Allea Laticia Braine, siapa yang tidak mengenal gadis cantik, pintar dan seksi dengan sejuta pesona itu. Terlebih semuanya ditunjang oleh statusnya yang sudah menjabat sebagai Presdir Muda.
Semua pria tentu sangat mengincar gadis itu. Mereka selalu berlomba-lomba untuk mendapatkan hati seorang Allea. Tapi tidak satupun yang berhasil.
Hingga suatu hari, dengan bodohnya Lea terjebak oleh permainan seorang pria yang notabenenya adalah rekan kerjanya.
Lalu apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ONWMR-21
"Kau baru pulang?" tanya Alexander yang kembali berpapasan dengan Lea di lobby hotel.
Lea hanya menatap datar pria itu tanpa berniat menjawabnya, wanita itu berjalan terburu-buru menuju ke dalam lift tanpa memperdulikan suara Alexander yang memanggil namanya.
"Gadis itu licin sekali" komentar Alex kesal, karena sejak pertama kali bertemu di mansion Arse, Lea selalu saja menghindarinya. Berbeda dengan Dea yang justru selalu mencari-cari perhatiannya.
Lea segera masuk ke dalam kamar hotelnya dan berganti pakaian dengan yang lebih santai, "Oh tuhan, sebenarnya apa yang terjadi padaku?"
Sementara di cafe..
"Tuan, terima kasih atas tumpangannya" ujar Monic dengan senyum termanisnya.
"Sama-sama Nona. Lagipula kita adalah rekan dan sudah sepantasnya saya membantu anda"
"Ya kau benar Tuan"
"Apa kita bisa kembali sekarang? Atau kau ada urusan lain?"
"Tidak Tuan, lebih baik kita kembali saja ke hotel"
"Baiklah kalau begitu, ayo Sam"
Sam mengikuti Rells dan Monica yang berjalan beriringan di depannya. Kedua manusia itu masih terlihat sangat canggung membuat Sam gemas melihatnya, "Aku harus melaporkan ini pada Niel dan Dean"
Saat tiba di parkiran, Sam kembali dibuat melongo saat Rells membukakan pintu belakang mobilnya untuk Monica. Ini adalah yang pertama kalinya dia melihat sahabatnya itu peduli pada seorang wanita.
"Ayo Sam"
"I-iya Tuan"
Sesampainya di hotel, Monica langsung berpamitan. Dan Rells tentu mempersilahkannya, karena menahannya juga tidak penting. Sam terus mengekor dibelakang Tuannya saat Rells masuk ke dalan sebuah lift khusus. Mereka berjalan melewati lorong hingga tiba di sebuah persimpangan. Kamar Rells dan Sam memang berbeda jalur.
"Rells"
"Ya?"
"Ada wine?"
"Tentu saja ada, let's go!"
Sam berbelok arah menuju ke kamar Rells terlebih dahulu. Sebuah ruangan mewah dengan warna putih yang mendominasi, terdapat beberapa sekat ruangan di dalamnya mulai dari kamar tidur, ruang tamu, ruang gym, dapur dan satu lagi sebuah balkon yang menunjukan keindahan kota Paris dari ketinggian.
Rells berjalan menuju ke pantry kecilnya lalu melempar sebuah botol wine pada Sam, beruntung pria itu langsung menangkapnya dengan cekatan "Are you crazy?"
"Ck, lemah!"
Sam menuang wine tersebut pada sebuah gelas kecil lalu menengguknya hingga tandas, Rells juga melakukan hal yang sama.
"Lihat ini" tunjuk Sam dengan layar ponselnya yang menyala menunjukan potret Rells bersama seorang wanita.
"Dasar paparazzi, delete!"
"Why? Ini akan menjadi trending topic di grup"
"Lihat saja, aku akan memecatmu!"
Sam memutar bola matanya malas, "Mood orang kasmaran ternyata begini ya"
"Siapa yang kasmaran?"
"Tentu saja kau bodoh!"
"Apa kau salah minum obat Sam?"
"Kau yang salah minum obat Rells, lihatlah kau bersikap manis pada seorang wanita dan ini adalah kejadian terlangka selama persahabatan kita. Seorang Rellys Scouth yang terkenal anti wanita tiba-tiba seperti ini?"
"Ck, bahkan aku pernah lebih dari ini!"
"Hah apa kau bilang?"
"Tidak ada, kau sepertinya mabuk karena meminum wine ini Sam"
"Heh kau lupa kalau aku ini peminum yang handal? 10 botol wine sekalipun aku bisa meminumnya sekaligus tanpa mabuk sama sekali"
"Ya sudah cepat pergi sana, bila perlu kau bawa semua wine ku ke kamarmu!"
"Tadi kau memintaku kesini lalu sekarang kau mengusirku? Dasar bos luknut!"
"Sekali lagi kau mengumpatku, ku pecat kau!"
"Sepertinya jabatan Presdir membuatmu menjadi tekanan darah tinggi Rells"
"Sudah sana cepat pergi sebelum ku tendang kau dari sini dan awas kau ya kalau sampai macam-macam dengan foto itu!"
Akhirnya dengan langkah gontai, Sam mau tidak mau harus meninggalkan kamar Rells "Sebenarnya ada apa dengan anak itu?"
