NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta, Suamiku

Mengejar Cinta, Suamiku

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Harem / Tamat
Popularitas:60.5k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Cerita Hanum dan suaminya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 20

Hanum pergi dengan hati yang hancur, dirinya langsung berlari menyusuri jalanan itu dengan air mata yang terus mengucur deras. Hatinya benar-benar hancur.

Pernyataan Gus Fauzan tadi benar-benar membuatnya kehilangan arah. Dirinya seperti sudah tak punya harapan lagi memperjuangkan pernikahannya.

Hanum berjalan tak tentu arah, dirinya bahkan tidak tau dirinya saat ini dimana. Namun, pandangannya mengedar saat dirinya mulai tersadar.

Matanya terbelalak saat dirinya malah berada di sebuah makam.

Hanum berdiri di tengah-tengah kuburan yang luas, di mana barisan makam batu dan nisan tertata rapi di setiap sudut. Udara sejuk menyelimuti tempat itu, membawa bau tanah yang baru digali dan rumput yang segar dipotong.

Makam-makam tersebut, dengan batu nisan yang terbuat dari marmer dan batu granit, menampilkan ukiran nama-nama yang telah lama berlalu, serta tanggal-tanggal yang merekam kepergian mereka. Di antara makam, lentera-lentera batu berdiri menjulang, beberapa dengan lilin yang masih menyala lembut, memberikan cahaya temaram yang berkelap-kelip di antara bayangan. Suara dedaunan kering yang berbisik akibat tiupan angin menambah kesan hening dan sunyi,

Hanum sungguh terkejut, apalagi saat melihat sekelilingnya terlihat sepi seperti tidak ada orang di sana.

Buku kuduk Hanum langsung meremang, gadis cantik berhijab itu langsung memacukan langkahnya ingin segera pergi dari tempat itu, namun saat berbalik badan, Hanum terkesiap saat mendengar sayup-sayup suara seseorang sedang berbicara.

Hanum langsung menoleh, mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sosok itu. Dan tidak lama dirinya melihat seorang pria berjongkok di salah satu makam yang ada di sudut sana. Dan dirinya baru menyadari jika ada di ujung sana juga ada sebuah mobil.

Hanum menyipitkan matanya, menatap lekat mobil dan seorang pria yang sepertinya tidak asing di penglihatannya. Sampai dirinya di buat tersentak saat melihat orang itu berdiri dan berjalan pergi. Hanum bisa melihat dengan jelas, siapa pria itu. Dia ayahnya..

Deg

Makam  siapa yang ayahnya kunjungi. Setau Hanum, makam nenek kakeknya berada di kota Yogyakarta, dan setau Hanum juga, mereka tak memiliki sanak saudara yang meninggal di kota ini. Dan hal itu menimbulkan tanda tanya besar, makam siapa yang ayahnya ziarahi?

Mobil ayahnya sudah melaju pergi, dan Hanum langsung berjalan cepat menghampiri makam yang tadi di ziarah-i oleh sang Abi.

Saat Hanum sampai di sana, Hanum mengerutkan keningnya saat melihat banyak sekali hamparan bunga yang bertaburan di makam itu, bahkan ada bunga-bunga besar yang ada di sana.

Hanum menatap nisan yang ada di sana. Tertulis sebuah nama dan tanggal lahir serta tahun meninggalnya.

"Rinjani Bila. Lahir 27 Oktober, 1979.. dan meninggal, 28 Oktober 2001"

Deg

Hanum terpaku saat membacanya, kenapa tahun meninggalnya sama dengan tanggal lahirnya?

Sampai lamunan Hanum buyar saat seseorang menepuk pundaknya.

Hanum semakin di buat terkejut saat melihat siapa yang ada di belakangnya.

"Kemana saja kamu! Saya bahkan sudah capek keliling tapi kamu malah ada di sini! Pulang! Ummi marah." Cetus Gus Fauzan.

*

Beberapa saat sebelumnya.

Di bawah terik matahari yang menyengat, Gus Fauzan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi melintasi jalanan ibukota yang ramai.

Setiap beberapa saat, matanya melirik waspada ke kiri dan ke kanan, mencari sosok yang sangat ingin ditemuinya.

Pikirannya dipenuhi kekhawatiran yang tak kunjung reda, mendengung di kepala bagai gema yang tak berhenti. Dia teringat kata-kata ummi yang diucapkan tadi pagi, yang membuat jantungnya berdegup kencang dan nafasnya tercekat.

"Awas, Fauzan, Hanum mungkin dalam bahaya," bisik ummi dengan suara lirih namun tegas. Kata-kata itu kini terpatri dalam benaknya, menambah beban pikiran yang sudah berat.

Setiap mobil yang melaju di sampingnya diperhatikan dengan seksama, mencari tanda-tanda yang mungkin mengarah pada Hanum. Hatinya berdebar semakin kencang, ketakutan akan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pada Hanum.

Gus Fauzan menggenggam kemudi dengan erat, rasa frustrasi dan kekhawatiran terus menerjang pikirannya. Dia berdoa dalam hati, memohon agar Hanum ditemukan dalam keadaan selamat. Namun, setiap detik yang berlalu tanpa kabar dari Hanum hanya menambah rasa cemas yang menggelayuti hatinya.

Gus Fauzan bahkan sudah menyusuri tempat dimana terakhir kalinya dirinya menurunkan Hanum, namun sampai di sana, dirinya malah sama sekali tidak menemukan keberadaan istrinya itu. Sungguh dirinya cemas bukan main, apalagi ancaman ummi Sekar yang tak main-main. Dirinya juga bingung harus bagaimana.

Mencari tempat yang sering di kunjungi, Gus Fauzan sama sekali tidak tau kemana biasanya Hanum pergi, dirinya juga tidak terlalu peduli akan hal itu. Tidak juga pernah bertanya, karena nyatanya itu tidak penting.

Gus Fauzan berdecak, memukul setir mobil itu kesal. Gara-gara Hanum, dirinya harus kecapean seperti ini.. mestinya saat ini dirinya sedang beristirahat di dalam kamar, sebab semalaman dirinya tak bisa tidur.

Namun, saat dirinya melewati sebuah makam, Gus Fauzan tersentak saat melihat sosok istrinya berdiri di sudut makam. Dirinya menajamkan penglihatannya, dan benar, itu Hanum...

Langsung saja Gus Fauzan menghentikan mobilnya, dan langsung turun dari mobil dan menghampiri Hanum.

Pluk

Gus Fauzan menepuk pundak Hanum.

"Kemana saja kamu! Saya bahkan sudah capek keliling tapi kamu malah ada di sini! Pulang! Ummi marah." Cetus Gus Fauzan matanya menatap sengit Hanum.

Hanum terdiam beberapa saat, setelahnya menghela nafasnya kasar. Sebenarnya dirinya malas bertemu dengan pria ini dulu, karena bertemu dengan Gus Fauzan sama saja menimbulkan luka di hatinya kembali.

"Pulang! Gara-gara kamu saya kena omel ummi." Pekik Gus Fauzan.

Hanum diam saja tak mengatakan apapun, dirinya langsung berjalan menuju mobil pria itu.

Gus Fauzan mengangkat alisnya menatapi Hanum yang sedari tadi diam saja, biasanya gadis itu akan banyak berbicara, tapi kali ini kenapa terasa sangat aneh?

Ingin bertanya, namun Gus Fauzan tak mau terlalu memikirkan tentang Hanum, nanti yang ada di kira dirinya perhatian lagi.

Biarkan saja, suka-suka perempuan itu sajalah, Gus Fauzan tidak peduli.

Gus Fauzan langsung menyusul Hanum ke dalam mobil. Namun, saat membuka pintu mobil bagian kemudi, Gus Fauzan tersentak saat melihat Hanum tidak duduk di samping kemudi, melainkan duduk di bangku belakang.

"Kenapa kamu duduk di belakang?" Tanya Gus Fauzan.

Tapi, Hanum sama sekali tidak meresponnya, gadis itu malah sibuk bermain ponsel, dan hal itu membuat Gus Fauzan semakin bingung dengan sikap Hanum yang tiba-tiba cuek.

Gus Fauzan memukul kepalanya, kenapa dirinya malah sibuk dengan diamnya Hanum. Dirinya tak boleh peduli dengan gadis itu. Biarkan saja sesuka hati gadis itu. Tugas Gus Fauzan sekarang, membawa Hanum pulang agar tidak di amuk oleh ummi.

Gus Fauzan langsung masuk, dan melajukan mobilnya, di dalam mobil tidak ada perbincangan apapun, mata Gus Fauzan bahkan sesekali melirik Hanum yang hanya diam sambil sibuk main hp..

Gus Fauzan mendesah melihat itu...

*

Malam harinya...

Karena Arfira terus mendesak Gus Fauzan dengan beberapa pesan, terpaksa Gus Fauzan memilih meminta restu pada abi-nya. Kalau sama ummi Sekar, Gus Fauzan tidak berani karena takut membuat ummi seperti kemarin lagi. Dirinya bahkan bimbang, takut kalau respon sang Abi yang akan murka.

Tapi, demi perasaannya, Gus Fauzan sudah bertekad akan membicarakan hal ini pada sang abi.

Langkahnya semakin pasti, dirinya melihat sang Abi sedang duduk di tempat shalat yang ada di ndalem sana. Gus Fauzan melirik ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada sang ummi. Dan syukurnya, tempat itu sepi. Gus Fauzan langsung menghampiri kyai Al-Ghazali.

"Assalamualaikum, Abi."

Kyai Al-Ghazali yang sedang sibuk dengan beberapa dokumen itu langsung mendongak. "Waalaikum salam. Sini Zan, duduk di samping abi."

Gus Fauzan mengangguk dengan senyuman tipis. "Eum, ummi dimana ya? Bi?" Tanya Gus Fauzan, dirinya ingin memastikan jika ummi Sekar tidak akan mendengar perbincangan keduanya.

"Ummi lagi istirahat, kata Ramiah tadi tensi ummi sempat naik, tapi ini sudah lebih baik. Cuman butuh istirahat saja." Sahut kyai Al-Ghazali..

Gus Fauzan mengangguk, lalu berdekhem. "Abi, ada yang ingin Fauzan bicarakan, tapi jangan sampai ummi tau."

Gerakan tangan kyai Al-Ghazali yang memeriksa dokumen itu terhenti, matanya langsung menatap lekat wajah Gus Fauzan yang tampak bergerak gelisah.

"Mau bicara apa? Kenapa pula sampai ummi nggak boleh tau?"

"Soalnya, takut darah tinggi ummi kambuh." Sahut Gus Fauzan.

"Memangnya kamu mau bicara apa?" Tanya kyai Al-Ghazali, penasaran.

Gus Fauzan menipiskan bibirnya. "Fauzan berniat menikahi Arfira, Abi. Dan Fauzan meminta restu pada Abi. Tapi hanya Abi saja yang tau, ummi jangan, karena Fauzan takut ummi marah."

Deg

Kyai Al-Ghazali langsung melotot. Berkas yang di pegangnya langsung di banting ke lantai.

"Sampai kapanpun Abi tidak akan pernah merestuinya! Istri kamu hanya Hanum. Kamu baru menikah beberapa Minggu malah mau menikah lagi. Waras kamu, Zan?" Pekik kyai Al-Ghazali.

Gus Fauzan terlonjak kaget.  Meringis melihat abinya marah. "Em, i-tu, dia minta aku nikahi."

"Kenapa dia minta di nikahi? Kamu udah buat nggak-nggak sama dia, iya?" Jangan salahkan kyai Al-Ghazali, karena dirinya tau bagaimana keadaan sekarang.

Gus Fauzan langsung menggeleng kencang. "Nggak! Mana mungkin Fauzan melakukan hal tersebut. Fauzan tau dosa besar Abi."

"Dan kamu pikir berbicara seperti itu dan punya niatan seperti itu nggak dosa besar ha?! Kamu bahkan sudah menyakiti hati istri kamu."

Gus Fauzan bungkam tak bisa berkata-kata lagi.

Kyai Al-Ghazali menghela nafasnya. "Berani kamu menikahi gadis itu, maka biarkan Abi mati dulu. Dan sampai kapanpun Abi tidak akan pernah merestuinya."

Gus Fauzan memejamkan kedua bola matanya, kalau sudah seperti ini dirinya harus bagaimana?

1
Eva Karmita
Alhamdulillah sehat selalu untuk shanum dan Dede Azzam
Julia and'Marian: makasih kakak
total 1 replies
Uthie
Happy ending 👍🤗🤗🤗🤗
Julia and'Marian: makasih kakak udah ikutin kisah Shanum dan Gus Fauzan 🥰
total 1 replies
Uthie
Cieeeee 😁
Uthie
Cieeee .... yg mau pisah kayanya malah gak jadi 😜😁😂😂
Julia and'Marian: hehehe
total 1 replies
Naya En-lish
/Rose//Rose//Rose//Watermalon//Watermalon//Watermalon//Heart/
Julia and'Marian: makasih kak, semangkanya
total 1 replies
Eva Karmita
salah lagi kan Gus 😅😅
Hanum ngambeknya jangan lama" ya 🤗🥰
Uthie
Seneng banget sama posesif nya si Fauzan .. macam bayi besar memang 😂👍

btw.. Ardi dan Tika gimana tuhhh?!?
Uthie
Jangan-jangan ngasih suprise itu Hanum mu, Zan 😂😂
Julia and'Marian: hehehe
total 1 replies
Uthie
Hmmm.... penasaran terus sama kelanjutan kisah rumah tangga Ardi dan Tika ,👍☺️
M Yhati Made
luar biasa
Eva Karmita
jangan pisahkan mereka otor biarkan Ardi berjuang mempertahankan rumah tangga nya
Eva Karmita
semangat Ardi jgn menyerah rajut lagi cinta kalian berdua ❤️❤️❤️❤️
Muhammad Rafli321
maaf Thor cerita arfira judulnya apa ya
Julia and'Marian: nah begitulah kak, jadi kesel, capek kak mikir alurnya malah receh
Muhammad Rafli321: klo ga dpt retensi itu biasanya reader yg baca itu bacanya acak Thor mksudnya babnya dilompatin,AQ udh ngerasain mknya Hiatus Krn capek nulis tp kyk ga dihargai dpt rate bintang 1 jg retensi bkl turun mknya skrg LBH suka jd readers daripada jd author😁
total 4 replies
Muhammad Rafli321
ceritanya bagus tulisannya rapi ga byk typo, semangat nulisnya
Julia and'Marian: terimakasih
total 1 replies
Uthie
Nahh... kisah Ardi dan Tika juga yg saya tunggu dr cerita ini 👍😍
Uthie
Hanum kenapa malah jadi salahin dirinya melulu sihhhh.... jangan terlalu lembut banget kenapa 😌
Uthie
balasan untuk orang yg jahat, Hanum....
Uthie
gak jelas si Fauzan /Facepalm//Facepalm/
Uthie
dasar nii si Gus 😂😂😂
Eva Karmita
cepat siuman Hanum kasihan Gus Fauzan , ayah dan keluarga mu 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!