NovelToon NovelToon
Bukan Istri Bayangan

Bukan Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Dokter
Popularitas:553.3k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Bertahun-tahun memendam cinta pada Bagaskara, Aliyah rela menolak puluhan lamaran pria yang meminangnya.

Tak disangka, tepat di hari ulang tahunnya, Aliyah mendapati lamaran dari Bagaskara lewat perantara adiknya, Rajendra.

Tanpa pikir panjang Aliyah iya-iya saja dan mengira bahwa lamaran itu memang benar datang dari Bagaskara.

Sedikitpun Aliyah tidak menduga, bahwa ternyata lamaran itu bukan kehendak Bagaskara, melainkan inisiatif adiknya semata.

Mengetahui hal itu, alih-alih sadar diri atau merasa dirinya akan menjadi bayang-bayang dari mantan calon istri Bagaskara sebelumnya, Aliyah justru bertekad untuk membuat Bagaskara benar-benar jatuh cinta padanya dengan segala cara, tidak peduli meski dipandang hina ataupun sedikit gila.

.

.

"Nggak perlu langsung cinta, Kak Bagas ... sayang aja dulu nggak apa-apa." - Aliyah Maheera.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20 - Sudah Mencintaiku?

“Ah apa yang kulakukan sebenarnya? Kak Bagas marah nggak ya? Tapi tadi cuma diem doang sih … nggak ada tanda-tanda kalau dia marah.” Dalam kesendirian, Aliya masih merenungi kelakuannya tadi pagi.

Kelakuan nekat yang sebenarnya tidak sengaja, Aliya coba-coba saja dan mengikuti kata otak karena jika minta cium, agaknya tidak mungkin. 

Apalagi jika menunggu inisiatif Bagaskara sendiri, makin mustahil lagi dan Aliya sungguh tidak bisa menunggu sampai hal itu terjadi.

Dengan wajahnya yang terasa panas, Aliya menatap nanar tanpa arah. Sepanjang hari, dia sama sekali tidak fokus, beruntung saja pasien tidak terlalu banyak datang padanya.

Jika saja Aruni masih bekerja bersamanya, mungkin Aliya tidak akan mampu menahan diri untuk tidak bicara.

Minimal menyombongkan diri karena sudah berhasil membuat Bagaskara menciumnya sebelum bekerja sebagaimana yang kerap kali Rajendra lakukan pada Aruni. 

Ya, yang tadi dia lakukan sebenarnya terinspirasi dari pasangan manis itu, Rajendra dan Aruni dan kemudian dia realisasikan lewat Bagaskara.

Sedikit tidak menyangka juga bahwa caranya berhasil dalam menjebak Bagaskara ke dalam lubang yang mengharuskannya melakukan hal itu.

“Ah sweet banget … ntar malem aku nggak bakal cuci muka deh, biarin aja begini,” ucap Aliya kembali bermonolog dan mengungkapkan kebahagiaannya atas kecupan manis di kening itu.

Senyum hangat di wajah cantiknya kian terukir nyata tanpa ada orang lain di hadapannya. 

Beberapa yang melihat mungkin akan mengatakan Aliya kurang waras, terlebih lagi saat ini dia sengaja menunggu di halte tepat di depan rumah sakit hanya demi menghayal lebih dulu sebelum pulang.

Murni menghayal dan tidak ada tujuan lain sama sekali. “Bentar … ini jam berapa? Ntar Kak Bagas nunggu, ‘kan bahay–eeh?”

Lamunan Aliya seketika buyar tatkala sebuah mobil yang cukup familiar di matanya berhenti tepat di depan halte.

Tanpa diminta, demi Tuhan Aliya tidak salah lihat dan yang dia saksikan saat ini benar-benar Bagas.

Ya, sekali lagi memang Bagaskara dan wanita itu cukup terkejut sampai dia sontak berdiri dan menghampiri pria itu.

“Kakak jemput aku?” Sengaja Aliya tidak naik lebih dulu tepat di saat Bagaskara membuka jendela dan memperlihatkan wajah tampannya.

“Menurutmu? Apa ada orang lain di sini?”

Agak sedikit tajam pertanyaan Bagaskara dan Aliya tetap menanggapinya dengan wajah ceria seperti biasa. “Hihi, iya juga.”

Bergegas Aliya masuk tanpa diminta, jelas khawatir diamuk Bagaskara yang memang tidak bisa diterka isi hatinya.

Wanita itu duduk manis tepat di sisi suaminya, tas dan segala yang melekat di tubuhnya disusun sedemikian rupa hingga mobil Bagas terasa begitu berbeda.

Sementara Aliya mengatur posisi nyaman, Bagas tetap menunggu dan tidak segera melaju, mungkin khawatir Aliya akan terpental ke depan.

“Aduh gimana sih ini?” Dia bertanya, lebih kepada dirinya sendiri tatkala mencoba meletakkan tumbler di sisinya.

Bagaskara tentu melihat keresahan itu dan segera mengambil tindakan.

Mulutnya diam, sama sekali tidak bicara, tapi tangannya jelas ke mana. “Besok-besok bawa yang lebih besar, galon kalau perlu.”

“Ih?” Tadinya diam, sekalinya bicara justru setajam itu hingga membuat Aliya tergelak, tapi berusaha ditahan.

Jika saja orang lain yang bicara, mungkin Aliya dengan tegas akan berkata "Rese banget kenapa sih?" . Namun, berhubung yang bicara adalah seorang Bagaskara Baihaqi, bagi Aliya tidak masalah.

Sepanjang perjalanan, Aliya sebahagia itu. Sesekali dia melirik ke arah Bagaskara yang masih tetap fokus mengemudi di sisinya.

Ingin Aliya berbasa-basi untuk sekadar bertanya tentang keseharian yang telah Bagas lewati. Akan tetapi, nyalinya tidak sebesar itu meski lantaran khawatir Bagas tiba-tiba menepi.

Alhasil, karena pertimbangan itu Aliya memilih untuk berdiam diri hingga benar-benar tiba di kediaman utama mereka.

Sama sekali dia tidak bicara dan tepat di saat turun, dia dengan keadaan kurang sadar melenggang begitu saja.

Meninggalkan tas, jas serta tumbler segede gaban yang Bagas anggap pentungan itu.

“Ck apalagi maksudnya? Dia membebankan semua ini padaku?” Bagas mengomel, tapi nyatanya tetap dia bawa juga.

Semua barang-barang yang Aliya tinggalkan di mobil, hal-hal yang dulu Rajendra lakukan dan dia ejek terang-terangan kini justru Bagas rasakan.

Membawakan tas dan perlengkapan istri yang agaknya tidak memiliki kekuatan lagi ketika sudah punya suami.

.

.

Brugh

“Ah leganya ... nggak expect bakal dijemput, Kak Bagas lagi mabok ya? Apa mungkin udah mulai buka hati?” Aliya bergumam pelan tepat beberapa menit pasca menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.

Dia berpikir bahwa Bagas mulai membuka hati, tetapi ternyata itu belum selesai. “Eh atau, jangan-jangan dia malah udah sayang?”

Makin parah lagi, Aliya berpikir bahwa Bagaskara sudah menyayanginya dan tentu saja ini melampaui batas normal.

Dia terus menerus dengan khayalan gila di otaknya. Hingga, khayalan itu terhenti tepat di saat pintu terbuka dan memperlihatkan Bagaskara berdiri tepat di ambangnya.

“Eh? Kak Bagas? Kok bawa barang-barangku?”

“Menurutmu?” Sama seperti tadi, Bagaskara justru balik bertanya tatkala Aliya bertanya karena memang pertanyaan itu terlalu konyol sebenarnya.

Aliya mengekor ke mana jalannya Bagas, dan pria itu sejenak melirik ke arah istirnya. “Ini, taruh di mana?”

“Ehm sana saja boleh,” ucap Aliya tanpa sadar menunjuk ke arah meja tepat di hadapannya.

Sedikitpun tidak ada niat memerintah, tapi spontan saja. Dan, lucunya Bagaskara justru mau-mau saja mengikuti kehendak sang istri yang sebenarnya agak di luar logika.

Melihat Bagaskara yang bersedia melakukan ini dan itu untuknya, Aliya mulai besar kepala. Dia gede rasa dan perlahan mendekati sang suami demi menanyakan sesuatu tentu saja.

“Ehem!!”

Dia berdehem, hal itu sukses meraih atensi Bagaskara yang lagi-lagi melirik ke arahnya. Hanya mata, tapi tangannya tidak berhenti dari aktivitas yang bermaksud membuka dasinya.

“Katakan, kamu mau bilang apa?” Pertanyaan itu datar, tapi terkesan hangat hingga Aliya makin yakin dengan keputusannya.

Sejenak, dia menggigit bibir karena gugup luar biasa. “Ehm aku boleh nanya sesuatu?”

“Boleh, tanyakan saja.” Tanpa sedikitpun merasa keberatan, Bagaskara mempersilakan Aliya untuk bertanya.

Kembali wanita itu menunduk, pertanyaan yang akan dia lontarkan cukup butuh keberanian hingga Aliya tidak kuasa untuk langsung mengungkapkan. “Sejauh ini ....”

Tanpa kecurigaan berlebih, Bagas menanggapi seadanya karena dia kira, Aliya hanya akan menanyakan sesuatu yang bersifat biasa. “Apa?”

“Sejauh ini, apa Kak Bagas sudah mencintaiku?”

.

.

- To Be Continued -

1
Fitriatul Ilmi
komprin terus jend; biar si babang satu ini luluh sama biniknya/Facepalm/
Fitriatul Ilmi
aduh adek meleleh bang/Kiss/
Herlita Liem
lanjut Thor makin seru ceritanya....😍😍
Hafifah Hafifah
kelakuannya kayak bocah ya gas 🤭🤭
Hafifah Hafifah
menghayati banget ya Al
Hafifah Hafifah
ngarep ya bang dikejar ama istrinya
Teh Yen
Aliya oh Aliya ada aj pembahasannya hihii Bagas bener" cocok sama Aliya yg atu diem yg atu cerewetnya level dewa 😅😅😅
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
aliya benar. 😁😁😁😁😁
jangan sampai ada lelaki lain yang menyayangi aliya melebihi kamu, bagas
վօօղíҽ̀z࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Dasar piring, berisik aja elu 😆😆..
Kagak tauu ape, duo makhluk itu lagi kasmaran 😆..
Elu jadi saksi bisuuuu, gitu aja kagak paham, ngiri yaaa 😆...
վօօղíҽ̀z࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Itu kan menurutmu Al, dahal kuping Bagas bisa menangkap suara infrasonik 🙊😅...
So selirih apapun suaramu selama tidak memakai bahasa kalbu Bagas bakalan dengar 😅..
Lain kali hati-hati ngomongnya apalagi kalau mau bully Bagas 😆✌...
🌸WD🌸
hati hati..keselek
🌸WD🌸
pisau: maaf nggak bisa bantu steaknya udah habis..mau mencari kegitan motong udah nggak ada yg dipotong..
🌸WD🌸
Aliya candaanmu selalu membuat dag dig dug derr..🤣🤣
~Ni Inda~
Habis ni sendok lg yg ngedumel 🤣🤣
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
~Ni Inda~
Nah loohhh..kena kamu Gas 🤣🤣
Hasanah Purwokerto
Biarin aja pir..pir...kamu ga usah ikutan kumat yaaa🤭🤭🤭
Sri Prihatinie
ya ampun alya🤭
MD...
Keselek bang???
MD...
haccciiiwwwww🤧🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!