Cerita tentang dua keluarga hebat, bersatu melalui penerus mereka. Yang mana Zayd, dari keluarga Van Houten. Dan si cantik Cahaya, dari keluarga Zandra...
Ingin tau kisahnya?? Cuss... otewe keun guys🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Domi
"Bokem datang" ucap Milka tertawa, karena melihat wajah bete Zayd
"Sini yang, jangan di situ. Anak si Zara yang satu itu, emang biang rusuh." ucap Zayd, menarik Cahaya agar lebih dekat dengannya. Cahaya tertawa kecil, namun ia menurut maunya Zayd.
"Onty Ca, napain di citu. Tinih... detet-detet Domi, danan detet-detet yan jelet. Nanti jadi itutan jelet, mendinan tama Domi yan danten na inda tetolon ladih. Tudah tepelti palenan danten, nait tudah." ucap Domi, membuat Davina melirik tajam pada abangnya itu
"Bukan ganteng yang ga tertolong, tapi otak kamu yang udah ga ketolong lagi. Pergi sana, jangan ganggu. Hush hush..." ucap Zayd
"OM JAY, DANAN BILAN DITUH. CATIT HATINA DOMI LOH, DADIH LAPAL TAN INI. Pahadal ladih diet Domi tuh..." ucap Domi, seraya mengusap perut buncitnya
"Jangan diet, nanti ga laku kalo di sewain." balas Zayd, membuat kedua mata Domi membulat sempurna
"HWAAAAAA.... MAMA, DOMI NAU DI TEWAIN TAMA OM JAY" teriak Domi seraya menangis, Zara memelototi adiknya. Namun yang di pelototi, hanya memalingkan wajah kesal.
"Nggak sayang, siapa yang mau sewain Domi. Orang mama mau tuker tambah kok..."
"HWAAAAAAA... nau di tutel tandah, nati dapetina yan jelet." makin kejer lah tangisan Domi, Davina tertawa melihat abangnya ketakutan
"Tamu tan nau di daptalin tulban taun depan, dadi halus gundut." mendengar ucapan adiknya, Domi semakin takut.
"DOMI INDA NAU DADIH TATE, ONTY CAAAAA.... TOLONIN ANAT DANTEN INI." Cahaya membuka kedua tangannya, agar Domi masuk ke pelukannya. Namun sayang seribu sayang, Zara menahannya. Melihat wajah muram sang adik, takut anaknya beneran di qurbanin.
Dua bocah kembar, yang memiliki tubuh anak pada umumnya. Walau pun suka ngemil, juga sangat menyukai masakan Zara dan Laras. Apalagi kue-kue di toko Ajeng, selalu membuat mereka tergiur untuk melahapnya. Tapi tak membuat, tubuh kedua anak itu menjadi gemuk.
Dengan tubuhnya, baik Dominic atau pun Davina. Tak bisa menyembunyikan, paras tampan dan cantiknya. Banyak yang menyukai baby twins, apalagi dengan kecerewetan Domi dan kejutekan Davi. Zara membiarkan keduanya menjadi model, untuk produk dari usaha keluarganya. HANYA KELUARGANYA SAJA... tidak untuk yang lain.
"Bohong sayang, mama becanda." Zara tertawa, melihat putranya yang ketakutan.
"Dom, palenan itu kan... Yang kalo habis berantem, ayo kita palenan." celetuk Satriya
"Itu mah dalenan, janan mutuhan. Palenan yan nitahna tama putili.." jawab Domi, membuat Satriya tertawa (maksudnya balenan ya, nu sunda mah ngarti)
"Terus putili itu, yang bukan ibu kandung kan?" tanya Milka ikut iseng
"Itu mah ibu tili" Domi sudah mulai kesal, Zara memukul Satriya daan Milka. Namun bukan nya kesakitan, mereka malah tertawa kencang
"Udah udah, ga usah di dengerin onty sama om nya. Di dapur ada rainbow cake, mama baru buat tadi." ucap Zara, yang langsung menghentikan tangisan itu
"OTEH" Domi dan Davi berlari ke dapur, membuat semua orang dewasa di sana menggelengkan kepala mereka
"Bilangnya mau diet, emang dasarnya pada gembul." gumam Zayd
.
.
"Yah, Zayd mau ajak baby Ca jalan-jalan" ijin Zayd, pada Sigmund
"Berdua?" Zayd menggelengkan kepalanya
"Rame-rame yah, Zara ma yang lain juga ikut." jawab nya
"OK, hati-hati kalian. Jagain baby Ca, harus pulang tanpa ada lecet." ucap Sigmund memperingatkan, ia tak bisa menetapkan jam malam. Karena sudah pasti putrinya akan menginap di kediaman Laras. Namanya juga anak muda, jam segini baru berangkat. Ya pasti ga akan sebentar, dia juga pernah mengalaminya.
Cia hanya diam menyimak, ia membiarkan sesama pria itu berbicara.
"Pasti ayah" tak lama Cahaya turun, dengan pakaian sopan. Menggunakan celana panjang, juga hoodie pasangan dengan Zayd. Rambutnya hanya di ikat separo, karena tak di ijinkan ikat ekor kuda oleh Zayd.
"Kalo gitu kami pamit yah, Assalamu'alaikum" Zayd dan Cahaya, mencium punggung tangan Sigmund dan Cia
"Wa'alaikum salam"
"Hati-hati sayang, kalo ada apa-apa hubungi ibu dan ayah." ucap Cia, Cahaya mengangguk
.
.
"Mau beli cemilan ga yang?" tanya Zayd, Cahaya mengangguk
Zayd menghentikan mobilnya, di depan mini market. Keduanya turun, lalu masuk ke mini market. Zayd mengambil keranjang, Cahaya berjalan lebih dulu ke rak camilan.
"HEH, MAU MALING LU HAH?!" Cahaya dan Zayd saling tatap, mereka pun melangkahkan kakinya keluar rak. Di sana terlihat pegawai mini market, sedang memaki anak-anak.
"Nggak kak, saya mau beli susu sama roti." jawab anak itu
"ALESAN LU, DUIT DARIMANA? DAPET NYURI JUGA?" anak itu menggelengkan kepalanya cepat
"Nggak kak, saya habis jual rongsok." anak itu memperlihatkan uangnya, yang sudah lecek karena di genggam erat olehnya.
Bukannya kasihan, pegawai itu malah menepis tangan anak itu. Membuat uang yang di pegang anak itu, berhamburan di lantai. Cahaya terkejut melihatnya, apa-apaan ini?
"UANG LO ITU KOTOR, KELUAR LO. BIKIN KOTOR PEMANDANGAN AJA LO, BU... AKH"
"BERANI LO DORONG DIA, GUE DORONG LU DARI ATAS."
GLEK
Pegawai itu pun langsung terdiam, ia menjaga jarak dari anak tadi.
"Apa hak lu menghakimi anak ini? Tau darimana lu kalo ni anak mau nyolong? Di sini ada CCTV kan, kita buktiin. Ni anak mau nyolong apa mau beli, jangan asal nyablak kalo punya mulut. Jangan mentang-mentang anak ini pake baju lusuh, lu jadi petantang petenteng. Lu sendiri udah liat, kalo ini anak bawa duit. Kenapa masih di tuduh juga? Emang kenapa kalo duit dapet jual rongsok? Ga sekotor mulut lu kan, mulut lu kagak pernah di ajarin pelajaran agama apa gimana?" lanjut Grisha, yang ternyata ia juga mampir ke mini market tersebut
Cahaya yang mendengar suara sahabatnya, langsung berbalik.
"Loh? Ica? Ngapain lo di mari?" tanya Cahaya
"Mau beli sajen, kali aja ada sajen yang bisa nyantet ni orang." Cahaya menahan tawanya, begitu juga dengan beberapa pengunjung
"Sendiri?" tanya Cahaya lagi
"Bedua ma bayangan gue, lu ga liat gue berdiri depan lu sendirian apa? Lu lagi nanya, apa lagi ngejek kesendirian gue?" jawab Grisha, namun ia malah jadi kesal mendengar pertanyaan Cahaya. Udah mah dia kesel, liat pegawai semena-mena. Di tambah ma sahabatnya, yang banyak tanya.
Tawa Cahaya pun pecah, ia bahkan tak terpikirkan untuk menyenggol ke jombloan sahabatnya itu. Bisa-bisanya ni anak, kepikiran jauh sampe ke sana.
"Su udzon lu mah ihh, ya aneh aja lu mau kemana tadinya. Kok bisa-bisanya nyasar ke mini market sini, perasaan rumah lu berlawanan ma arah sini." tanya Cahaya
"Oohh... gue habis dari toko kue nenek Ajeng, nenek nya laki lu. Itu kan, ga jauh dari sini. Nyokap minta pesenin beberapa kue, buat arisan besok. Sekalian aja gue jalan-jalan, niat hati mau beli minum. Malah liat monyet ngomelin anak orang, pas ada lu juga." Cahaya mengangguk
"HEH, ANAK KECIL...
lanjutttt mak
masih bocil udah pinter ngegombal🤣🤣
pasti zayd tambah cinta😘😍 karna cahaya keren badass sekali cocok lah sama zayd.. jangan di kasih cewek yg lemah ya maakkk😘
dasar Domi si gembul, makan terus. awas loh nanti jadi kayak gentong😅