Kasus yang menyeret namanya ini menyebabkan Raga dikeluarkan dari sekolah. Akibat dari itu hidup Raga menjadi tambah berat selain masih dalam tahap penyelidikan polisi, masa depan yang ia tata dengan rapih hancur begitu saja. Sampai dimana Raga menghilang dan tidak pernah ditemukan lagi. Ada yang mengatakan bahwa hilangnya Raga masih bersangkutan dengan kasusnya atau penculikan berencana. Namun ditengah huru hara menghilangnya seseorang Raga munculah orang yang mengakui bahwa ia adalah sahabat Raga. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah mereka percaya Raga menghilang? Dan Apakah dia benar sahabat Raga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moonsky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gosip, gorengan Weni dan duo bahaduri
Weni tidak menyangka jika pagi ini gorengan yang dibuat terjual habis bahkan salah satu dari mereka sempat memesan gorengan buatan Weni untuk acara keluarga. Sebenarnya gorengan yang dijual oleh Weni hanyalah gorengan pada umumnya namun selain gorengan Weni menjual jajan pasar tentunya semua itu hasil buatan Weni sendiri bahkan urusan rasa pun tidak kalah enak dengan toko besar penjual kue basah yang berada di deretan pinggir jalan raya.
"Sepertinya kasus gorengan itu membawa berkah untukmu Weni. Ini masih jam delapan tapi gorengan mu sudah ludes sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa bagimu Weni." Ucap seseorang pria pedagang kopi yang jarak lapaknya tidak jauh dari lapak gorengan Weni.
"Dan bagusnya juga aku kecipratan rejeki mu." Lanjutnya
Weni hanya tersenyum penuh berkah dirinya lebih memilih membereskan peralatan dagang lalu memasukkan nya ke dalam box berukuran sedang. Selama Weni jualan gorengan dan berlapak disini jualannya belum pernah habis sepagi ini bahkan jika tidak habis pun biasanya ia berkeliling ke jalan raya dan menawarkan gorengannya dengan harapan gorengan itu laku.
"Kau tahu kan berita pengusaha gorengan yang dulu kau pernah kerja disana lalu dipecat itu sekarang nasinya sebentar lagi akan bangkrut karena aku baca di media sosial kalau cireng isi mereka isinya kepala ular."
"Aku tahu sedikit dan tentunya tidak ada hubungannya lagi denganku." Sanggah weni yang nampaknya sekarang dirinya sudah siap pulang ke rumah
"Bukan gitu maksudnya. Mungkin dengan kejadian tersebut itu bisa jadi karma bagi mereka karena telah memfitnah mu dan memecat mu sewaktu kau jadi pegawai mereka."
"Sudahlah lupakan masa laluku. Tidak sudah diungkit ungkit lagi. Soal rejeki hari ini yang kau bilang tadi aku setuju tapi soal karma aku rasa di luar kendali ku."
"Maaf aku tidak bermaksud membahas hal itu namun aku merasa senang mendengar berita duka mereka. Kau sudah ku anggap adik perempuan ku Weni meksipun aku belum menikah seperti kau tapi setidaknya aku masih hidup dan berjualan kopi seperti ini sudah lebih dari cukup."
"Ya aku tahu soal itu Basir. Aku tidak akan pernah lupa dengan jasamu berkat kau aku bisa berjualan dan buka lapak disini."
Pria yang berjualan kopi itu namanya Basir. Umurnya lebih tua dari Weni. Meskipun lebih tua dirinya belum menikah menurut pengakuan nya sendiri menikah adalah hal yang menyeramkan dan mampu membuat miskin kehidupan. Semenjak Basir mengenal Weni sekitar tiga tahun kebelakang kehidupan Basir sedikit berubah yang mulanya Basir sama seperti suami tukang judi tapi setelah bersama Weni dirinya sedikit demi sedikit hijrah untuk tidak judi kembali. Dulunya Basir adalah seorang pengusaha cafe shop namun karena judi usahanya bangkrut dan berdagang seperti sekarang berjualan kopi seduh.
Terlepas dari itu Weni selalu mengucapkan terimakasih kepada Basir karena dirinya lah yang telah menolong Weni bisa berlapak dan jualan disini lebih tepatnya berlapak didekat area pasar yang tentunya bukan mereka berdua saja yang berjualan disini. Mungkin jika bukan bantuan Basir, Weni harus membayar lahan lapak setiap harinya tapi semua itu tidak terjadi karena salah satu orang yang suka malak lapak itu adalah teman akrabnya Basir.
"Soal kabar Raga bagaimana apakah ada kabar baru?"
"Tidak ada."
"Jadi benar kalau kasus anakmu itu sudah ditutup semuanya oleh pihak kepolisian? Lantas bagaimana dengan sahabat Raga yang waktu itu kau ceritakan kepadaku. Apakah dia bisa jadi bala bantuan untuk menemukan keadilan bagi Raga?"
"Basir bukannya aku tak ingin membahas hal ini lagi tapi maaf aku harus pulang cepat suami ku sepertinya sudah menunggu dirumah dan dia pastinya tahu jika jualan ku hari ini habis jadi lain kali kita bahas aku izin pulang lebih awal." Ucap Weni
Basir hanya bisa mengiyakan saja toh keluarga lebih penting dari pembicaraan mereka dan satu hal yang lucu dari Basir ialah dirinya pernah menyarankan Weni untuk bercerai dengan suaminya lalu menjalin hubungan rumah tangga baru dengan dirinya. Basir berani berkata seperti itu tentunya dia tahu semua cerita duka Weni itupun Weni yang kerap cerita. Karena hal itulah Basir mulai bersikap layaknya seorang kakak laki-laki bagi Weni. Sampai Basir pernah berpikir bahwa apakah orang dewasa sepertinya boleh jatuh cinta kembali?
"Hati hati jika kau sudah sampai rumah kabari aku."
***
Sekarang pihak kepolisian yang di dalamnya ada reserse Umbar sudah berada di tempat kejadian lebih tepatnya mereka berada di ruko gorengan yang kemarin malam heboh serta ditemukan kepala ular berukuran kecil sebagai isi salah satu gorengan yang di jual disini yakni cireng isi.
Sementara reserse Anton sendiri sedang berada ditempat yang berbeda yakni tkp markas judi dengan peristiwa yang terdapat bahwa sebagai orang disana sudah terkena patukan dan racun bisa yang mematikan adapun yang masih bisa diselamatkan ada pula yang mati ditempat. Harusnya mereka berdua sudah berada di tkp sejak malam setelah kejadian itu berakhir namun kapten Hadi baru memerintahkan divisi mereka di pagi ini untuk mengecek serta menyelediki tkp tersebut.
Police line tentunya sudah terlentang dari ujung ke ujung yang menandakan bahwa ruko ini sedang menjadi pengawas pihak polisi. Disini bukan hanya ada dari pihak kepolisian saja melainkan tim kesehatan baik dokter ataupun ahli medis lalu wartawan serta pegawai ruko gorengan dan masyarakat sekitar yang menyaksikan dan mengerumuni tempat ini. Tentunya juga ada beberapa korban pelanggan semalam yang sekarang menghampiri ruko gorengan kembali untuk diwawancarai oleh pihak wartawan. Wartawan disini pun tidak hanya mewawancarai korban saja melainkan dari pihak kepolisian terdiri dari kapten lapangan mereka beserta reserse, tim kesehatan dan masyarakat sekitar yang kemungkinan bisa menjadi saksi bisu atas kejadian semalam kemarin.
"Reserse Umbar ini salah cireng yang masih utuh di dalamnya mungkin masih ada kepala ular yang utuh." ucap salah satu petugas kesehatan yang bertugas bersama divisi Umbar hari ini.
"Baik terimakasih dokter." Jawab Umbar
"Kau sudah interogasi pemilik ruko ini atau mewawancarai korban?"
"Sudah dokter. Aku tinggal menunggu pemilik ruko gorengan ini."
"Baiklah kalau begitu aku akan mencoba memeriksa bahan makanan di dapur barang kali disana ada yang lebih aneh dan jika ada akan ku beri tahu kau Umbar."
"Baik terimakasih dokter telah membantu banyak tugas di hari ini."
"Dengan senang hati Umbar dan sudah sepatutnya kita saling membantu." Lalu dokter itu pun pergi menuju dapur ruko gorengan ini.
Dan telepon Umbar berdering ia melihat bahwa panggilan masuk kali ini dari Anton namun ketika ia hendak menjawab panggilan masuk itu panggil itu sudah dihentikan oleh Anton. Sampai Umbar menerima pesan detik ini juga dari Anton yang berisikan bahwa setelah tugas ia beres ditempat ini Anton menyuruh Umbar untuk menyusul dirinya ke rumah sakit swasta ada hal penting yang ingin Anton katakan kepada Umbar.
"Here we go." Gumam umbar
