NovelToon NovelToon
Diujung Rindu

Diujung Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:611
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4

Zahira dan Jerri pergi bersama dalam satu mobil,namun tiba-tiba dijalan Martin menghentikan mobilnya,dia turun dan meminta kepada Jerri dan Zahira untuk pindah kedepan.

Setelah menutup pintu untuk Zahira asisten Martin bicara secara berbisik dengan Jerri,meski hanya mengangguk rasanya Martin paham dengan apa yang Jerri inginkan.

"Hati-hati,urusan kantor biar aku yang tangani."kata Martin

Zahira menoleh kearah Jerri yang fokus dengan stir mobil,kacamata yang dia pakai menambah kesan maskulin pada wajah tampannya.

Zahira melihat kearah jalan karena Jerri melewati jalan tol,dimana bebas hambatan,rasanya sudah mulai gelisah karena jalan yang dilalui berbeda.

"Kita mau kemana sih?"tanya Zahira

"Gak usah panik,tidur aja kalau kamu lelah."jawab Jerri

"Tapi bagaimana dengan kerjaanku?"tanya Zahira

"Sayang,aku bilang tidak usah panik."jawab Jerri

Zahira terdiam setelah mendengar Jerri menyebut kata sayang,dia hanya memandang kearah luar dimana jalur beraspal membentang luas.Sekian lama berada dalam mobil mewah milik Jerri membuatnya merasa mengantuk,dia terlelap sebentar saat mobil sudah berada dikawasan pesisir dan berhenti.

"Sayang,sudah sampai ayo kita turun."ajak Jerri

"Kita dimana?"tanya Zahira

"Bukankah kamu selalu bilang suka air?"tanya Jerri

"Air?kita ada pantai?"tanya Zahira dengan wajah berseri

Zahira keluar dari mobil tanpa membawa tasnya,Jerri sendiri juga keluar hanya memakai kacamatanya.Mereka berjalan beriringan ditepi pantai tanpa alas kaki,sesekali Jerri menarik tangan Zahira agar terkena ombak namun Zahira segera berlari karena tidak ingin basah.

"Sayang sekali sudah sampai sini tidak mandi."kata Jerri

"Aku gak bawa baju ganti,gak mungkin basah-basah naik mobilmu."kata Zahira

"Kalau aku bilang baju gantimu ada apa kamu percaya?"tanya Jerri

"Kamu bisa aja,jangan bercanda."kata Zahira

"Aku bilang ada."kata Jerri menarik tubuh Zahira sampai dia terendam terkena ombak

****

Ibu Murni dan Aira mendatangi rumah Jerri namun kali ini tidak ada yang membuka pintu,padahal pintu dan jendela terbuka,beberapa kali Aira menghubungi ponsel Lintang namun hanya terdengar suara nut-nut.

"Ih,Tante ini kenapa sekarang mengabaikanku."kata Aira kesal

"Lintang,ini kami buka pintu."kata Ibu Murni

Pembantu rumah Jerri keluar dan membuka pintu,dengan kesal mereka berdua marah karena kerja pembantu yang lambat.

"Lama kali sih buka pintu."kata Ibu Murni

"Maaf,bu."kata pembantu

Aira dan Murni langsung masuk nyelonong,mereka bahkan berteriak memanggil Lintang,Papa Jerri yang sedang mencuci sepeda kesayangannya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah dua orang teman istrinya.

"Lintang."panggil Murni

"Lintang baru saja keluar."kata Papa Jerri

"Kemana?"tanya Murni

"Tadi bilang cuma kerumah teman."jawab Papa Jerri

Murni dan Aira hanya saling pandang,sepertinya hari ini mereka tidak akan mendapatkan apa karena Lintang tidak ada dirumah

Aira mencoba sedikit beralasan kali ini dia ingin meminjam kamar Jerri karena ingin kekamar kecil.

"Om,saya pinjam kamar Jerri ya mau ke kamar kecil."kata Aira

"Om gak tahu kodenya,kamar mandi luar aja."kata Papa Jerri

"Ah,iya Om."kata Aira

Papa Jerri menuangkan air dan meneguknya setelah duduk dikursi,meski terkesan cuek namun Papa cukup memperhatikan kedua tamunya.

Murni lebih banyak menengok kearah kamar Lintang,sementara didalam kamar mandi Aira kesal dengan menyalakan kran dengan keras.

"Ayo kita pulang Bu,gak ada guna disini."bisik Aira setelah keluar dari kamar mandi

"Ibu gak yakin Lintang keluar,rasanya dia ada di dalam."kata Murni

Karena merasa tidak enak dengan Papa Jerri akhirnya Aira pamit meski Ibunya masih yakin jika temannya berada di dalam kamar.Aira menghidupkan mesin mobil dan melajukan dengan pelan,dia sengaja menurunkan Ibunya dipinggir jalan.

"Turun,aku mau menemui Jerri."kata Aira

"Kamu ini."kata Murni geram

Aira kembali melaju dengan kecepatan sedang diatas aspal,mobil baru miliknya kali ini membuatnya bisa berjalan seperti kuda berlari.Setelah sampai digedung perusahaan Jerri, Aira melihat kearah mobil lain mencari tempat kosong untuk parkir.

Aira masuk kedalam kantor Jerri dengan langkah penuh percaya diri,beberapa pasang mata yang belum pernah melihatnya hanya bisa melongo melihat wanita secantik Aira berjalan.

"Sayang,aku datang."kata Aira sambil membuka pintu

"Aira."kata Martin

"Ah,mana Jerri?"tanya Aira

"Dia keluar,ada tugas diluar kota mulai tadi pagi."jawab Martin

"Tugas?kenapa aku gak tahu ya?"tanya Aira

"Tidak semua pekerjaannya kamu tahu Ra,apalagi ini menyangkut kepercayaan dengan perusahaan lain."jawab Martin

Aira berfikir sebelum meninggalkan ruangan,mengapa hari ini Tante Lintang dan Jerri menghindarinya,bagi Aira sikap Jerri memang ketus dan tidak pernah mau menatapnya namun Tante Lintang bagaimana bisa dia juga menghindar.

"Apa Tante Lintang sudah tahu dari Jerri?"tanya Lirih

Aira berhenti sebelum membuka pintu dia berputar lagi berjalan mendekati Martin,dengan gaya dan pura--pura dia menjatuhkan tubuhnya didekat Martin.

Martin yang sudah paham dengan sikap Aira meski baru mengenalnya, sedikit menggeser duduknya dan membuat Aira terbentur.

"Aaauuu,sakit."kata Aira

Martin berjalan menuju pintu dan membukanya,dia kembali membereskan pekerjaannya dan memberikan kepada Celine.

"Cel,bisa masuk sebentar?"tanya Martin

"Iya Pak."jawab Celine

"Urus ini."kata Martin menyodorkan dokumen

"Ada lagi Pak?"tanya Celine

"Urus dia,aku mau istirahat."jawab Martin

Celine membawa map dan mengandeng tangan Aira,kepalanya sedikit memar dan membuatnya pening,sementara Martin menghubungi Jerri namun tidak ada jawaban,akhirnya dia memesan taxi dan keluar dari gedung perusahaan.

****

Zahira dan Jerri sudah berjalan cukup jauh meninggalkan lokasi dimana Jerri memarkir mobilnya,mereka berjalan kembali dengan baju yang sudah basah,setiap ada ombak besar datang mereka berhenti.

"Peluk saja aku kalau kamu takut."kata Jerri

Zahira hanya memegang lengan Jerri dengan erat,meski Jerri mengijinkan namun dia tidak berani melakukannya.

"Sayang,sudah siang ayo kita ganti baju."ajak Jerri

Zahira mengangguk dia melihat kearea pemandian,Jerri hanya tersenyum saat melihat Zahira ragu,banyak orang disekelilingnya bagaimana mungkin bisa melepas baju disana.

"Ayo."ajak Jerri

Jerri melangkah mendahuluinya,dia mengambil kunci dan membuka rumah mungil yang berada tidak jauh dari tempat parkirnya.

"Kamu duluan,biar aku ambilkan baju ganti."kata Jerri

"Ah,iya."kata Zahira saat masuk dan melihat sekelilingnya,dia tidak ingin mengotori lantai dan buru-buru masuk kedalam kamar mandi.

Jerri sendiri membilas dengan air kran yang berada diluar,setelah selesai dia masuk dan berganti baju lalu duduk diteras,dia membuka ponselnya membaca pesan dari Martin dan beberapa pesan lainnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!