Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.
Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Tidak Disapa Mertua
Viola terbangun dari mimpi panjangnya. Dia menarik selimut sampai ke pinggang. Mengerjapkan mata beberapa kali, menoleh pada sisi tempat tidur yang biasanya dipakai Bastian. Wanita itu tersenyum aneh.
"Kenapa? Kau merasa aneh karena dia tidak ada di sampingmu? hah! Kau memang gila Viola!"
Viola cemberut, karena terbiasa melihat Bastian saat bangun tidur, saat dia harus menghabiskan malam dengan Nona Celine, selalu ada celah aneh di hatinya. Yang entah apa itu. Tapi Viola hanya berfikir mungkin karena kebiasaan saja. Jadi ada yang kurang, kalau tidak melihat Bastian.
Saat sedang melamun sambil mengusap bantal Bastian. Hp di meja berdering, buru-buru dia mencondongkan tubuh dan mengangkat telepon.
"Hallo Kak, Kak Bas sudah mandi ya?"
Viola mendorong rambutnya sambil menjauhkan hp, supaya bagian belakang tubuhnya terlihat. Bukti, kalau dia sedang di atas tempat tidur.
"Mandi? aku baru bangun tidur," jawab Bastian. "Kau cantik sekali saat bangun tidur, aku merindukan mu Vio."
Bohong! curang! hiks, kenapa orang tampan selalu terlihat tampan walaupun baru bangun tidur. Dan berhentilah berbohong mengatakan aku cantik setiap bangun tidur!
"Vio, dekatkan hpmu. Dan beri aku kecupan selamat pagi."
Orang aneh..
Tapi...
Cup... cup... muah... muah...
Tetap dilakukan Vio, sampai laki-laki dilayar hp itu tertawa puas. Setelah Bastian mendapatkan apa yang dia inginkan, giliran Vio yang mau meminta sesuatu.
"Kak, hari ini Kak Venus datang ke kota, dia bilang mau membeli barang kebutuhan untuk bekerja sekalian mau berbelanja untuk ibu, apa aku boleh menemani Kak Venus? Aku boleh keluar rumah kan?"
Deg... deg...
Viola menunggu dengan hati berdebar, apa Bastian sudah melupakan kesalahan kemarin dan mengizinkannya keluar rumah.
"Tentu saja Vio..." Bastian tersenyum.
"Sungguh!" Viola langsung kegirangan.
Bastian mengangguk.
"Tentu saja tidak boleh Viola, kau sedang dihukum tidak boleh keluar dari rumah, apa kau lupa?"
Wajah Viola langsung cemberut.
"Tapi Kak.." Viola sudah merajuk.
"Kakakmu boleh datang ke rumah, ajak dia makan malam di rumah, aku akan mengirim pelayan untuk membantumu. Vio... kau tidak akan membantah ku kan?"
Kepala Viola langsung menggeleng. Dia tidak bisa dipancing gumam Viola, dalam keadaan terpisah seperti ini, terkadang Bastian membuat keputusan implusif yang susah ditebak. Dan tidak mudah merayunya.
"Baiklah Kak.. Aku akan... eh..."
Viola tidak melanjutkan kata-katanya, karena mendengar ketukan pintu disusul suara Hugo. Layar hp masih menunjukkan wajah Bastian yang menoleh ke arah Hugo.
Suara Hugo yang datar mengisi ruang yang hening.
"Anda sudah bangun Tuan, Nyonya dan tuan besar sudah datang, apa Anda sudah mau turun?"
Dan belum sempat Bastian menjawab, sudah terdengar suara seorang wanita.
"Bas, ibu dan ayahmu datang, kamu masih di tempat tidur, ya ampun anak ini ya. Dan kenapa kau tidur di sini? kenapa tidak di kamarmu? Kau bertengkar dengan Celine lagi?"
Wanita yang bisa memarahi Bastian seperti itu hanya ada satu orang. Yaitu ibu. Viola ingin mematikan panggilan hpnya, tapi kalau suami gila itu ngamuk karena dia duluan yang menutup telepon bisa panjang urusannya. Jadi Viola hanya bisa menunggu.
Sejak menikah dengan Bastian, belum pernah sekalipun dia bertemu dengan ayah dan ibu Bastian.
Kembali ke suara yang ada di dalam hp.
"Siapa suruh ibu kurang kerjaan, pagi-pagi sudah datang ke rumah orang. Celine yang mengajakku bertengkar, kalau ibu mau marah, marahi saja dia. Keluarlah Bu, aku mau mandi dulu." Bastian bicara dengan nada lembut.
"Anak ini ya benar-benar. Eh, hp mu menyala, kau sedang menelpon siapa?"
Viola menjauhkan layar hp-nya dari wajahnya, karena takut terlihat ibunya Bastian. Padahal aku ingin menyapa beliau, tapi aku takut, gumam Viola.
Suara di hp..
"Keluarlah Bu."
"Kau sedang menelpon siapa?"
"Vio, apa ibu mau menyapa Vio?"
Sejenak hening, Viola sampai mengintip layar hp-nya.
Lalu...
"Tidak usah, ibu mau masak sarapan untukmu. Pergilah mandi, kalau sudah selesai turunlah, ayahmu mau bicara."
Suara ibu menghilang.
Ibu tetap berdiri di garis istri pertama yang membenci istri kedua, sekalipun itu wanita yang dicintai anaknya. Karena dia sudah tahu, rasanya menjadi Celine.
Suara ibu sudah benar-benar menghilang, bersamaan Hugo yang izin keluar.
Lalu...
"Vio..." panggilan manis Bastian terdengar lagi.
Dan sekarang, wajah tampan suaminya sudah muncul di layar.
"Kak..."
Viola memaksakan tersenyum, pura-pura baik-baik saja. Dan Bastian tahu itu, gurat kesedihan dan rasa tidak nyaman di wajah Viola.
"Maaf, ibu..."
"Aku nggak papa," ujar Viola sekali lagi memaksakan diri untuk tersenyum.
Lagi pula kau juga tidak pernah membawaku untuk pergi menemui mereka kan? jadi kenapa aku harus merasa sedih.
"Kau boleh pergi dengan kakakmu hari ini," ujar Bastian.
"Aku benar-benar tidak apa-apa Kak, eh, tunggu! Kak Bas bilang apa?"
"Aku mencabut hukuman mu, kau boleh keluar rumah dan pergi dengan kakakmu. Bersenang-senanglah hari ini dengan kakakmu Vio."
Viola sudah langsung menjerit senang, melupakan nestapa menjadi istri kedua yang bahkan tidak diakui ibu mertuanya.
"Kau senang?"
Viola mengganguk.
"Terimakasih Kak, aku mencintaimu Kak."
"Kau hanya mencintaiku kalau ada maunya."
"Hehe..."
"Aku mencintaimu Vio, pergilah mandi dan sarapan. Aku akan mengirim pelayan untuk membersihkan rumah. Bersenang-senanglah dengan kakakmu."
Cup... cup... muah... Kecupan berulang kali Vio berikan di depan layar hp, kali ini dia lakukan tanpa terpaksa.
Setelah sambungan telepon terputus, Viola langsung bangun dari tidur, dia loncat-loncat kegirangan.
Setelahnya menelpon Venus, dan sudah menyusun banyak rencana hari ini.
"Sudah lama tidak bertemu Kak Venus, Kak bagaimana kabar nanas-nanas kakak sekarang?"
"Kenapa kau tanya nanas-nanas sialan itu bukan bertanya tentangku!"
"Haha.. aku merindukan Kakak dan ibu!"
Pagi hari yang semakin cerah, Viola semakin semangat di akhir pekan ini.
Sedikit cerita tentang Venus sebelum bertemu dengannya.
Ah, Venus dan ibu pernah kembali ke kota, setelah Viola menikah dengan Bastian. Hadiah rumah dan pekerjaan di Hexana Group didapatkan Venus.
Tapi... rencana tinggal rencana. Venus yang sudah bahagia dan dengan sombongnya melambaikan tangan pada kebun nanas, harus menjilat ludahnya sendiri.
"Nanas sialan! Kau mengutukku karena aku memakimu setiap hari! Kau mu aku maki setiap hari sampai tidak membiarkan aku pergi! Nanas sialan!"
Venus dan ibu kembali ke desa.
Ibu kembali kejang dua kali tepatnya, karena ramainya jalanan ibu kota, trauma kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya seperti langsung menerjang, saat suara klakson mobil bersahutan terdengar.
Kecelakaan beruntun dan memakan korban, ayah Viola menabrak sebuah mobil mewah yang dikendarai seorang gadis, kalau ayah Viola masih sempat dilarikan ke RS dan meninggal di RS, berbeda dengan gadis yang tertabrak mobil ayah Viola.
Ibu yang tidak bisa mengingat kejadian dengan jelas hari itu tidak bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, hingga Viola maupun Venus hanya melihat beritanya dari media.
Beberapa mobil ringsek, namun yang paling parah adalah mobil ayah Viola, dan gadis yang tertabrak itu. Mobil dibelakang mereka menabrak beruntun, tapi tidak sampai menghilangkan nyawa.
Karena trauma itulah, akhirnya terpaksa ibu dan Venus kembali ke desa. Venus tetap bekerja pada Hexana Group dengan membuat desain yang dibutuhkan dari rumah.
Laki-laki itu tetap berteman dengan nanas-nanas sialan, bedanya sekarang dia bukan buruh panen nanas, tapi sudah menjadi pemilik kebun nanas, dan mempekerjakan para bibi dan paman.
Walaupun tetap saja, dia ingin kembali ke kota.
Bastian mengirimkan dokter terbaik untuk ibu, setiap bulannya. Jadi mungkin harapan Venus untuk pergi dari desa nanas itu akan terwujud. Dia juga mau menikah, memang aku harus menikah dengan bibi-bibi panen nanas! Begitu ujarnya dengan gusar, pada hamparan pohon nanas di kebun miliknya.
Bersambung
ungkapkan perasaan kalian yg selama ini terpendam
lanjut thor.... ga sabar nunggu lanjutnnya.. 🙂🥰
Semangatttt Thorr.. buat up yg lebih banyak lagiii yaa🥰🥰
GK berasa baca ni tau2 udahan aja.....
padahal lgi penasaran kenapa Bastian tiba² tersungkur☹️
"apa saking lelahnya mencari Vio🤔
" Atau jangan² dia pingsan gara² lapa🤔
"oooh bisa jadi tersungkur karena ngantuk🤔 🤣🤣✌