Kisah ini bukanlah tentang perasaan yang timbul karena adanya ketertarikan pada seseorang, melainkan tentang adanya perasaan yang diawali dari kebencian, lebih tepatnya adalah balas dendam.
Semuanya dimulai dari Devano Alian Laxbara, seorang pemimpin geng motor besar sekaligus pengendali teknologi. Dia memiliki sikap dingin, tegas, dan wajah yang nyaris sempurna. Siapa sangka, seorang Vano yang tak ingin terjerumus ke dalam percintaan kini seketika berubah saat bertemu Azzura Hasnal Alexander, gadis yang dikenal ramah dan ceria, namun ternyata menyimpan banyak rahasia dalam dirinya. Ia sengaja mendekati Vano dengan alasan balas dendam melalui pembunuh bayaran. Seiring berjalannya waktu, ia malah terlanjur jatuh cinta berkali-kali sehingga ia lupa dengan rencana balas dendamnya, yang pada akhirnya ia masuk ke dalam perangkapnya sendiri.
Vano yang curiga akhirnya mengetahui bahwa Zura, yang selama ini ia prioritaskan, ternyata ingin menghancurkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidaAlhasyim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETEMU MANTAN
Vano kini berada di dalam kamarnya, cowok itu sejak tadi masih berbalut dengan selimut tebal.
Jam sudah menunjukkan pukul 07: 35 pagi, tapi tak ada tanda- tanda bahwa cowok itu ingin bangun.
Tak lama dari itu, Arlino memasuki kamar Vano dengan rambut yang masih basah, sepertinya cowok itu baru saja mandi.
"Etdah, gini amat gue punya abang ".
Arlino pun menarik selimut milik Vano dengan kasar, hal itu tidak cukup untuk membangun kan abangnya itu, ia pun mencoba menggoyangkan lengan Vano yang kekar.
"Oi, bangun!"
Vano masih tak bergeming dari posisi merentangkan kaki jenjangnya.
"Bangun- bangun, Karina dateng tuh! "
Bahkan, saat Arlino menyebutkan nama mantannya juga tidak berhasil, cowok itu berpikir sejenak , apa yang ia lakukan untuk membangun kan kakak lelakinya itu.
"OI, KAK ZURA NGAJAK LO KENCAN!"
Seketika Vano membelalakkan matanya sambil mengumpulkan nyawa karena teriakan Arlino.
Arlino tertawa terjungkal melihat ekspresi Vano saat ini.
"Buruan mandi sana, kak Zura tadi nelpon gue , katanya mau ngajak lo kencan! "
"Apaan sih, gak usah ngada- ngada."
Arlino semakin tertawa terbahak- bahak, sembari melemparkan handuk yang ia pakai tepat kewajah Vano.
"Makanya, cari cewek dong, masa sih seorang ketua geng motor terkuat di seluruh penjuru tidak memiliki cewek, apa jangan- jangan lo masih gamon sama si Karina?" usai mengucapkan hal itu, Arlino pun lari terbirit-birit menuju lantai bawah, ia tak ingin menerima amukan dari Vano.
Vano pun bangun dari tempat tidurnya dan langsung menuju kamar mandi tanpa memperdulikan ucapan Arlino barusan.
lagi pula ia sudah melupakan masa lalunya itu.
Sejujurnya, Vano sangat berharap dengan ucapan Vano yang mengatakan bahwa Zura mengajaknya kencan.
◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦
Di markas ZALGAR, Zura sejak tadi merasa sangat bosan dan kurang semangat, walaupun lion sudah menghiburnya beberapa kali.
"Ra! "
"hmm."
"Gimana kalo kita mabar? "
"Gak! "
" jalan- jalan?"
"Gak! "
"Trus, kamu maunya gimana? "
Zura tak tertarik sama sekali dengan ajakan Lion, entah mengapa ia merasa sangat bosan saat ini.
Gadis itu kemudian beranjak ingin menuju keluar markas.
"Mau kemana?"
"Mau liat- liat pemandangan di luar'.
Saat berada di ambang pintu menuju keluar markas, Zura tiba-tiba menghentikan langkah nya saat melihat kearah jalan, di sana ia melihat seseorang dengan motor sport hitam baru saja berlalu di jalan besar , orang itu tak lain adalah Vano.
Zura merasa lega karena , Vano tidak melihat kearahnya.
Sangat berbahaya jika Vano mengetahui bahwa ia adalah teman Lion yang notabenya sebagai musuhnya sendiri.
"Kenapa Ra, gajadi keluar? " Lion pun menyusul Zura, karena melihat gadis itu tidak kunjung keluar.
"Yaudah lah, kita mabar aja! "
Bukannya menjawab pertanyaan Lion, gadis itu malah mengajaknya untuk bermain game.
Lion pun langsung menganggukkan kepalanya.
"Gitu kek dari tadi."
◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦
Vano kini memasuki sebuah yout grup yang pernah ia datangi beberapa bulan yang lalu.
entah mengapa ia memilih untuk pergi ketempat itu lagi.
Karena melihat semua yang berada ditempat itu bersama pasangan masing-masing, Vano merasa bahwa dirinya salah dalam memilih tempat.
Saat melihat- lihat, Vano tidak menemukan mbak- mbak yang dulunya pernah mempertemukannya dengan Zura.
Merasa tak tau arah ingin kemana, cowok itu pun kemudian menelpon Akmal.
"Halo!"
"𝐾𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑣𝑎𝑛?" terdengar suara Akmal bersamaan tangisan anak kecil dari seberang sana.
"Lo sibuk gak? "
" B𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟, 𝑔𝑢𝑒 𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖𝑖𝑛 𝑎𝑑𝑒𝑘 𝑔𝑢𝑒 𝑑𝑢𝑙𝑢, 𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎?"
"Temenin gue disini, sekalian ada yang mau gue omongin "
"𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒆𝒏 𝒂𝒋𝒂𝒌 𝒋𝒖𝒈𝒂?"
"lo aja! "
" 𝑜𝑘."
Setelah telpon berakhir, Vano tak sengaja melihat Karina bersama dengan cowok lain, Vano yakin itu adalah pacar barunya setelah sekian lama mereka putus. Walaupun Hanya satu minggu berpacaran. Saat itu Vano sama sekali tidak memberitahu indentitas aslinya kepada gadis sialan itu.
Awalnya Vano tak memperdulikan hal itu dan langsung memilih untuk duduk di kafe, tetapi ia mencoba terlihat seperti tidak mengenal saat sepasang kekasih itu juga sangat kebetulan juga memilih meja yang dekat dengan tempat Vano berada.
" Vano! "
Vano menulikan pendengarannya saat Karina memanggilnya.
Merasa Vano tidak menyapanya, membuat gadis itu sedikit kecewa, ia pun menghampiri Vano setelah memberi tahu kepada pacar barunya bahwa Vano adalah mantannya.
"Ya ampun Van, udah lama banget kita gak ketemu."
Vano hanya memberikan senyuman seadanya, tanpa menjawab.
"Gue mau nunjukin ke lo, kalau cowok gue yang sekarang namanya Dodi, dia Ketua geng motor yang paling di takuti loh!" Karina memamerkannya ke pada Vano bertujuan untuk membuat cowok itu iri.
Namun, nyatanya Vano menahan tawanya sekuat mungkin agar tidak lepas.
Vano pun memandangi cowok baru Karina yang katanya adalah ketua geng . Tdak hanya itu, Vano mengerutkan keningnya saat melihat logo jaket milik cowok itu bertuliskan " ZALGAR "
Seingat Vano, ZALGAR adalah musuh besar Albatros , dan geng itu sendiri diketuai oleh Lion, lalu mengapa cowok yang satu ini mengaku sebagai ketua?
"Kita liat aja, siapa yang sebenernya ketua geng disini! " ucap Vano meremehkan Karina.
"Maksud lo?"
"Kenalin gue wakil dari geng Albatros, dan Vano adalah ketuanya! "
Tak lama dari itu, Akmal menghampiri Vano dengan menatap tajam kearah Karina.
Akmal sebenarnya sudah mendengarnya sejak awal.
"Dan cowok sampah ini, dia cuma anggota doang! "
Karina menggelengkan kepalanya, karena tidak percaya, ia pun bertanya kepada dodi.
"Maksudnya apa di? "
"Lo jangan percaya sama mereka, lebih baik kita pulang, daripada ngeladenin orang yang gak jelas kaya mereka!"
Mendengar ucapan Dodi, Karina pun Memutuskan untuk pulang, tapi ada sedikit rasa kesal dan malu melihat Vano yang tak sedikit pun cemburu .
Akmal hampir saja ingin memukul Dodi jika Vano tidak menahannya.
"Udah lah, bukannya kita kesini cuma buat bahas sesuatu? "
Akmal pun menenangkan dirinya saat mengingat percakapannya barusan, saat ditelpon oleh Vano.
◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦