat itu pakai mukena, rambutmu saja menutupi wajah begitu" gerutu Dimas
"Belikan Sahara seperangkat alat sholat di bayar tunai dan kita menikah hihihi" balas Sahara berguling guling di ruangan itu dan membuat semuanya tertawa
"Kamu akan aku hadiahi mukena, akan aku sumbangkan ke masjid atas namamu" ungkap Bintang tersenyum lembut
"Cah bagus memang baik, nanti Sahara punya mukena baru" ungkap Sahara semakin senang
Setelah adzan berkumandang, mereka shalat dengan khusuk
Bersambung
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye