NovelToon NovelToon
Membuang Suami Sampah

Membuang Suami Sampah

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita
Popularitas:295.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Lily Dekranasda

Jessy, 30th seorang wanita jenius ber-IQ tinggi, hidup dalam kemewahan meski jarang keluar rumah. Lima tahun lalu, ia menikah dengan Bram, pria sederhana yang awalnya terlihat baik, namun selalu membenarkan keluarganya. Selama lima tahun, Jessy mengabdi tanpa dihargai, terutama karena belum dikaruniai anak.

Hingga suatu hari, Bram membawa pulang seorang wanita, mengaku sebagai sepupu jauh. Namun, kenyataannya, wanita itu adalah gundiknya, dan keluarganya mengetahui semuanya. Pengkhianatan itu berujung tragis—Jessy kecelakaan hingga tewas.

Namun takdir memberinya kesempatan kedua. Ia terbangun beberapa bulan sebelum kematiannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bersiaplah

Saat suasana mulai sedikit mereda, suara Mama Ella terdengar memecah keheningan.

"Bram, bawa Fina ke kamar tamu agar dia bisa beristirahat," katanya dengan nada lembut, berbeda dengan cara bicaranya kepada Jessy.

Jessy memperhatikan ekspresi wajah Mama Ella yang penuh perhatian terhadap Fina, seolah wanita itu adalah tamu kehormatan, bukan seseorang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di rumah mereka.

Ah, ini yang aku penasaran kan. Bagaimana mereka memperlakukan Fina di belakangku?

Jessy tersenyum tipis, lalu menoleh ke Bram yang segera berdiri dan meraih tangan Fina dengan sikap protektif.

"Ayo, aku antar ke kamar tamu," ujar Bram, nadanya lembut dan penuh perhatian.

Fina berpura-pura menolak sejenak, tapi akhirnya mengangguk dan mengikuti Bram ke lantai atas. Jessy yang masih duduk di sofa mengamati mereka pergi dengan ekspresi datar, lalu perlahan bangkit.

"Aku juga kembali ke kamar. Ada yang ingin aku lakukan," katanya santai.

Baru saja ia berbalik, suara Mama Ella terdengar lebih tajam. "Apa yang kau lakukan di kamar terus? Kau tidak seharusnya hanya berdiam diri dan mengabaikan tamu!"

Jessy menoleh dan tersenyum sinis. "Oh? Bukankah tadi mama menyuruh tamu Mama untuk istirahat? Jadi tamu nya sudah tidak ada, bukan?"

Molly, yang masih kesal karena insiden tadi bersama temannya, melipat tangan di depan dada dan menatap Jessy dengan penuh kebencian. "Pergi sana, gak guna juga Kak Jessy disini."

Tanpa menanggapi lebih jauh, ia melangkah menaiki tangga. Namun, sebelum benar-benar masuk ke kamarnya, ia melirik sekilas ke ruang tamu.

Jessy menutup pintu kamarnya perlahan, tidak ingin menarik perhatian siapa pun di rumah itu. Ia segera duduk di ranjangnya, mengambil ponselnya, dan membuka aplikasi CCTV yang telah ia pasang secara diam-diam di beberapa sudut rumah. Kali ini, ia memusatkan perhatian pada layar yang menampilkan kamar tamu, tempat di mana Bram mengantar Fina untuk beristirahat.

"Aku ingin melihat apa yang terjadi selanjutnya, sesuatu yang membuatku penasaran di kehidupan sebelumnya."

Layar ponselnya menampilkan adegan yang membuat perutnya terasa mual. Fina, yang sebelumnya mengenakan pakaian sopan, kini sudah berganti dengan pakaian yang lebih minim, begitu terbuka hingga tak pantas untuk seseorang yang hanya seorang 'sepupu jauh'.

Jessy mendengus sinis. "Jadi ini alasan kenapa Bram lama di kamar tamu? Hanya mengantar, katanya. Nyatanya? Dia mengantarkan dirinya sendiri ke pelukan wanita lain."

Di layar, Fina duduk manja di pangkuan Bram, tangannya melingkar di leher pria itu dengan genit, lalu bibirnya mulai menempel pada bibir suaminya. Bram membalas ciuman itu tanpa ragu, bahkan menarik tubuh Fina semakin dekat hingga tidak ada lagi celah di antara mereka.

"Mas, bagaimana kalau Jessy mencurigai kita?" tanya Fina dengan suara manja, tangannya memainkan rambut Bram.

Bram hanya terkekeh, "Dia tidak akan curiga, Fina. Jessy itu bodoh, percaya saja pada apa pun yang kukatakan. Dia hanya wanita mandul yang tidak akan berani melawan."

Jessy merasakan darahnya mendidih mendengar kata-kata itu.

"Mandul? Hah! Justru kau yang mandul, Bram. Kau pikir aku tidak tahu?" Jessy tertawa sinis dalam hati.

Fina kembali mencium Bram dengan gairah, lalu merintih lembut. "Tapi aku tetap takut kalau dia mengetahui hubungan kita. Apalagi aku sekarang sedang hamil."

Bram mengusap perut Fina, seolah bangga. "Jangan khawatir, kalau anak ini lahir, aku pasti akan menceraikan Jessy. Aku kan sudah bilang, aku hanya menahannya karena takut hartaku dibagi dua jika bercerai."

Jessy menatap layar dengan mata penuh kebencian. "Kau laki-laki brengsek, Bram."

Di dalam kamar tamu, Fina dan Bram masih bercumbu mesra, seolah dunia hanya milik mereka.

"Kalau Begitu, kita harus segera mencari cara agar dia mau menceraikanmu tanpa perlu membagi harta. Bagaimana kalau kita buat dia mati saja?" Fina berbisik dengan nada licik, matanya berbinar penuh kebencian.

Jessy merasakan jantungnya berdebar kencang. "Jadi mereka memang berencana membunuhku?" pikirnya.

Bram yang mendengar usulan Fina tidak langsung menolak, malah tersenyum miring. "Ide yang bagus. Kita cari momen yang pas saja," ucapnya santai.

Jessy mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Jadi benar dugaanku. Kecelakaan yang membuatku mati di kehidupan sebelumnya bukan kebetulan. Itu ulah mereka!"

Fina tertawa kecil, menempelkan bibirnya ke telinga Bram. "Aku sudah tidak tahan lagi, Mas. Aku ingin segera hidup bersamamu tanpa ada penghalang seperti dia. Istrimu itu hanya sampah yang tidak berguna, kan?"

Bram mengangguk, tangannya mulai mengelus rambut Fina dengan lembut. "Dia memang tidak berguna. Tapi kalau dia mati, semua aset tak perlu dibagi."

Fina tersenyum puas. "Berarti kita hanya perlu menunggu waktu yang tepat. Aku yakin, setelah aku melahirkan, kita bisa mencari cara agar dia ‘menghilang’. Atau kita lakukan sebelum aku melahirkan?"

Bram mencium bibir Fina dengan rakus, lalu berbisik, "Aku suka cara berpikirmu. Makanya aku memilihmu dibanding dia."

Fina tertawa kecil, membalas ciuman Bram dengan penuh gairah. "Aku lebih cantik, lebih seksi, dan bisa memberikanmu anak. Dia? Hanya wanita mandul yang tidak berguna."

Jessy merasa darahnya mendidih mendengar penghinaan itu. "Bodoh! Justru kau yang mandul, Bram! Anak itu jelas bukan milikmu!"

Di layar, Fina mulai mendesah ketika Bram mencium lehernya dengan intens. Tangannya mulai membuka kancing kemeja Bram, sementara pria itu semakin menggila.

"Di sini, Mas? Bagaimana kalau ada yang masuk?" Fina bertanya dengan suara terengah.

Bram terkekeh. "Siapa yang berani? Rumah ini milikku. Dan kalau pun ada yang tahu, mereka tidak akan berani buka suara."

Jessy menggelengkan kepala, muak dengan semua yang ia lihat. "Kalian tidak tahu siapa yang sebenarnya mengendalikan rumah ini sekarang."

Di layar, mereka sudah mulai melanjutkan adegan panasnya. Jessy akhirnya menutup ponselnya dan menarik napas dalam-dalam.

"Aku akan membiarkan kalian menikmati kebahagiaan sementara ini. Tapi tidak lama lagi, aku akan membuat kalian merasakan penderitaan yang lebih besar dari kematian."

Dengan tekad bulat, Jessy tersenyum dingin. "Bersiaplah."

Jessy merebahkan dirinya di tempat tidur, menatap langit-langit kamar dengan senyum dingin. Ia tidak akan mengulangi kebodohan di kehidupan sebelumnya—tidak akan menangis, tidak akan mencari Bram, apalagi berharap pria brengsek itu kembali padanya.

Tangannya dengan cekatan mengambil ponsel dan menekan kontak yang sudah lama tidak ia hubungi. Nama Jack muncul di layar. Setelah ragu sejenak, ia akhirnya menekan tombol panggil.

Nada sambung berbunyi beberapa kali sebelum akhirnya suara seorang pria terdengar di ujung sana.

"Halo?" suara Jack terdengar agak malas, mungkin mengira ini hanya panggilan biasa dari seseorang yang tidak penting.

Jessy tersenyum tipis. "Masih suka meretas, Jack?"

Hening.

Kemudian, suara terkejut Jack terdengar jelas. "Jessy?! Ini beneran kamu?"

"Ya, ini aku."

"Gila! Aku pikir kau sudah mati atau pindah ke planet lain! Lima tahun, Jessy! Lima tahun kau nggak pernah menghubungiku sejak menikah! Apa sekarang kau baru ingat kalau punya sahabat?" suara Jack terdengar setengah kesal, setengah senang.

Jessy terkekeh. "Maaf, aku memang bodoh. Aku terlalu sibuk dengan peranku sebagai istri yang setia."

Jack mendengus. "Hah! Terus kenapa dengan sekarang? Apakah kau sadar kalau itu semua sia-sia?"

Jessy menghela napas. "Kurang lebih begitu."

Jack terdiam sejenak, lalu bertanya dengan suara serius. "Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja, kan?"

"Aku baik-baik saja. Hanya butuh bantuanmu untuk sesuatu," jawab Jessy dengan nada santai.

"Bantuan? Hah! Kau tiba-tiba menghilang lima tahun, sekarang muncul dan langsung minta bantuan? Setidaknya traktir aku makan dulu, baru aku pertimbangkan," keluh Jack bercanda.

Jessy tertawa kecil. "Aku janji akan mentraktirmu. Tapi sebelum itu, aku butuh kau untuk meretas beberapa informasi untukku."

Jack langsung serius. "Hmm, ini menarik. Apa yang harus kucari?"

Jessy menatap langit-langit, lalu berkata pelan, "Cari semua informasi tentang seorang wanita bernama Fina. Aku ingin tahu dari mana dia berasal, keluarganya, riwayatnya, dan semua kotorannya."

Jack bersiul pelan. "Oke, sepertinya ini berhubungan dengan suamimu? Jangan bilang dia selingkuh?"

Jessy tertawa kecil, tapi nadanya penuh kebencian. "Lebih dari itu. Mereka bahkan ingin menyingkirkanku."

Jack mengumpat. "Brengsek! Jadi aku harus menggali semua tentang wanita ini dan suamimu juga?"

"Ya. Aku ingin semua bukti perselingkuhan mereka. Foto, video, transaksi keuangan, semuanya."

Jack terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "Baiklah. Aku akan mulai sekarang. Aku butuh waktu beberapa jam, mungkin sehari. Aku akan kabari begitu aku mendapat sesuatu."

Jessy tersenyum puas. "Terima kasih, Jack. Aku akan menunggu."

Jack terkekeh. "Apa pun untuk sahabat lama yang akhirnya sadar bahwa aku ini sangat berguna."

Jessy hanya tersenyum. "Ya, dan kali ini, aku tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja."

Jessy tersenyum tipis mendengar candaan Jack. "Kau masih seperti dulu, Jack. Selalu penuh gaya."

Jack tertawa di ujung telepon. "Tentu saja. Kau pikir aku berubah jadi orang serius selama lima tahun ini?"

Jessy terkekeh, lalu menghela napas. "Terima kasih, Jack. Aku sangat menghargai ini."

"Kau tahu aku selalu ada untukmu, kan? Jangan sungkan untuk menghubungiku lagi. Aku merindukan sahabatku yang dulu."

Jessy merasakan kehangatan di hatinya. Jack memang selalu seperti ini, setia dan bisa diandalkan. "Aku akan sering menghubungimu mulai sekarang, janji."

Setelah itu, Jessy menutup panggilannya dan meletakkan ponsel di sampingnya.

1
Dobi Papa Sejati
nikah gereja kl masih ada istri hidup gak akan mungkin terjadi. cerai hidup saja tak bisa nikah gereja. bisa cek hukum gereja
Lily Akira
seriously.?? itu visual Jason??? itu terlalu muda, kurang cocok
Bonny Liberty
itu kalau Jessica mau lihat...kalau kaga....🥴
Lily Akira
kenapa drama pertengkaran mereka terlalu panjang? itu membuat cerita ini jadi membosankan, dialog nya yg tidak penting juga sangat panjang.
Kamiem sag
selamat menikmati kehancuran Bram Molly dan Ella
Kamiem sag
jadian di Jepang
Nurhayati Sobana
Thor jangan buat Jessy ketemu Bram, jangan sampai mereka balikan lagi, yang lalu biarlah berlalu sambut masa depan Jessy dengan Jason, biaflah keluarga tonik tetap melarat dan menderita
evi carolin
bertubi tubi serangannya kena mental dah 🫨🫨🫨🤯🤯🤯
Muslika Lika
fighting... Jason.....pantang pulang.... sebelum jadian..... wkwkwk....
Phebe ZM
menarik
Tiara Bella
tak sengaja tp manis....
Nurhayati Sobana
Ayo Jason pepet terus Jessy sampai ke pelaminan 💪💪
Kamiem sag
apa kabar Bram Molly dan Ella thor
vj'z tri
kenapa batu yang di salah kan seharus nya ucapkan terima kasih dengan batu nya jas 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
bencana membawa berkah 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Nurhayati Sobana
Hahaha mereka berdua jadi salting
Asyatun 1
lanjut
Retno Palupi
ayo Jess buka hatimu
Ah Serin
moga jessy buka hati untuk jason up lagi
Deandra🕊🌻
/Angry//Angry//Angry//Angry//Angry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!