NovelToon NovelToon
Detik Yang Membekas

Detik Yang Membekas

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Misteri / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Romansa / Office Romance
Popularitas:29.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Vicky Nihalani Bisri

Di dermaga Pantai Marina, cinta abadi Aira dan Raka menjadi warisan keluarga yang tak ternilai. Namun, ketika Ocean Lux Resorts mengancam mengubah dermaga itu menjadi resort mewah, Laut dan generasi baru, Ombak, Gelombang, Pasang, berjuang mati-matian. Kotak misterius Aira dan Raka mengungkap peta rahasia dan nama “Dian,” sosok dari masa lalu yang bisa menyelamatkan atau menghancurkan. Di tengah badai, tembakan, dan pengkhianatan, mereka berlomba melawan waktu untuk menyelamatkan dermaga cinta leluhur mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Vicky Nihalani Bisri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH - 27 : Nada Cinta yang Abadi

Lima tahun telah berlalu sejak kelahiran Rinai, dan kini putri kecil Aira dan Raka telah tumbuh menjadi gadis kecil berusia lima tahun yang penuh semangat dan kecerdasan. Rinai kini mulai bersekolah di taman kanak-kanak, dengan seragam kecil berwarna merah putih yang membuatnya tampak menggemaskan.

Dia mewarisi rasa ingin tahu Aira dan bakat seni Raka, selalu antusias saat mendengarkan cerita dari buku yang dibacakan Aira, dan sering menggambar pemandangan laut atau dermaga dengan krayonnya, terinspirasi dari cerita-cerita yang sering diceritakan oleh kedua orang tuanya.

Pagi itu, Aira sedang membantu Rinai bersiap untuk hari pertamanya di minggu baru di TK. Dia mengenakan kaus sederhana dan celana panjang, rambutnya di kuncir santai, sementara Rinai duduk di kursi kecil di ruang tamu, tangannya memegang tas kecil berwarna kuning dengan gambar bintang laut.

“Mama, Rinai mau ceritain ke temen-temen tentang laut sama dermaga yang Papa bilang!” seru Rinai, matanya berbinar penuh antusias.

Aira tersenyum, mengelus rambut Rinai dengan lembut.

“Bagus, Rinai. Temen-temenmu pasti seneng denger cerita tentang laut sama dermaga. Nanti pulang sekolah, kita gambar bareng, ya, tentang laut yang Rinai suka,” katanya, nadanya penuh kelembutan.

Raka masuk ke ruang tamu, mengenakan kemeja lengan pendek dan celana jeans, kameranya tergantung di leher seperti biasa.

Dia baru saja menyelesaikan proyek desain untuk sebuah penerbit buku anak-anak, dan hari ini dia berencana mengantar Rinai ke sekolah bersama Aira.

“Pagi, Mama sama Rinai,” sapanya, tersenyum lebar.

“Rinai, Papa denger tadi kamu mau ceritain tentang dermaga ke temen-temen?” tanyanya, duduk di samping Rinai dan mencium kening kecilnya.

“Pagi, Papa! Iya, Rinai mau ceritain tentang dermaga sama laut! Rinai suka laut!” seru Rinai, memeluk Raka dengan tangan kecilnya.

Aira tersenyum, memandang Raka dengan mata penuh cinta.

“Raka, aku ngerasa Rinai bener-bener mewarisi cinta kita ke laut sama dermaga. Aku… aku seneng banget liat dia antusias gitu,” katanya, suaranya lembut.

Raka mengangguk, memeluk pundak Aira dengan lembut.

“Iya, Aira. Rinai… dia kayak perpanjangan dari cerita kita. Aku… aku pengen dia tumbuh dengan cinta yang sama kayak kita—cinta ke laut, ke cerita, ke seni,” katanya, nadanya penuh harapan.

Setelah mengantar Rinai ke sekolah, Aira dan Raka memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe kecil di daerah Banyumanik, tempat mereka sering menghabiskan waktu berdua sebelum Rinai lahir.

Kafe itu masih sama seperti dulu, dengan meja-meja kayu sederhana dan aroma kopi yang harum memenuhi udara. Mereka duduk di sudut dekat jendela, memesan dua cangkir kopi susu dan sepiring pisang goreng untuk berbagi.Aira menyesap kopinya, lalu menatap Raka dengan mata penuh rasa syukur.

“Raka… aku ngerasa hidup kita penuh keajaiban sekarang. Rinai… dia bikin setiap hari jadi lebih berarti. Aku… aku juga seneng banget liat kariermu sama karierku berkembang bareng keluarga kita,” katanya, suaranya lembut.

Raka tersenyum, tangannya memegang tangan Aira dengan erat.

“Aira, aku juga ngerasa gitu. Novel-novelmu udah nyentuh hati banyak orang, dan aku… aku seneng banget bisa bikin desain cover buat kamu. Aku juga dapet banyak proyek desain buku anak-anak sekarang, dan aku ngerasa itu semua karena kamu sama Rinai yang bikin aku semangat,” katanya, nadanya penuh cinta.

Aira tersenyum, matanya berkaca-kaca.

“Makasih, Raka. Aku… aku ngerasa semua ini enggak bakal terjadi tanpa kamu. Kamu selalu dukung aku, selalu bikin aku percaya sama diri aku sendiri,” katanya, suaranya gemetar karena haru.

Raka menggeleng, mencium punggung tangan Aira dengan lembut.

“Aira, kamu juga bikin aku jadi orang yang lebih baik. Aku… aku enggak bisa bayangin hidupku tanpa kamu sama Rinai. Aku sayang kalian,” katanya, nadanya penuh kasih.

Setelah dari kafe, mereka menjemput Rinai dari sekolah. Rinai berlari kecil ke arah mereka dengan senyum lebar, tangannya memegang gambar yang dia buat di kelas, gambar laut dengan dermaga kecil dan dua orang yang berdiri di bawah payung.

“Mama, Papa, lihat! Rinai gambar laut sama dermaga!” serunya, matanya berbinar.

Aira dan Raka tersenyum, kagum dengan gambar Rinai.

“Rinai, ini bagus banget,” kata Aira, mengelus rambut Rinai dengan lembut.

“Ini… ini kayak cerita Mama sama Papa, ya,” tambahnya, suaranya penuh haru.

Raka mengangguk, mengangkat Rinai ke pangkuannya.

“Iya, Rinai. Kamu bikin Papa sama Mama inget cerita kita dulu. Aku… aku bangga banget sama kamu,” katanya, mencium pipi Rinai dengan lembut.

Sore itu, mereka memutuskan untuk merayakan hari istimewa ini dengan pergi ke Pantai Marina, tempat yang selalu menjadi bagian dari cerita mereka.

Aira membawa tikar kecil dan bekal sederhana, roti lapis dan jus jeruk untuk mereka bertiga, sementara Raka membawa kamera untuk mengabadikan momen.

Rinai berlari kecil di pasir, tangannya memegang ember kecil untuk bermain, matanya berbinar saat melihat ombak kecil menghampiri kakinya.

Aira dan Raka duduk di tikar, menikmati angin laut yang sejuk sambil mengawasi Rinai. Aira bersandar di bahu Raka, memandang dermaga kecil di kejauhan dengan mata penuh kenangan.

“Raka… aku ngerasa hidup kita kayak nada cinta yang enggak pernah selesai,” katanya, suaranya lembut.

Raka tersenyum, memeluk Aira erat.

“Iya, Aira. Dan Rinai… dia bikin nada ini jadi lebih indah. Aku… aku pengen kita terus mainin nada ini bareng, bareng keluarga kecil kita,” katanya, nadanya penuh cinta.

Rinai berlari ke arah mereka, tangannya memegang cangkang kecil yang dia temukan.

“Mama, Papa, lihat! Cangkang lagi!” serunya, tersenyum lebar.

Aira tersenyum, mengambil cangkang itu dari tangan Rinai.

“Cantik banget, Rinai. Kita simpen, ya, buat kenang-kenangan,” katanya, lalu memasukkan cangkang itu ke dalam tas kecil mereka.

Malam itu, setelah Rinai tertidur di ranjang kecilnya, Aira dan Raka duduk di halaman depan rumah, menatap langit Semarang yang dipenuhi bintang. Aira mengeluarkan kotak kayu kecil dari laci mereka, kotak yang berisi surat-surat yang mereka tulis untuk Rinai saat dia masih bayi.

Mereka membaca surat-surat itu bersama, air mata haru mengalir di pipi mereka saat mengingat hari-hari pertama mereka sebagai orang tua.

“Raka… aku ngerasa semua yang kita lewatin, hujan, dermaga, jarak, sampe kehadiran Rinai, semuanya bikin nada cinta kita jadi abadi,” kata Aira, suaranya lembut sambil memandang gelang di pergelangannya.

Raka tersenyum, memeluk Aira erat.

“Iya, Aira. Nada cinta kita… nada ini bakal terus kita mainin bareng Rinai, bareng keluarga kecil kita. Aku… aku pengen kita terus ciptain melodi indah, enggak peduli apa pun yang datang. Aku sayang kamu, selamanya,” katanya, nadanya penuh janji.

Di bawah langit malam yang penuh bintang, Aira dan Raka saling berpelukan, merasa bahwa nada cinta mereka, yang dimulai dari hujan dan dermaga, telah menjadi melodi abadi yang akan terus mereka mainkan bersama Rinai, dengan cinta sebagai irama yang tak pernah padam.

1
Miu Nih.
maasyaa Allaah, kisahnya indah ☺☺
tuan angkasa: terima kasih🙏
total 1 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
siapa itu Rinai? koq kayak merk kom...r yaa thor🙏🏻
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: melodi tuh bagus bt nama
tuan angkasa: wkwkw iya kah? tpi bagus ih
total 4 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
melodi cinta 🤩🤩🤩
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
selamat yaa Aira dn Raka.....samawa
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: siyaapp
tuan angkasa: yu ikuti terus cerita mereka hehe
total 2 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
yesss i do......🥰🥰
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
aamiin
Delbar
aku mampir kak 💪💪💪💪
tuan angkasa: terima kasih kak🙏
total 1 replies
Bee Sa Maa
novelnya bagus, menarik, ceritanya ringan, lucu dan menghibur, lanjutkan thor!
Dante
kok bisa sih, selucuuu ini 🐣
tuan angkasa: bisa dong, kek yang bacanya juga lucu
total 1 replies
Miu Nih.
arg! nusuk banget ini 🥲
tuan angkasa: bener kak😢 semangat yaa
total 1 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
LDRan ceritanya yaa
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: siyaapp
tuan angkasa: hehe, pasti relate nih kakak nanti ngebaca nya dari hari ke hari, tenang aja, kita up setiap pukul 5 sore setiap harinya, stay tuned yaa:)
total 4 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
saling melengkapi....
Miu Nih.
untuk bisa masuk ke dalam cerita gitu emang butuh detail yang 'sangat' ,,tapi beda di novel digital itu emang perlu jalan cerita yang cepat tak tak tak gitu biar langsung ngena pembaca...

padahal niatnya ya itu author bikin cerita yang bisa nyentuh, memaknai setiap paragraf, enggak sekedar cerita dan bikin plot... kamu tahu, aku bikin jalan cerita 3 hari itu menghabiskan 15 bab 🤣🤣
tuan angkasa: wah 3 hari 15 BAB termasuk cepet loh kak
total 1 replies
Miu Nih.
cocok nih raka sama Aira... raka bisa bantu bikin sketsa gitu, nanti bisa jadi komik atau lightnovel 🤗
Miu Nih.
betul, aku juga merasa begitu? menurutmu apa tantangan dalam menulis novel digital gitu?
Miu Nih.
Halo Aira, nama kita sama 🤗
mampir bentar dulu yaa... lanjut nanti sekalian nunggu up 👍

jgn lupa mampir juga di 'aku akan mencintaimu suamiku' 😉
tuan angkasa: hai kak aira, terima kasih sudah mampir, ditunggu kedatangannya kembali😊

baik
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!