Lisa terpaksa ikut kekampung suami nya setelah usaha mereka bangkrut total, namun setelah sampai kampung ia malah di buat tercengang melihat keadaan rumah yang di pandangan dia amat mengerikan sekali.
Di tambah setiap malam ia selalu bermimpi seram, kuburan yang ada di tengah rumah terasa sangat menyeramkan. kata Harun itu adalah kuburan Nenek moyang nya, jadi tidak bisa mau di pindah.
Mampu kah Lisa bertahan dari gangguan?
Atau Lisa akan menyerah akibat takut dan juga ngeri melihat penampakan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Pindah
"Rumah nya di desa sekali, Lisa! apa kira kira kamu akan mau?" Harun tidak yakin dengan istri nya.
"Aku bukan keluarga ningrat, jadi rasa nya tidak mungkin bila akan pilih pilih tempat tinggal." jawab Lisa ketus tanpa menoleh.
"Kalau kamu memang mau maka kita tinggal di sana, Eyang sudah memberikan rumah itu padaku sehingga orang tua ku tidak akan bisa mengusik nya." jelas Harun.
"Kapan kita berangkat? atau kamu masih mau pamitan dulu sama Melati!" sindir Lisa yang sudah terbakar api cemburu.
"Aku tidak ada apa apa sama dia, untuk apa aku bohong! kalau aku memang mau maka kita akan hidup enak." ujar Harun berusaha menjelaskan.
Lisa cuma diam saja karena memang benar apa yang harus katakan, bila dia mau maka sudah pasti mereka akan tetap tinggal di rumah ini. uang juga tidak akan kesusahan, asal kan Lisa mau berbagi maka tidak akan masalah uang berapa pun yang mau dia makan untuk anak nya juga.
Namun Lisa tidak bisa bola mau begitu, karena ia merasa suami nya hanya untuk diri nya sendiri, bukan untuk di bagi bagi. semua orang memang butuh uang atau bahkan ada yang gila uang juga, namun bila sampai harus berbagi suami maka Lisa tidak akan sanggup untuk melakukan nya.
Terserah orang lain mau bilang apa tentang dia dan juga rasa gengsi nya, namun yang jelas Lisa tetap kekeh menolak saat mau di madu. sudah di bayangkan bagai mana sulit nya hidup dia nanti, pasti akan sama seperti Bu Sri yang sangat di sia sia kan oleh suami nya karena tidak bisa punya anak.
"Semua sudah siap kan? kita berangkat malam inu juga!" ajak Harun tidak ingin menunda lagi.
"Ayo lah mumpung masih jam lima sekarang, nanti kalau jauh kan malah sampai malam sekali baru sampai." ujar Lisa.
"Perjalanan nya sekitar enak sampai tujuh jam, kalau berangkat sekarang berarti hampir tengah malam baru sampai sana." ucap Harun sudah memperkirakan nya.
"Terserah mau malam atau shubuh, yang jelas ayo pindah karena di sini kita sudah tidak punya apa apa lagi." Lisa berkata sengit.
"Maafkan aku, sungguh ini semua karena kebodohan ku." sesal Harun.
"Bagus lah kalau kau sadar diri!" Lisa segera pergi agar tidak semakin naik darah.
Harun cuma bisa menarik nafas karena memang sudah salah dia yang membuat istri nya jadi begitu sengsara, bila dia menerima tawaran orang tua nya maka dia adalah pria paling jahanam di atas muka bumi ini, ibarat kan sudah menjatuhkan Lisa kedalam jurang. malah mau menimpa pula dengan batu, jadi dia tidak mungkin akan bersikap begitu.
"Apa kita akan pindah, Pa?" Elia mendekati Harun yang sedang menghubungi teman nya agar bisa membantu dia pindahan.
"Iya, kita liburan dulu ya di rumah Eyang." jawab Harun.
"Apa Eyang nya masih ada, Pa?" tanya Elia lagi yang memang cerewet.
"Eyang sudah meninggal, jadi kita akan tinggal sendirian di sana." jelas Harin tersenyum hangat.
"Oh begitu, itu Eyang Papa kan? enak ya Papa punya Eyang baik, kenapa Eyang nya Elia sangat jahat." lirih Elia dengan polos nya.
"Memang nya Eyang ada bicara apa sama Elia, Nak?" tanya Harun agak terkejut.
Elia memainkan tangan nya dan membuka rok yang sedang ia kenakan, tampak warna biru memar karena kulit Elia memang cukup putih. sebab Lisa adalah cina campuran sehingga kulit nya sangat bersih, beda dengan Harun yang berkulit sawo matang.
"Apa ini Eyang yang melakukan nya?" Harun sampai gemetar tidak percaya.
"Iya, Eyang bilang karena Elia adalah anak perempuan yang tidak berguna! kalau Elia seperti Arif maka akan sangat di sayang." jelas Elia.
Praaaang.
Lisa membanting mangkuk yang sesang ia pegang karena sudah mendengar percakapan anak dan juga suami nya, orang tua mana yang tidak akan sakit hati nya kalau melihat anak di buat begini. sudah lah fisik nya di sakiti, masih juga di sakiti dengan kata kata lagi.
"Mama jangan marah ya, Elia tidak bilang sama Mama karena biar Mama tidak marah dan sedih." Elia memegang tangan Lisa.
"Kamu coba lah bersikap tegas, Mas! apa masih perlu ku jelaskan kalau orang tua kamu sudah sangat kelewatan." Lisa tiba tiba menangis sambil menggendong Elia.
"Kita diam saja ya, setelah ini kita tidak ada berhubungan sama mereka lagi." Harun mendekati istri nya.
"Ini lah kau sejak dulu! aku yang melahirkan Elia saja tidak pernah mencubit dia, tapi orang tua mu yang keparat itu malah seenak nya saja." teriak Lisa begitu sedih.
Harun mengusap wajah nya kasar karena dia bingung mau mengambil keputusan apa, kalau dia datang sekarang maka mereka pasti akan mengamuk lebih parah, bukan pada Harun nya tapi malah pada Lisa dan Elia karena dia yang membuat masalah menjadi begini.
...****************...
Rumah keluar nya Romo Pangestu begitu ramai karena malam ini acara tahlil atas meninggal nya sang istri pertama yang karena bunuh diri, namun dia tidak mengakui nya sebagai bunuh diri akibat malu dan mengatakan cuma sakit biasa saja, orang orang pasti percaya dan para pembantu juga sama sekali tidak ada yang buka mulut.
"Kamu kenapa sih, kita tidak mungkin pulang sekarang!" Yusuf heran dengan tingkah istri nya.
"Aku tidak nyaman, pokok nya aku mau pulang saja." Alika memang sudah ketakutan sejak siang tadi.
"Kalau kamu mau membuat Romo marah maka silahkan saja pulang." Yusuf tidak mau jadi masalah.
"Kamu kok gitu to, Mas? aku ini istri kamu dan sekarang merasa tidak nyaman, malah di suruh pulang sendirian!" kesal Alika.
"Karena kamu sudah kelewatan, silahkan kamu ambil resiko nya!" geram Yusuf malas pula mau debat.
"Bu Sri itu jadi hantu, Mas!" Alika berteriak di dalam kamar dengan wajah yang pucat.
Yusuf mengusap wajah nya kasar karena sekarang sudah benar benar emosi di buat istri nya, selain rewel minta pulang malah sekarang sibuk mengatakan Bu Sri jadi hantu dan segala macam nya.
"Oeeeek, oeeeek"
"Lihat lah ulah mu itu, anak kita jadi bangun!" geram Yusuf menujuk anak mereka yang kedua.
"Mas, kamu harus percaya kalau Bu Sri jadi hantu!" Alika masih terus berusaha mengatakan nya.
Namun Yusuf sama sekali tidak peduli dan memilih untuk pergi saja dari kamar ini, tinggal Alika yang masih sibuk mendiamkan anak mereka yang bungsu. mereka sudah punya dua anak dan dua dua nya juga laki laki, oleh sebab itu Alika sangat di sayang sebagai menantu.
Selamat membaca ya guys, semoga kalian suka sama cerita yang sudah othor buat ini. dan juga othor mau ngucapin terima kasih karena kalian udah jadi pembaca setia nya othor dan terus bersama sampai sekarang, maaf kalau kadang othor enggak sempat balas comen kalian satu persatu karena othor sibuk menulis bab² baru.
keluar emas nya
ehh, bisa liat emas banyak
lanjut thor 🙏
ngambil kekayaan anak cucu yg akan datang , jadi kelak mereka hidup nya kesusahan , kata orang dlu
nyawa terancam Lissa ,
mksh up nya🥰