damar aby sugito atau lebih sering di panggil sugi, seorang pemuda yang memiliki sebuah toko boneka, namun boneka yang di jualnya juga bukan boneka-boneka biasa melainkan boneka hidup yang melindungi tuannya, selain bukan bonekanya saja yang unik, sugi sendiri juga memiliki kekuatan yang tiada tanding. namun ia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya itu sakti dan sugi juga tidak menyadari bahwa boneka-boneka yang di jualnya itu hidup. di season 2 kali ini akan terungkap bagaimana sugi bisa memiliki boneka-boneka hidup itu, dan bagaimana sugi bisa mendapat kekuatan tiada tanding, serta siapa yang telah membuat sugi tidak bisa menyadari kesaktiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menjatuhkan rahang
"Bagaimana ini? Kita tidak bisa diam saja harga diri kita sudah di injak injak oleh bajingan itu!"
"Benar, kita tidak boleh diam saja!"
Mendengar 2 temannya tidar terima, kemudian juanda berucap, "ah, aku tau bagaimana caranya untuk melawan balik!"
"Bagaimana?" Tanya kelvin dan lucas.
"Mari kita panggil model model cantik semarang itu! Kita tunjukan kepada orang udik itu, siapa yang lebih jago dalam membawa wanita!"
Dengan cepat kelvin dan lucas mengangguk, bagaimana pun juga mereka ini adalah crazy rich uang mereka sangat sangat banyak untuk mereka hamburkan.
Dengan puluhan juta yang mereka kirimkan, mustahil untuk para model semarang tidak datang ke restoran ini.
Benar saja, selang beberapa menit berlalu, tiga oeang model dengan kecantikan yang luar biasa dan kaki indah munçul dari arah pintu masuk.
Ketiga wanita cantik utu sangat bahagian melihat juanda, kelvin, dan lucas. Selain karena mendapatkan uang dengan sangat instan, mereka juga bisa memasuki restoran super duper mewah nan mahal ini dengan sangat mudah.
Dengan cepat ketiga model itu langsung menghampiri trio crazy rich, dan duduk bersebelahan dengan masing masing dari mereka, sambil memasang wajah imut.
Dengan cepat ketiga crazy rich ini membusungkan dadanya dengan bangga, sambil menatap sugi yang ada di sana.
Sugi sendiri tidak menatap orang orang di sana, ia sendiri dengan sanyai mengobrol ringan dengan isna.
"Lihat, dia kasihan sekali, pakaian dia paling jelek di antara para orang orang di sini.."
"Benar, awalnya aku kira dia ingin menantang kita. Ternyata dia hanya pecundang saja."
"Haha! Dia hanya orang kere, mana mungkin dia bisa membawa wanita selain wanita itu!"
"Aku yakin orang udik itu sudah menghabiskan seluruh uangnya, bahkan mungkin sudah menjual rumahnya hanya untuk mengundang wanita cantik itu! Untuk duduk bersamanya!"
"Hah? Mungkin dia sudah menjual ginjalnya! Paling rumahnya kecil seperti gubuk, mana mungkin rumahnya bisa laku?"
Suara sumbang dari ketiga crazy rich itu benar benar tidak menyenangkan bagi telinga sugi. Namun sugi sendiri hanya bisa menghela nafas panjang. Berurusan dengab orang orang ini sangat buang buang waktu saja.
Sugi kembali melanjutkan makanya di temani oleh isna.
Semakin lama ketiga crazy rich ini memandangi isna, ketiga crazy rich itu merasa ada yang aneh. Entah mengapa meskipun mereka sudah memanggil mode model cantik semarang, yang mana kecantikan dan bodynya sudah sangat oke, namun tetap saja isna yang menemani pria udik itu jauh lebih mempesona!
Seolah ada peson khusus yang tidak bisa di tiru oleh para model cantik ini.
Sambil menggertakan giginya juanda bangkit dari kursinya, dan menghampiri sugi dan isna yang sedang makan.
Juanda langsung to the point kepada isna, " nona, mengapa anda duduk semeja dengan pria udik ini? Mengapa anda tidak duduk saja di meja kami?"
Jelas mendapat pertanyaan seperti ini langsung membuat isna tersenyum sinis.
Orang udik? Beliau adalah tuan tidak terkalahkan, bagaimana mungkin bisa menjadi orang udik? Andai saja juanda ini tahu ada banyak sekali orang yang mati hanya karena memprovokasi tuan sugi, mungkin juanda akan minta maaf sekarang.
"Kembali ke mejamu, aku sama sekali tidak berminat bergabung denganmu.." ucap isna singkat.
Pelayan yang ada di belakang memperhatikan pemandang ini, dalam hati mereka menertawakan apa yang di lakukan oleh juanda.
Bagaimana mungkin seorang pengawal elite dari keluarga cokrodinoto mau bergabung semeja dengan semut seperti juanda ini, benar benar sangat konyol.
"Aku bisa membelikan banyak menu mewah untukmu nona! Kamu mau apa hp? Uang? Perhiasan? katakan mau apa? Akan aku berikan semuanya asal tinggalkan orang udik ini!"
Isna sebisa mungkin menahan senyum mendengar hal ini, seumpama dia tidak sedang berpura pura menjadi manusia biasa di hadapan tuan sugi, mungkin ia sudah menghajar juanda dan dua teman congkaknya.
Sayangnya pada saat ini tuan sugi masih belum memberikan perintah apapun.
"Hei bro, apakah aku punya salah kepadamu?" Tanya sugi sambil menatap ke arah juanda.
Kalau juanda dan dua temanya mengejek dirinya dari kejauhan sugi masih bisa menerima itu, namun malah pada saat ini juanda menghampirinya dan mengucapkan kata kata yang menyakiti hati sugi.
"Diam kamu orang udik!" Ucap juanda dengan emosi.
"Kamu orang udik tidak tahu tempat, apakah kamu kira restoran mahal ini layak untung tampangmu yang seperti ini?!"
Sugi langsung berdiri dengan emosi, "jaga ucapanmu bro, atau aku akan hajar kamu habis habisan di sini!"
Juanda tersenyum sinis, kemudian menatap salah satu pelayan yang memperhatikan perdebatan dirinya dengan sugi, "hei, katakan kepada pemilik tempat ini, kami ingin bertemu dengan pemilik tempat ini, dan kami meminta untuk pemilik tempat ini menendang pria udik ini keluar dari sini!"
Pelayan itu menundukan kepala kemudian berucap, "baik akan saya laporkan hal ini..."
Dengan cepat pelayan itu menuju ke ruangan di lantai atas, ruangan ini di penuhi dengan aroma harta, entah itu emas, perak permata, dan masih banyak lainnya. Seorang wanita yang cukup menawan duduk dengan gaun merah terlihat duduk sambil membaca kertas yang ada di hadapannya.
Wanita ini sangat menggoda terlebih lagi belahan dadanya yang terlihat indah. Wanita ini adalah pemilik restoran ini seorang broker bawah tanah yang cukup di segani.
"Ada apa?" Tanya wanita itu setelah pelayannya mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan ini.
"Pada saat ini bocah ingusan yang bernaam juanda itu ingin bertemu dengan anda nona... dan meminta anda untuk menendang pria udik yang datang bersama nona isna, apa yang harus kami lakukan?"
Wanita itu menyeringai, "aku benar benar penasaran dengan keluarga cokrodinoto, mengapa isna membawa pria udik kemari? Jangan tendang dulu, aku akan melihat seperti apa rupa dari pria udik yang di bawa oleh isna."
Pelayan itu dengan cepat kembali ke ruang utama dan melaporkan hal ini kepada juanda.
"Haha! Bagus, sebantar lagi pemilik tempat ini akan datang dan menendang kamu keluar dari sini!"
"Awas kamu tunggu sebentar lagi!" Imbuh juanda kemudian berjalan ke araj kursinya.
"Juanda, ayo segera hubungi orang orang kita, bawakan semua preman yang kita punya untuk mengepung tempat ini!"
"Benar, bakingan itu tidak akan kapok ketika belum kita hajar!"
Juanda mengangguk, denhan cepat ia menghubungi preman preman kenalanya untuk mengepung tempat ini.
"Ketika pria udik itu di usir keluar dari restoran ini, langsung saja kota hajar dia!"
"Lalu kita paksa wanita cantik itu untuk datang dan melayani kita!"
Sugi tampak sangat gugup pada saat ini, dia sendiri menyadari posisinya sebagai orang biasa. Dia tidak memiliki apapun untuk melawan.
"Sialan!" Ucap sugi dalam hatinya, ia benar benar takut jika di usir dari tempat ini.
Tiba tiba dari arah tangga terdengar suara langkah kaki dengan sepatu hak tinggi.
Wanita pemilik tempat ini berjalan dengan tenang, dengan penampilan yang menggoda pria mana saja yang menatapnya.
Benar saja ketika juanda, kelvin, dan lucas melihat wanita pemilik tempat ini mereka langsung tertegun dan melongo.
Wanita itu turun dari tangga dengan senyuman memikat, wanita itu benar benar penasaran dengan permainan ini, mengapa isna membawa pria udik kemari? Dan mengapa isna tidak menghajar juanda secara langsung.
"Mari kita lihat seperti apa rupa orang udik yang di bawa oleh is---" tiba tiba wanita itu berhenti mematung di tengah tangga, sambil menjatuhkan rahangnya.