Bukan Istri Bayangan

Bukan Istri Bayangan

BAB 01 - Akhirnya (SAH)

“Saya terima nikah dan kawinnya, Aliya Maheera binti Ahmadi Arya dengan mas kawin yang tersebut tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah!!"

Bersamaan dengan kata sah yang terlontar dari bibir dua orang saksi, pengantin wanitanya berseru yes dalam hati karena mimpinya untuk menjadi istri dari seorang Bagaskara Baihaqi itu terwujud.

Ya, dia lah Aliya Maheera, dokter umum yang rela menolak lamaran puluhan pria hanya demi menunggu pujaan hatinya.

Bertahun-tahun dia memendam rasa, atau lebihnya lima tahun sejak dia menyadari bahwa perasaannya tidak hanya sekadar suka, tepat di hari ini Aliya akan serumah dengannya.

Jangan tanya sebahagia apa Aliya, sejak Rajendra dan Aruni datang melamarnya untuk Bagaskara, dia sudah tidak bisa tidur dengan tenang.

Jantungnya berdegup kencang, sama sekali tidak bisa diajak kerja sama. Bahkan, saking senangnya Aliya juga pasrah saja dengan tanggal pernikahan yang sebenarnya bisa dibilang dadakan.

Dia tidak diberikan waktu untuk mengenal Bagaskara secara intens, tidak pula ada momen di mana mereka benar-benar mengobrol berdua karena pria itu memang sibuknya luar biasa.

Siapapun tahu, si workholic itu menempatkan pekerjaan di atas segalanya hingga tidak heran jika fitting baju Aliya sendirian sementara untuk Bagaskara hanya bermodalkan ukuran semata.

Baru di hari pernikahan ini mereka benar-benar bertatap muka. Aliya yang sejak tadi memerah selalu saja salah tingkah.

Terlebih lagi, saat penghulu mempersilakan Bagaskara untuk mencium keningnya.

"Di kening mananya, Pak ustadz?" Bagaskara bertanya dengan polosnya dan mendengar pertanyaan itu, Aliya seketika mencebikkan bibir.

Padahal, jelas-jelas dia sudah memasang posisi dan Bagas hanya perlu maju sedikit saja. Bahkan tanpa diminta, Aliya rela sedikit berjinjit agar Bagaskara tidak terlalu kesulitan mengingat tinggi badan mereka memang cukup jauh berbeda.

"Pakai acara nanya kening yang mana, memang kening ada berapa, Kak Bagas?" Suara adik-adik Bagas terdengar, dan hal itu mewakili isi hati Aliya yang gemas sejak tadi.

"Ck ... aku tidak bertanya pada kalian," timpal Bagaskara tampak kesal bahkan tidak segan melayangkan tatapan sinis ke arah adik-adiknya itu.

Aliya yang tadi nyaris saja ingin ikut bicara mendadak ciut, dia lupa bahwa suaminya ini bukan tipe anak gaul yang bisa diajak bercanda.

Sebaliknya, Bagaskara adalah pria super matang yang kalau kata Dea sebenarnya masuk kategori kematangan, nyaris gosong.

36 tahun, sebentar lagi kepala empat tetapi bagi Aliya tidak demikian. Bagas sangat sesuai dengan kriterianya, dewasa, mapan dan tentunya bukan suami orang.

"Sudah-sudah jangan bertengkar, di momen seindah ini masih saja ... cepat cium kening istrimu, Kak Bagas."

Sejenak, Bagas menoleh dan kembali melayangkan tatapan super tajam ke arah Rajendra, pria di balik pernikahan yang kini mereka jalani.

Aliya tersenyum tipis, seolah tengah berterima kasih pada Rajendra karena telah menyadarkan lamunan pria itu.

Sesaat terdiam, suasana tampak hening dan orang-orang menunggu momen langka itu.

Aliya yang sudah terbayang-bayang adegan dikecup kening pasca menikah ini seketika memejamkan mata agar lebih terasa.

Dia ingin fokus, merasakan kecupan pertama dari sang suami untuknya.

"Nah!! Gitu dong!!"

"Heih?" Aliya membatin, dalam hati dia bertanya-tanya. "Kapan diciumnya? Kok nggak berasa? Ih? Masa iya sudah?“

Aliya membuka mata, mengangkat wajahnya dan jika dilihat sepertinya memang sudah selesai.

Hanya dirinya saja yang memang terlalu berharap bahwa Bagaskara akan mengecupnya lebih lama.

"Yeay!! Sekarang foto dulu buat kenang-kenangan ... mana tahu ada yang mau unggah ke sosial media supaya penggemar Kak Bagas pada sadar diri dan pensiun jadi cegil."

Senyum Aliya semakin mengembang, rasa bangga itu tidak dapat ditutup-tutupi dari dalam dirinya.

Dari sekian banyak wanita yang mendambakan Bagaskara, dia terpilih menjadi ratunya. Sungguh anugerah yang tidak boleh di sia-siakan, begitu pikir Aliya sekarang.

Di momen sesi foto bersama itu, Aliya tampak begitu percaya diri bahkan tidak segan menempel dengan Bagaskara benar-benar diam saja.

Siapapun tamu yang meminta untuk berfoto bersama, Aliya selalu memiliki energi lebih. 180 derajat dengan Bagaskara yang terlihat begitu malas, bisa dibilang muak dalam momen ini.

"Huft, apa sudah selesai?"

"Ah?" Aliya tertegun, ini adalah kali pertama Bagas bertanya secara pribadi padanya hingga Aliya seolah tidak memiliki kekuatan untuk segera menjawab pertanyaan pria itu.

"Aku tanya, apa sudah selesai, Liya?"

.

.

"Hah? Liya? Dia memanggil namaku barusan? Ah kalau begitu, ini kode bakal dipanggil Sayang kayak orang-orang dalam waktu dekat, 'kan ya?" Alih-alih menjawab, satu pertanyaan yang terlontar dari bibir Bagaskara justru membuat Aliya berkhayal sejauh itu.

Mengikuti imajinasinya tanpa tahu bahkan hal itu justru membuat Bagaskara kesal.

"Ck."

Ya, dia berdecak barusan dan Aliya yang mendengar segera menyadarkan diri agar tidak berkhayal kejauhan.

"Sebentar lagi, Kak ... sabar ya, tahan sedikit." Begitu ucap Aliya dan dia saat ini seolah tengah bicara pada anak kecil.

Bagaskara yang mendengar tidak lagi menanggapi, dia hanya menatap nanar ke depan dan berusaha bertahan di tengah cekikan rasa bosan.

Sesekali dia membenarkan kemejanya, jas atau yang lain padahal semua rapi-rapi saja.

Hingga, tepat di waktunya tiba dan acara selesai, mereka dipersilakan untuk menikmati fasilitas berupa kamar pengantin di sebuah hotel bintang lima yang merupakan persembahan dari adik-adiknya atas pernikahan kakak sulung mereka.

Tentu saja adegan ini membuat Aliya berdebar, juga merinding sekaligus. Sepanjang perjalanan, pikirannya sudah melayang ke mana-mana dan selalu berakhir dengan senyum tertahan serta wajah yang bersemu kemerahan di sana.

"Ah ntar gimana ya? Takut banget kelihatan gatelnya ... mau usahain polos, tapi aku sudah terlalu dewasa." Aliya berpikir keras, dia ingin terlihat seperti wanita-wanita menggemaskan dan lucu, tetapi sadar diri karena usianya tidak cocok lagi untuk bersikap demikian.

"Ah yang natural-natural aja deh, katanya cowok suka sama cewek yang nggak berlebihan dalam hal apapun, benar 'kan?"

Dia yang bertanya, dia pula yang menjawab dan Bagaskara sama sekali tidak tahu tentang isi pikiran sang istri.

Pria itu hanya fokus mengemudi dan hingga tiba di kamar, Bagaskara masih diam seribu bahasa.

Sama sebenarnya dengan Aliya, sejauh ini hanya dalam hati saja yang berisik luar biasa dan kali ini, dia tengah mengagumi kamar pengantin yang begitu memanjakan matanya.

"Aduh jantung please, bisa biasa aja nggak? Jangan jedag-jedug begini aduh." Aliya menyentuh dada dan berusaha menenangkan dirinya.

Saat ini, dia benar-benar merasa seperti akan jatuh pingsan lantaran terbawa suasana.

Apalagi, tepat di saat dia menoleh ke arah Bagaskara, Aliya mendapati pria itu tengah membuka kancing kemejanya.

Refleks mata wanita itu membulat sempurna. "Kak Bagas tunggu!!"

Suaranya terdengar kaget, Bagaskara juga segera melirik ke arahnya sembari mengerutkan dahi. "Kamu kenapa?"

"Ehm anu, a-apa nggak sebaiknya tunggu malam saja? Aku belum siap kalau mau begituan sekarang, Kak," ucapnya panik dan detik itu pula, Bagaskara tercengang dan suasana kamar canggung.

Sesaat setelahnya, masih dengan wajah datar tanpa ekspresi, Bagaskara melanjutkan kegiatannya dan tepat di saat bajunya terbuka, pria itu berlalu ke kamar mandi dan menutup pintunya segera.

Meninggalkan Aliya yang kini memerah sembari merutuki kebodohannya. "Aduh malunya, kepedean banget sih, Aliya!!"

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Neng Ima Adhikari

Neng Ima Adhikari

sini di kening aku juga gpp, om..

2025-09-20

12

💞🖤Icha

💞🖤Icha

Yang d nanti akhirnya up....Bagas kamu kejam ninggalin aq...bukan sama Aliya kamu gk cinta.. huuuaaa...Bagas tega...teganya dikau...🤣🤣🤣🤣💃💃💃💃

2025-09-20

13

Ani Suwarni

Ani Suwarni

"SAH"
Alhamdulillah.... akhirnya Bagaskara nikah.

# ☝️aku hadir Thor ❤️❤️❤️

2025-09-20

12

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Akhirnya (SAH)
2 BAB 02 - Ciuman Secara Tidak Langsung ~
3 BAB 03 - Menolak Sadar
4 BAB 04 - Panik Setengah Hidup ~
5 BAB 05 - Kualat?
6 BAB 06 - Tetap Seranjang
7 BAB 07 - Aku Istri Kakak Loh ~
8 BAB 08 - 0 Privasi
9 BAB 09 - Memang Centil
10 BAB 10 - Jadi Abu ~
11 BAB 11 - First Kiss
12 BAB 12 - Dia Punya Pacar?
13 BAB 13 - Dia Bukan Pacarku ~
14 BAB 14 - Cemburu?
15 BAB 15 - Mungkin Nanti
16 BAB 16 - Teman tapi Mesra?
17 BAB 17 - Obat Tidur tanpa Dosis
18 BAB 18 - Tidurmu Jelek ~
19 BAB 19 - Morning Kiss
20 BAB 20 - Sudah Mencintaiku?
21 BAB 21 - Kakak Tergoda?
22 BAB 22 - Mandi Kebo
23 BAB 23 - Benar-Benar Menunggu
24 BAB 24 - Istriku
25 BAB 25 - Jual Mahal
26 BAB 26 - Peringatan Keras
27 BAB 27 - Sepiring Berdua
28 BAB 28 - Terlalu Kentara (Cemburunya)
29 BAB 29 - Tidak Yakin Dia Dewasa
30 BAB 30 - Terpesona (Lagi)
31 BAB 31 - Hak dan Kewajiban (Suami-Istri)
32 BAB 32 - Lip Balm Unlimited
33 BAB 33 - Cinta Sendirian ~
34 BAB 34 - Berbalas!!
35 BAB 35 - Dia, Istri Saya ~
36 BAB 36 - Sudah Sayang?
37 BAB 37 - Sedikit
38 BAB 38 - Memang Dicintai ~
39 BAB 39 - Sakit Kepala ~
40 BAB 40 - Mulai Mengatur ~
41 BAB 41 - Sedikit Lebih Dekat ~
42 BAB 42 - Manggil Sayang?
43 BAB 43 - Begitu (Hangat)
44 BAB 44 - Luapan Amarah Seorang Istri
45 BAB 45 - Lima Menit Berarti ~
46 BAB 46 - Maaf ~
47 BAB 47 - Sedikit Berharap
48 BAB 48 - Kecintaan
49 BAB 49 - Kamu Keramas?
50 Promosi Karya Baru : Desy Puspita
51 BAB 50 - Buktikan ~
52 BAB 51 - Teori Anjani
53 BAB 52 - Merealisasikan Teori Anjani ~
54 BAB 53 - Sangat Siap (Aliya)
55 BAB 54 - Finally Goal
56 BAB 55 - After Begadang
57 BAB 56 - Lapar Lagi (Bagas)
58 BAB 57 - Berlagak Polos ~
59 BAB 58 - Memang Sayang ~
60 BAB 59 - Anggap Sudah Cinta
61 BAB 60 - Tips Awet Muda
62 BAB 61 - Rahasia Hati Bagas ~
63 BAB 62 - BIG NEWS!! ~ Dion
Episodes

Updated 63 Episodes

1
BAB 01 - Akhirnya (SAH)
2
BAB 02 - Ciuman Secara Tidak Langsung ~
3
BAB 03 - Menolak Sadar
4
BAB 04 - Panik Setengah Hidup ~
5
BAB 05 - Kualat?
6
BAB 06 - Tetap Seranjang
7
BAB 07 - Aku Istri Kakak Loh ~
8
BAB 08 - 0 Privasi
9
BAB 09 - Memang Centil
10
BAB 10 - Jadi Abu ~
11
BAB 11 - First Kiss
12
BAB 12 - Dia Punya Pacar?
13
BAB 13 - Dia Bukan Pacarku ~
14
BAB 14 - Cemburu?
15
BAB 15 - Mungkin Nanti
16
BAB 16 - Teman tapi Mesra?
17
BAB 17 - Obat Tidur tanpa Dosis
18
BAB 18 - Tidurmu Jelek ~
19
BAB 19 - Morning Kiss
20
BAB 20 - Sudah Mencintaiku?
21
BAB 21 - Kakak Tergoda?
22
BAB 22 - Mandi Kebo
23
BAB 23 - Benar-Benar Menunggu
24
BAB 24 - Istriku
25
BAB 25 - Jual Mahal
26
BAB 26 - Peringatan Keras
27
BAB 27 - Sepiring Berdua
28
BAB 28 - Terlalu Kentara (Cemburunya)
29
BAB 29 - Tidak Yakin Dia Dewasa
30
BAB 30 - Terpesona (Lagi)
31
BAB 31 - Hak dan Kewajiban (Suami-Istri)
32
BAB 32 - Lip Balm Unlimited
33
BAB 33 - Cinta Sendirian ~
34
BAB 34 - Berbalas!!
35
BAB 35 - Dia, Istri Saya ~
36
BAB 36 - Sudah Sayang?
37
BAB 37 - Sedikit
38
BAB 38 - Memang Dicintai ~
39
BAB 39 - Sakit Kepala ~
40
BAB 40 - Mulai Mengatur ~
41
BAB 41 - Sedikit Lebih Dekat ~
42
BAB 42 - Manggil Sayang?
43
BAB 43 - Begitu (Hangat)
44
BAB 44 - Luapan Amarah Seorang Istri
45
BAB 45 - Lima Menit Berarti ~
46
BAB 46 - Maaf ~
47
BAB 47 - Sedikit Berharap
48
BAB 48 - Kecintaan
49
BAB 49 - Kamu Keramas?
50
Promosi Karya Baru : Desy Puspita
51
BAB 50 - Buktikan ~
52
BAB 51 - Teori Anjani
53
BAB 52 - Merealisasikan Teori Anjani ~
54
BAB 53 - Sangat Siap (Aliya)
55
BAB 54 - Finally Goal
56
BAB 55 - After Begadang
57
BAB 56 - Lapar Lagi (Bagas)
58
BAB 57 - Berlagak Polos ~
59
BAB 58 - Memang Sayang ~
60
BAB 59 - Anggap Sudah Cinta
61
BAB 60 - Tips Awet Muda
62
BAB 61 - Rahasia Hati Bagas ~
63
BAB 62 - BIG NEWS!! ~ Dion

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!