Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Berjunjung Ke Pabrik
Hari ini Nayla ikut dengan Ali ke pabrik milik ayahnya, Nayla sudah lama sekali tidak ke pabrik milik papahnya. Dia melihat-lihat hasil produksi yang sudah jadi, membawa beberapa model yang berbeda dan mencari tempat untuk mempercantik karena Nayla akan memfoto hasil produksi rumahan.
Nayla mengambil beberapa gaya dan beberapa sudut untuk memperlihatkan barang secara spesifik, lalu memilih yang paling bagus sebelum menguploadnya di media sosial, karena media sosial merupakan wadah yang tepat untuk mengiklankan suatu produk apalagi produk rumahan seperti itu.
Nayla duduk di kursi kebesaran papahnya saat papahnya berada di pabrik, bukan kursi yang bisa di gunakan seperti milik pengusaha-pengusaha besar. Hanya kursi kayu yang di atasnya di beri bantal agar nyaman untuk di duduki. Ruangannya pun juga tidak ada ruangan sendiri, hanya ada sekat yang masih bisa terlihat dari ruang produksi.
“Kak, kayaknya ruangannya harus di ubah” Ucap Nayla menatap sekeliling
“Iya kakak juga rencananya juga bakal ngerubah tempat ini” Jawab Ali menghentikan kegiatannya yang sedang membaca laporan penjualan bulan ini.
“Ruangan untuk menjahit di pisahkan aja kak, untuk bagian menggambar pola dan merekatkan lem di jadikan satu gak papa. Terus ruang buat cetaknya juga di pisahkan saja kak” Usul Nayla
“Iya, nanti kita harus ukur terlebih dahulu tempatnya cukup apa tidak” Jawab Ali
“Bangunan sebelah kayaknya kosong kan kak, beli aja” Ucap Nayla
“Kalau beli bangunan sebelah, kuliah kamu bagaimana ?. papah udah nyiapin buat kuliah kamu” Tanya Ali
“Aku gak mau jadi dokter kak, aku kuliah D3 keperawatan saja, uangnya yang buat kuliah kedoteran aku sama tabungan papah bisa buat beli bagunan sebelah. Nanati kalau udah jadi akum au jadi staff markettingnya pabrik tapi di gaji ya kak buat biaya semesteran” Canda Nayla
“Makasih yah dek udah ngerelain mimpi kmau buat usaha papah, kakak janji kalau kakak udah kerja kakak akan biayain kamu kuliah kedokteran” Ucap Ali sambil memeluk Nayla
“Iya, pak Arsitek” Jawab Nayla
*****
Sore hari Nayla dan Ali baru tiba di rumah. Rasti sedang menyiram bunga di depan rumahnya.
“Bagaimana tadi di pabrik ?” Tanya Rasti saat Nayla dan Ali duduk di teras
“Kita mau memperbesar pabrik mah, bangunan sebelah rencananya mau kita beli” Jawab Ali
“Bagunan samping pabrik ?, itu udah di beli kok sama papah. Cuma emang belum sempat di bangun sama papah” Jawab Rasti memberi angin segar untuk Nayla dan Ali
Nayla dan Ali bergantian mengutarakan keinginannya mengenai pabrik kedua orang tuanya dan mamahnya mendengarkan sesekali memberi masukan. Akhirnya keputusan sudah deal, minggu depan pabrik mulai di renovasi setelah Ali menghubungi seniornya yang akan membantu mereka.
Sedangkan untuk para pekerja, di sewakan 1 rumah untuk produksi selama 1 bulan ke depan. Setelah selesai berdiskusi Nayla segera masuk ke dalam kamar dan duduk di ranjang sambil memainkan ponsel, hari ini Rangga pulang ke rumahnya. Nayla membuka media sosial untuk melihat apa ada yang pesan barang atau tidak.
Nayla terkejut saat apa pesan dari seseorang yang memesan 50 pasang sandal 30 untuk wanita dan 20 untuk laki-laki. Nayla berteriak kegirangan, dia segera berlari menuju kamar kakaknya.
“Kakak, buka pintunya sekarang cepetan” Teriak Nayla sambil mnegetuk pintu
“Apa sih berisik banget kamu” Jawab Ali dari belakang Nayla
“Hehehe minta nomor rekening kakak, ada yang pesan katanya mau transfer buat DP” Ucap Nayla begitu antusias
“Beneran ?, emang pesan berapa ?. kamu kasih harga berapa per picsnya ?” Tanya Ali masuk ke dalam kamar dan Nayla mengikutinya
“%0 pasang kak, aku kasih harga promo 80 perpicsnya kak” Jawab Nayla
“Dek kenapa tinggi banget harganya ?, kenapa gak kasih kayak di pabrik ?” Tanya Ali
“Namanya juga permainan marketing kak, lagian juga harga 80 udah termasuk murah tahu kak” Jawab Nayla lalu memberikan nomor rekening kakaknya ke pemesan
“Selesai, udah ya kak nanti kakak cek uangnya udah masuk apa belum aku mau kembali ke kamar dulu” Ucap Nayla sambil melenggang ke luar kamar Ali
*****
Di sisi lain Rangga sedang berada di rumah orang tuannya.
“Pih, aku punya pacar tetangganya kak Erika. Dia cantik, baik, sopan dan jago masak juga” Ucap Rangga
“Namanya siapa ?” Tanya Yohanes
“Nayla pah” Jawab Rangga sambil tersenyum sendiri mengingat wajah cantik Nayla
“Kenapa gak di ajak ke sini ?” Tanya Yohanes
“Dia gak bisa pah, dia hari ini lagi ngecek pabrik papahnya yang baru saja meninggal” Jawab Rangga
“Ajak ke sini biar papih sama mamih bisa kenalan sama pacar anak papah yang cuek ini” Ucap Yohanes
“Pacar siapa pih ?” Tanya Maryam langsung bergabung dengan mereka
“Pacarnya adek” Jawab Yohanes membuat Rangga protes
“Aku bukan anak kecil pih” Ucap Rangga kesal
Yohanes tertawa mendengar protesan Rangga, sedangkan Marmay menatap Rangga penuh selidik.
“Siapa nama pacar kamu ?” Tanya Maryam
“Nayla mih, tetangga kak Erika” Jawab Rangga
“Agamanya apa ?, jangan bilang kamu pacarana sama orang muslim lagi, kamu tahu kan mamih nggak suka. Cukup kakak kamu yang ikut agama suaminya karena dia seorang wanita, sedangkan kamu laki-laki Rangga tidak bisakah kamu cari yang seiman dengan kita” Ucap Maryam langsung melenggang pergi saat Rangga hanya diam saja tanpa menjawab dan hanya menundukkan kepalanya.
“Udah jangan terlalu di pikirkan” Ucap Yohanes sambil menepuk Pundak Rangga
“Taoi Nayla seorang muslim pih, aku juga sudah lama tertarik dengan agama muslim sebelum aku mengenal Nayla” Jawab Rangga sambil mengusap wajahnya kasar
“Biarkan semuanya mengalis seperti air, ikuti kemana tuhan akan membawa kita kearah mana” Ucap Yohanes menenangkan.
“Mau kemana ?, baru juga dating masa mau pergi lagi ?” Tanya Yohanes
“Mau pulang aja pah, tolong bilang ke mamah aku pulang ke rumah kak Rika” Jawab Rangga
Rangga segera naik ke mobilnya lalu melajukan meninggalkan rumah kedua orang tuanya. Rangga mengarahkan mobilnya ke arah kosannya, Rangga butuh menenangkan diri sebelum pulang ke rumah kakaknya. Rangga mengambil ponselnya lalu tersenyum saat melihat wajah Nayla yang sedang tersenyum lebaryang menjadi walpapernya.
“Sayang, semoga kamu mau berjuang bersamaku untuk meluluhkan hati mamih” Ucap Rangga
Rangga membelokkan mobilnya ke minimarket dekat kosannya, dia membeli beberapa cemilan dan minuman, dia juga membeli sebungkus rokok.
“Rang” Ucap seseorang dari belakang, Rangga langsung menengok ke belakang
“Kamu sendirian ?” Tanya Okta sambil clingak-clinguk kearah luar tapi Rangga tidak menggubrisnya
“Bisa bicara sebentar, sebentar saja Rang” Ucap Okta memohon
“Nggak ada yang harus di bicarakan lagi Ta, aku mohon jangan ganggu aku lagi” Jawab Rangga langsung pergi setelah membayar
Rangga sedang merasa mumet dan menjadikan Okta pelampiasan keamarahannya.
“Rangga tunggu aku, awwwssshh tolong” Ucap Okta