NovelToon NovelToon
Mundur Atau Terus Mengejarnya?

Mundur Atau Terus Mengejarnya?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ladies_kocak

Malam itu, Gwen seorang gadis remaja tidak sengaja memergoki cowok yang dia kejar selama ini sedang melakukan pembunuhan.

Rasa takut tiba-tiba merayap dalam tubuhnya, sekaligus bimbang antara terus mengejarnya atau memilih menyerah, Karena jujur Gwen sangat takut mengetahui sosok yang dia puja selama ini ternyata seorang pria yang sangat berbahaya, yaitu Arsenio.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladies_kocak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Kak Nio, ngapain di sini?" pekiknya pelan.

Darren dengan geram melemparkan sebuah berkas ke arah Vincent. " Gini-gini gue masih setia sama Yolla, ya," katanya tegas, berusaha meyakinkan.

Vincent hanya menggeleng sambil tertawa kecil, "Ck, becanda doang," sahutnya sambil tersenyum tipis.

Vincent berbisik pada Arsenio, "Son, pandangannya jangan terlalu dingin, nanti calon mantu papi takut."

Mendengar itu, Arsenio langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih lembut.

"Adek, sapa Om Vincent dulu. Yang itu ga usah" suruh Darren kepada Gwen sambil menunjuk Arsenio dengan matanya.

Gwen mendekat ke Vincent dan menyalaminya dengan senyum yang agak kaku.

"Halo, Om," sapanya.

"Anak Om, kok nggak di salam?" tanya Vincent.

Gwen menoleh ke Arsenio dengan perasaan yang bercampur aduk, lalu menjabat tangannya. "Halo, Kak," ucapnya.

Gwen kemudian berjalan ke meja Darren dan duduk di sampingnya. "Malam minggu ini kita diundang makan malam sama Opah, Princess," kata Darren sambil mengusap rambut Gwen.

"Opah? Opah Robert?" tanya Gwen.

"Iya, dia pengen ketemu kamu," jawab Darren.

Gwen hanya mengangguk saja sambil mencuti6 pandang dengan Arsenio yang juga menatapnya dalam.

"Kalo gitu Gwen ambil barang dulu ya," pamit Gwen.

"Jangan lama, kita akan pulang sekarang," ucap Darren.

Langkah Gwen makin cepat meninggalkan ruangan itu.

"Kalo gitu kita juga pamit." ujar Vincent sambil melambaikan tangan.

"Om, jangan lupa restuin kami," timpal Arsenio, sambil tersenyum lebar sebelum bergegas mengikuti Vincent.

Darren hanya bisa mendengus, "Bocah itu, untung dia anak Vincent," gumamnya pelan.

Di luar, Arsenio menempuh arah yang berbeda, meninggalkan Vincent yang tampak bingung. "Mau kemana?" tanya Vincent.

"Mau ketemu calon mantu papi," jawab Arsenio tanpa menoleh, langkahnya semakin cepat.

Vincent hanya geleng-geleng kepala, melihat anak yang biasanya dingin itu mulai terbawa perasaan.

"Jangan buat calon mantu papi takut ya," selorohnya.

Arsenio sempat bertanya kepada salah satu karyawan tentang keberadaan Gwen. Setelah mendapat informasi bahwa gadis itu berada di ruangan di depannya, dia berdiri sebentar di depan pintu.

Tak lama, Gwen muncul dengan tas menggantung di bahu, namun terlonjak mundur saat melihat sosok Arsenio.

"Kak Nio?" mata Gwen membulat, penuh kejutan.

Arsenio buru-buru menarik lengan Gwen, membawanya kembali ke dalam.

Arsenio menekan tubuh Lily ke dinding, tangannya berhati-hati agar kepala gadis itu tidak membentur dinding. Dengan gerakan yang hampir lembut, dia mengangkat dagu Gwen, memaksa pandangan mereka bertemu.

"Kakak mau apa?" tanya Gwen gugup meremas kaosnya kuat, Lagi-lagi dia berada sangat intim dengan Arsenio.

Arsenio tersenyum miring," Menikmati wajah merah kamu,"bisiknya. Seketika Gwen memegang kedua pipinya, bibirnya mengerucut lucu menatap kesal Arsenio.

Arsenio tertawa kecil, lalu dengan gerakan cepat dia mengangkat tubuh ringan itu, dia letakkan di atas meja yang berada di ruangan itu. Gwen memekik pelan sambil memeluk erat leher Arsenio, secara tiba-tiba.

Arsenio melebarkan sedikit kaki Gwen sulaya tubuhnya bisa berdiri dekat dengannya. "Nanti kalo ada orang masuk gimana?" panik Gwen.

Alih-alih menjawab, Arsenio malah mengeluarkan sesuatu yang terlihat seperti pulpen dari saku celananya.

"Aku hanya mau kasih ini," ucapnya.

Gwen menerimanya, membalikkan pulpen itu dengan alis saling bertautan. "pulpen? kak Nio mau nyuruh aku belajar gitu?"

Arsenio tersenyum geli, merebut kembali pulpen itu, lalu membuka penutup pulpen itu, hingga ujung pulpen itu berubah menjadi cutter kecil.

Tanpa sadar, Gwen meremas lengan Arsenio yang ada di pinggangnya, kuku panjangnya menancap hingga membuat lengan itu berdarah.

"Hei tenang, jangan takut. Pisau ini bukan buat nyakitin kamu, tapi hadiah buat kamu," jelas Arsenio melihat dalam mata Gwen terpancar ketakutan. Dia membuka telapak tangan Gwen dan meletakkan pisau kecil itu di sana.

"Bajingan itu akan kembali lagi ke sekolah. Semoga ini bisa buat kamu merasa lebih aman," tambahnya.

Awalnya Gwen bingung, tidak mengerti siapa yang dimaksud Arsenio. Namun, detik selanjutnya dia langsung mengerti siapa yang di maksud.

"Bawa pulpen ini kemana pun kamu pergi," lanjutnya.

"Tapi, kak, benda tajam nggak boleh dibawa ke sekolah," tolak Gwen.

"Mereka nggak akan tahu kalau ini pisau. Mereka pikir ini hanya pulpen biasa," ujar Arsenio meyakinkan.

"Aku nggak mungkin ada 24 jam di samping kamu ," ujar Arsenio dengan tegas. "Mulai sekarang, kamu harus bisa lawan orang-orang kayak gitu, jangan takut. Lawan trauma kamu, little kitten,"

Gwen hanya mengangguk saja menatap pulpen di tangannya dengan ragu. Arsenio tersenyum lebar dan mencium puncak kepala Gwen dengan penuh kasih sayang.

Gwen kaget, memegang pucuk kepala yang di kecup Arsenio dengan mata melotot, jantungnya berdebar kencang. "Aku pergi," pamit Arsenio meninggalkan Gwen yang masih terpaku di atas meja.

"ish kak Nio... setelah buat aku salting, langsung pergi," kesal Gwen.

1
Gebi Tompul
lanjut
Myra Myra
kasihan Gwen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!