Cerita ini kelanjutan dari( Cinta tuan Dokter yang posesif).
Reihan Darendra Atmaja, dokter muda yang terkenal begitu sangat ramah pada pasien namun tidak pada para bawahannya. Bawahannya mengenal ia sebagai Dokter yang arogan kecuali pada dua wanita yang begitu ia cintai yaitu Mimi dan Kakak perempuannya.
Hingga suatu hari ia dipertemukan dengan gadis barbar. Sifatnya yang arogan seakan tidak pernah ditakuti.
Yuk simak seperti apa kisah mereka!. Untuk kalian yang nunggu kelanjutannya kisah ini yuk merapat!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Makan siang
Reihan menghentikan langkahnya saat telinganya tidak sengaja mendengar percakapan Oma dan Maminya membahas Adelia yang katanya ingin menjadi bagian keluarganya dan itu artinya Adelia menginginkannya.
Reihan menajamkan telinganya mendengar percakapan dua wanita yang paling ia sayangi itu, bukan bermaksud untuk menguping tapi ia ingin tahu apa tanggapan Maminya. Ia tahu selama ini Adelia berusaha untuk bisa mendapatkannya dan entah sudah berada banyak cara yang wanita itu lakukan namun sampai detik ini tidak ada satupun yang berhasil.
"Ma...aku memang ingin Reihan segera menikah, tapi aku tidak ingin ikut campur dalam urusan asmaranya. Aku tidak ingin apa yang aku dan Papinya Rei alami diawal pernikahan kami dulu dialami Rei, Ma. Dan Mama tahu bukan kalau Rei tidak menyukai Adelia," ucap Dea.
Marisa terlihat menghela nafas panjangnya."Ya... sebenarnya Mama juga tidak begitu menyukai Adelia tapi teman Mama hanya ingin mendekatkan mereka," jawab Marisa.
"Cukup dulu Kalen yang kita jodohkan Ma, jangan ulangi pada Reihan. Dulu Papa setuju itu karena
Kalen dan Dea memang sudah kenal meski Kalen saja saat itu tidak menyadari siapa Dea. Biarkan Reihan menemukan gadis yang akan menjadi pendampingnya," ucap Rendra ikut menimpali.
"Ya baiklah," jawab Marisa.
Sementara itu Reihan yang berdiri tidak jauh dari mereka menghela nafas beratnya. Ia bersyukur jika Maminya dan Opanya tidak setuju dengan keinginan Omanya. Ia belum berkeinginan untuk menjalin hubungan serius dengan siapapun untuk saat ini. Belum ada yang menggetarkan hatinya.
Reihan melanjutkan langkahnya menaiki tangga, tubuhnya benar-benar lelah setelah seharian bekerja. Hari ini ia bekerja tanpa adanya asistennya yaitu Jessi. Gadis itu ia liburkan karena masih dalam suasana berkabung.
Reihan merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur setelah melepas sepatu dan kancing kemejanya. Ia menatap langit kamar dengan tatapan kosongnya. Hidupnya nyari sempurna dan Ia memiliki segalanya, baik itu harta maupun kepopuleran sebagai dokter. Tapi tetap saja ia merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya.
Ting
Aska
📩: Rei... besok kita kumpul di kafenya Uncle Faris, anak anak yang lain sudah pada Oke.
Reihan mendudukkan tubuhnya membaca pesan dari Aska mengajaknya untuk kumpul. Memang diantara mereka, dirinya yang sering kali tidak hadir itu dikarenakan waktunya tersita oleh pekerjaan.
Aska
📩: Aku tidak menerima alasan apapun Rei, kali ini kamu harus datang.
✉️:Ya...
Setelah membalas pesan Aska dengan singkat dan pada memutuskan untuk membersihkan tubuhnya. Ia ingin beristirahat sebelum besok pagi ia akan kembali ke rutinitasnya sebagai Dokter.
***
"Ayo Jessi, turun. Kamu itu harus melanjutkan hidupmu. Tante Aisyah sudah tenang di alam sana dan kamu itu harus melanjutkan hidup. Aku traktir kamu hari ini sepuasnya," ucap Reska mengajak sang sahabat untuk makan siang di restoran milik calon mertuanya mumpung weekend.
"Iya Res, iya," jawab Jessi. Niatnya menghabiskan weekend dengan rebahan sembari membaca novel online kesukaannya harus buyar karena kedatangan sahabatnya.
"Nah gitu dong. Mumpung Aiden ada acara dengan para sepupunya aku jadi punya waktu sama kamu tanpa direcoki pria bucin itu," ucap Reska merentangkan kedua tangannya.
Jessi menutup pintu mobil setelah turun dari mobil menatap restoran mewah dihadapannya."Res...kamu yakin kita makan disini?. Ini restoran mewah loh Res?," tanya Jessi. Ia tahu sahabatnya ini memiliki banyak uang tapi ia tidak ingin sahabatnya ini menghambur-hamburkan uang demi dirinya.
Reska memperlihatkan kartu member pada sahabatnya."Dengan kartu ini kita bisa makan apapun," jawab Reska. Ia memang di berikan kartu member oleh sang kekasih dan itu khusus untuknya. Setiap apapun yang ia pesan akan mendapatkan potongan harga sebesar 50%.
Jessi menggeleng pelan melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Ayo!," Reska menarik tangan Jessi untuk mengikutinya memasuki restoran. Ia pernah diajak sang kekasih ke sini satu kali dan saat itu adalah ketika Aiden melamarnya. Suasana restoran cukup ramai karena Weekend apalagi menu makanan yang ramah dikantong.
Jessi dan Reska tampak mengedarkan pandangan mencari meja kosong untuk mereka tempati. Namun nihil semua meja terisi penuh dan tidak ada tempat yang bisa mereka duduki.
"Penuh ini Res," bisik Jessi.
"Kamu benar. Tapi dilantai atas masih ada tempat kok, semoga saja tidak penuh," jawab Reska menarik tangan sahabatnya itu menuju lantai dua restoran.
"Ini restoran miliknya tunangan kamu?," tanya Jessi menatap interior restoran yang menurutnya mewah.
Reska menggeleng cepat."Bukan Jessi. Tapi miliknya Om Faris, Papanya Aiden," jawab Reska. Ia sudah mengatakan itu tadi pada sahabatnya ini tapi entah kenapa Jessi malah tidak menyimak.
"Oh"
"Maaf Mbak, masih ada meja kosong kan diatas?," tanya Reska pada pelayan restoran yang kebetulan turun dari lantai atas.
"Ada satu Mbak kalau tidak salah," jawab pelayan itu dengan ramah.
"Terimakasih ya Mbak informasinya," ucap Reska diangguki pelayan itu.
"Ayo Jessi, aku yakin kamu pasti akan suka dengan menu makanan restoran ini," ujar Reska dengan penuh semangat.
Sesampainya di lantai atas, Jessi nisan Reska langsung menuju meja kosong. Mereka di arahkan pelayan menuju meja yang letaknya disudut ruangan.
"Huh... tidak apalah, yang penting itu kita dapat tepat
duduk," ucap Reska setelah mendudukkan bokongnya diatas kursi.
Reska meminta Jessi untuk memesan makanan apapun yang ingin sahabatnya itu pesan setelah pelayanan berikan daftar menu kepada mereka. Hari ini ia akan mentraktir sahabatnya itu makan sepuasnya di sini.
Tanpa mereka sadari tidak jauh dari meja mereka Aiden dan Zidan baru saja datang. Keduanya langsung menduduki meja yang sudah mereka booking sebelumnya. Dan Aidan tidak mengetahui jika kekasihnya sekaligus tunangannya itu juga akan makan di restoran ini karena Reska tidak memberitahunya di mana dia dan sahabatnya makan siang.
"Mana Reihan, Ai?," tanya Aska. Pria itu adalah orang pertama datang. Mumpung hari ini ia free yang mengajak para sahabatnya untuk berkumpul disini. Jarang mereka memiliki waktu untuk berkumpul bersama.
Aiden mengedikan bahunya keatas."Aku tidak tahu," geleng Aiden.
Tidak lama tampak Zain datang dan langsung duduk di kursi kosong yang tersedia. Ia harus menyakinkan tunangannya terlebih dahulu jika ia memang betul-betul kumpul dengan para sepupunya.
"Reihan belum datang?," tanya Zain.
"Belum, palingan tidak datang," jawab Aiden. Sepupunya itu sangat sulit untuk memiliki waktu luang untuk bersantai.
"Katanya dia akan datang, aku sudah konfirmasi dia semalam," ucap Aska.
Dan benar saja tidak lama kemudian Reihan tampak datang. Pria yang mengenakan pakaian kasualnya itu mencuri perhatian para pengunjung terutama pengunjung perempuan.
"Akhirnya bintang utamanya datang juga," ledek Aska saat Reihan mendudukkan bokongnya di sebelahnya.
"Kak...itu bukankah tunangan Kakak, kan?. Siapa pria yang duduk dihadapannya?," tanya Zidan yang tidak sengaja melihat calon Kakak iparnya itu.
Aiden langsung memutar tubuhnya, benar saja itu Reska bersama sahabatnya dan juga seorang pria yang duduk dengan posisi membelakanginya.
Reihan juga melihat kearah sana dan tatapan pria itu menajam saat melihat Jessi, asistennya duduk dihadapan pria yang tidak bisa ia kenali karena posisi pria itu duduk membelakangi mereka.
...****************...