NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:176.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan ambil roti Gauri

Baru dua hari menjadi guru baru di Royal School, Devan telah menjadi buah bibir seluruh penghuni sekolah. Mulai dari guru-guru, staf wanita, murid-murid perempuan, bahkan sampai cleaning service. Popularitas Devan naik cepat sekali.

Sampai ada guru-guru perempuan yang masih lajang yang selalu cari kesempatan buat jadi perhatian Devan. Sayangnya, pria itu terkenal killer. Tidak ada yang bisa mendekatinya terang-terangan. Bahkan saat ada guru yang caper dengan bicara panjang lebar, Devan langsung bilang jangan terlalu buang-buang waktu yang tidak ada gunanya.

Sampai satu minggu dia mengajar, tidak ada lagi murid yang berani bolos di jam pelajarannya.

Reputasi Devan sebagai guru killer sudah menyebar ke seluruh sudut sekolah seperti angin yang membawa gosip tiap kali bel istirahat berbunyi. Di kantin, para guru perempuan sering pura-pura melewati mejanya hanya untuk mengintip wajah dingin itu dari samping. Di lorong, para murid perempuan yang biasanya berisik berubah jadi patung begitu langkah sepatu kulitnya terdengar. Bahkan satpam pun mendadak tegap begitu Devan lewat.

Bukan karena Devan galak, dia jarang menaikkan suara. Tapi tatapannya … tajam, dingin, dan penuh wibawa. Seolah sekali ia menatap, semua orang tahu mereka harus berperilaku bagaimana.

Dan Devan sama sekali tidak peduli dengan popularitasnya yang mendadak meroket.

Baginya, Royal School hanya tempat kerja. Tempat ia mengajar, menyelesaikan jam mengajar, lalu pulang. Tidak lebih.

Sayangnya, murid-murid dan beberapa guru punya pendapat lain.

Di ruang guru, dua guru perempuan sedang sibuk berdandan diam-diam sambil melihat pantulan wajah mereka di layar ponsel.

"Aku dengar tadi dia lewat depan perpustakaan," bisik salah satu dari mereka, bu Raras.

"Aku harus pura-pura pinjam buku biar kelihatan ketemu natural."

Temannya, bu Mira, mendengus.

"Natural apanya? Kamu tadi pakai lipstick lima lapis."

Belum sempat mereka berdebat, pintu ruang guru terbuka. Devan masuk sambil membawa map tebal berisi tugas siswa. Tidak ada satu pun yang berani bersuara. Suasana sunyi seperti perpustakaan. Setelah menaruh map tersebut di atas mejanya, pria itu keluar begitu saja.

Bu Raras mendesah patah hati.

"Gitu doang? Nggak nyapa kita? Nggak senyum? Hufft, senyumnya pak Devan kok mahal banget ya? Aku belum pernah lihat dia senyum sejak pertama kali melihat dia ngajar di sekolah ini.

Bu Mira ikut mengiyakan. Keduanya menarik nafas panjang. Di luar, Devan berjalan menuju kebun sekolah. Tempat yang jarang sekali di datangi orang. Dia tidak ada kelas lagi hari ini, tapi entah kenapa dia suka saja ke sini. Tempat pertama kalinya dia bertemu dengan Gauri di sekolah ini.

Devan dengar murid-murid di larang datang ke sini. Guru-guru pun hampir tidak pernah ada yang datang. Ngomong-ngomong soal gadis itu, Devan tidak pernah lagi ketemu dia sudah satu minggu ini.

Gadis itu belum pernah datang lagi ke sekolah ini. Ares juga tidak pernah keliatan membawanya. Dan Agam, mereka juga belum ketemu langsung. Pria itu sibuk sekali akhir-akhir ini. Dia bilang di grup whatsapp khusus mereka bertiga. Devan, Agam, Gino.

Devan menghela nafas panjang. Kenapa dia malah kepikiran gadis itu?

Ketika ia berbalik hendak pergi, ia mendengar ada bunyi krasak-krusuk dari balik pohon pinus besar. Alis Devan terangkat.

Ia tidak jadi pergi. Kakinya melangkah ke arah pohon besar itu, perlahan namun pasti.

Devan berhenti dua langkah dari batang pinus besar itu. Suara krasak-krusuknya berhenti, seperti ada seseorang yang mendadak menahan napas. Namun hanya berhenti sebentar, lalu bunyi lagi. Tanpa ragu Devan pun segera melangkah lebar.

Ia tertegun begitu mendapati Gauri di sana. Mulut pria itu terbuka, tapi tidak ada suara yang keluar. Pemandangan di depannya terlalu… absurd.

Gauri duduk di tanah, bersandar pada batang pohon pinus, roti besar isi cream hampir habis di tangannya. Cream belepotan di pipi, dagu, bahkan sedikit mengotori ujung rambutnya. Gadis itu tampak seperti anak kecil yang baru saja kabur dari pesta ulang tahun dan menyerbu meja dessert.

Begitu melihat Devan, Gauri terdiam sebentar. Ia tidak segera menyerang Devan, lari dipelukan atau naik ke tubuh pria itu seperti biasanya, gadis itu malah cepat-cepat menyembunyikan beberapa rotinya yang lain ada di dalam kantong plastik, seakan kalau tidak dia sembunyikan, roti itu akan di rampas oleh Devan.

Setelah itu, Gauri kembali memakan roti tanpa mempedulikan Devan di sana. Entah kenapa hati Devan rasanya aneh melihat pemandangan itu. Penyakit mental yang di alami gadis remaja itu, benar-benar membuat Devan ikut merasa emosional.

"Gauri,"

Devan mendekatinya, berjongkok di depan gadis itu. Tapi Gauri segera menyamping.

"Kakak ganteng Gauri lagi makan, jangan gangguin, jangan ambil roti Gauri."

Devan menahan napas. Nada Gauri terdengar waspada, seperti anak kucing liar yang takut makanannya direbut. Padahal roti-rotinya banyak sekali, bahkan terlalu banyak untuk tubuh sekecil itu.

"Kakak nggak ambil," ucap Devan pelan, kedua tangan terangkat sedikit sebagai tanda damai.

"Kakak cuma mau lihat kamu. Lihat, muka kamu belepotan semua." tanpa sadar tangan Devan terangkat menghapus cream-cream roti yang menempel di pipi dan sudut-sudut mulutnya.

Devan tidak lagi sedingin pertama kali ia bertemu gadis itu. Ia terus mengusap sisa cream dengan hati-hati, seolah takut menyakiti gadis itu. Sentuhannya pelan, hampir seperti membelai. Gauri terdiam, matanya berkedip cepat, seakan otaknya sedang menimbang apakah ia harus marah, kabur, atau … membiarkan Devan.

"Kamu makan dari tadi?" tanya Devan, suaranya rendah, terkontrol.

Gauri mengangguk.

"Gauri dapat di sana. Tadi ada kakak cantik yang taroh di sana, terus Gauri ambil. Enaak ..."

Pandangan Devan mengikuti ke arah yang di tunjuk oleh Gauri dan dia seketika kaget.

Tempat sampah?

"Kamu ambil roti ini dari sana?"

Gauri mengangguk dengan senyuman lebarnya yang polos sekali. Tanpa pikir panjang, Devan langsung mengambil kantong plastik berisi roti itu dan menjauhkan dari Gauri.

Gauri kaget. Matanya langsung liar.

"Itu roti Gauri!"

Devan mengangkat kantong plastik itu lebih tinggi, menjauhi jangkauan Gauri.

"Gauri, kamu nggak boleh makan yang dari sana. Itu kotor," ucapnya tegas, tapi suaranya tetap lembut.

Gauri langsung bangkit setengah berdiri, tubuhnya condong ke depan seperti anak kecil yang mau merebut mainannya.

"Tapi enak! Gauri masih mau! Kasih balikin!" teriaknya, suara mulai bergetar.

Devan menahan napas. Kalau ia memarahi gadis itu, Gauri pasti makin panik dan tantrum. Ia meletakkan kantong itu jauh di belakangnya lalu memegang kedua bahu Gauri, menunduk agar sejajar dengan tatapan gadis itu.

"Dengar," ucapnya, perlahan.

"Gauri bisa sakit kalau makan itu, dengerin kakak ya?"

"Gauri mau ituu!"

Gadis itu mulai tantrum.

1
Al Fatih
Helloooo....,, situ siapa yaa...,, berhak amat menentukan cocok apa ga utk pak Devan...,, apa merasa situ yg cocok.....,, mau qta voting suara gitu Bu Diana....,, biar situ sadar.
Bunda Dzi'3
wadduhh bahaya Gauri minta di mandiin sma Devan...nanti minta di Kelonin lgi sma devan🤣
~HartiWyn_Dee_
🤣🤣🤣 sabar ya Devan semoga kamu kuat iman 😃😃😃
Haryati Atik Atik
🤣🤣🤣🤣sabar" cobaan" devan 🤣🤣🤣
Aidil Kenzie Zie
oh Devan matamu yang suci sudah ternodai
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
Ilfa Yarni
gauri menguji iman devan
faridah ida
sabar yaa Devan ...🤣🤣😜
semoga imbron nya kuat ...😜🤭
*Septi*
tarik napas buang napas tarik napas buang napas 🤭
*Septi*
serasa uji nyali ya Dev🤣🤣🤭
*Septi*
mulai merasakan tegangan listrik 🤭
*Septi*
🤣🤣🤣 konyol banget sih.. langsung pingsan aja atuh..
*Septi*
🤣🤣🤣
*Septi*
butuh air dari pemadam kebakaran nggak🤣🤣🤪
*Septi*
nah tau kan alesan Devan ikut. karena Gauri
*Septi*
jangan harap.. siap-siap aja dapet kejutan nanti 🤪
Dewi kunti
wis gek dirabi wae ,sue2 kok ndelok njeronan barang 🙈🙈🙈🙈
Ny Rudi Harianto
Devan lelaki normal..... pasti ada hasrat yg tahan nya agar ttp bertahan
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐚𝐪 𝐩𝐫𝐧𝐡 𝐤𝐞 𝐓𝐡𝐚𝐢𝐥𝐚𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐨𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟑 𝐥𝐚𝐥𝐮, 𝐬𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐪𝐮 𝐤𝐥𝐨 𝐁𝐚𝐧𝐠𝐤𝐨𝐤 𝐣𝐚𝐮𝐡 𝐝𝐫 𝐩𝐚𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐭𝐡𝐨𝐫, 𝐝𝐫 𝐁𝐚𝐧𝐠𝐤𝐨𝐤 𝐤𝐞 𝐩𝐚𝐭𝐚𝐲𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝟒𝐣𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐧𝐭𝐚𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐩𝐚𝐭𝐚𝐲𝐚, 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠... 😊😊😊
strawberry 🍓
dasar diana si kw 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!