Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Hadiah misi utama
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
Langkah kaki Alzahro dengan cepat. Ia melihat anak kecil itu, mata polosnya tertuju pada permen yang diulurkan penculik. Sebuah rencana cepat terbentuk di benak Alzahro.
Dengan gerakan lincah, ia berlari menghampiri anak itu, lebih cepat dari penculik. Sebelum tangan mungil anak itu menyentuh permen, Alzahro sudah lebih dulu meraihnya.
"Wah, permennya lucu sekali! Terima kasih, Pak, untuk keponakan saya," ucap Alzahro, suaranya ramah namun tegas.
Ia memeluk erat anak kecil itu, pura-pura menjadi paman yang sayang. "Keponakan saya ini memang suka sekali permen, untung Pak Baik hati mau memberikannya. Ayo kita pulang, Nak."
"Eh iya, sama-sama," angguk pria asing itu, senyumnya tampak dipaksakan, mata kirinya sesekali melirik ke arah Alzahro dengan waspada.
Ia buru-buru masuk ke dalam mobil, gerakannya tergesa-gesa, seperti seseorang yang sedang menghindari sesuatu. Mesin mobil menyala, ban berdecit sebentar sebelum mobil itu melaju cepat meninggalkan lokasi.
Begitu mobil itu hilang dari pandangan, Alzahro menghela napas lega. Ia berjongkok di depan anak kecil itu, menawarkan plastik berisi permen.
"Nih, Dek, permennya. Jangan diambil lagi ya, permen dari orang yang tidak dikenal. Tadi itu orang jahat, penculik. Untung saja Paman berhasil menyelamatkanmu." Alzahro menatap mata anak itu dengan lembut, suaranya penuh perhatian.
Anak itu mengangguk pelan, tangan mungilnya menerima plastik permen dengan hati-hati.
"Iya, Kak," jawabnya lirih. Alzahro mengusap lembut kepala anak itu. "Sekarang kamu langsung pulang ya, dan ceritakan semuanya kepada orang tuamu."
Anak itu mengangguk lagi, lalu berlari kecil menuju rumahnya, meninggalkan Alzahro yang berdiri di sana, mengamati langkah kecil anak itu hingga menghilang di balik pagar rumah.
Alzahro merasa lega, namun juga sedikit khawatir. Ia berharap anak itu akan aman.
Alzahro pun kembali ke mobilnya.
Ting!
[Selamat Anda sudah menyelesaikan misi bonus]
[Selamat Anda mendapatkan uang sejumlah 10.000.000]
[Selamat Anda mendapatkan 30 poin]
[Saldo 20.000.000]
[Penampilan:5%]
[Pesona:5%]
[Kekuatan:5%]
[Kecepatan:5%]
[Kelincahan:5%]
[Pertahanan:5%]
[Kecerdasan:5%]
[Keberanian:5%]
[Poin: 100]
"Wah lumayan juga uangnya, Setidaknya aku bisa mengontrak rumah dengan istri ku," ucap Alzahro tersenyum puas.
Sesampainya di dekat mobilnya, Alzahro menghela napas panjang. Ia membuka pintu mobil, masuk ke dalam, dan duduk di balik kemudi. Tangannya meraih kunci kontak, jari-jarinya menekan tombol, mesin mobil pun menyala dengan suara halus.
Dengan hati-hati, ia menjalankan mobilnya, meninggalkan tempat kejadian. Jalanan kota tampak ramai.
"Ayo, kita lanjutkan perjalanan kita," ucap Alzahro tersenyum. Mobil pun melaju perlahan di jalanan yang mulai ramai.
Genisa menoleh, tatapannya penuh perhatian. "Kamu tadi ke mana, Mas?" tanyanya, suaranya terdengar sedikit khawatir. Ia memperhatikan raut wajah suaminya yang tampak sedikit lebih bersih dari biasanya.
Alzahro tersenyum. "Oh, tadi aku nggak sengaja lihat anak kecil mau diculik. Jadi, aku bantu sebentar. Nggak lama kan?" tanyanya, matanya menatap Genisa dengan lembut.
Genisa terdiam sejenak, menatap Alzahro dengan penuh kekaguman. Betapa baiknya hati suaminya, tidak hanya mampu menolong orang lain, tetapi juga selalu memikirkan perasaannya. Ia merasakan Alzahro, suaminya, adalah sosok yang luar biasa.
"Tidak apa-apa, Mas. Hanya beberapa menit saja kok," jawab Genisa, membalas senyum Alzahro dengan senyum yang lebih lebar. Ia merasa bersyukur memiliki suami seperti Alzahro.
Suasana di dalam mobil kembali cair. Alzahro memecah kesunyian. "Kira-kira kita mau mengontrak di mana, ya? Ada daerah yang kamu sukai?" tanyanya, mencari pendapat Genisa. Ia ingin melibatkan istrinya dalam pengambilan keputusan ini.
Genisa menoleh, memandang ke luar jendela. "Kita cari rumah sewa yang murah saja dulu, Mas, untuk sementara waktu. Yang penting nggak kehujanan dan kepanasan," jawabnya, suaranya terdengar sedikit lelah, namun tetap optimis.
Ia berharap mereka bisa segera menemukan tempat tinggal yang nyaman dan terjangkau. Ia berharap suatu hari nanti bisa memiliki rumah sendiri. Ia pun kembali menatap Alzahro, menunjukkan tekadnya untuk melewati masa-masa sulit ini bersama-sama.
Jangan lupa, like, vote, komen, subscribe dan hadiah ya gaes 🥰
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......