Alvian, seorang pria muda nan tampan menginginkan sosok seorang Istri yang cantik dan aduhai.
Ia terpaksa harus menelan kekecewaan saat orang tuanya justru menjodohkan dia dengan Aylin, seorang perempuan tertutup dan bercadar.
Hal itu membuat Alvian berbuat sesuka hati agar Aylin tak kuat menjalani bahtera rumah tangga dengannya dan meminta untuk berpisah.
Namun, siapa sangka hal itu justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri setelah dia tahu kalau di balik cadar istrinya, tersembunyi paras cantik yang selama ini sangat ia idam-idamkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Jadi bagaimana Mbak? jadi dibeli tidak?" tanya pegawai itu yang juga ikut merasa kesal dengan sikap mereka.
Vio hanya bisa menunduk malu, dirinya tidak memiliki uang sebanyak itu.
"Sudah beli saja, kamu jangan membuatku malu," bisik Riana.
"Kamu saja sana yang beli! Untuk DP saja uangku masih kurang banyak, apalagi aku masih harus bayar cicilan perbulannya," jawab Vio ikut berbisik.
Sebelumnya Vio memang berniat membeli secara kredit.
"Ternyata dari tadi mereka hanya bisa menghina saja, padahal mereka tidak mampu untuk membeli!" gumam pegawai itu.
Ingin sekali Aylin meledakkan tawanya saat itu juga, namun ia berusaha menahan diri dan terus beristigfar agar tidak ikut menjadi orang sombong dan takabur.
"Mas, karena mereka tidak jadi membeli mobil ini, jadi biar saya saja yang beli. Ini kartu saya, saya beli secara cash," ucap Aylin sopan seraya menyodorkan sebuah kartu.
"Baik Mbak, mari saya siapkan berkas-berkasnya."
"Iya Mas, mari," jawab Aylin mengikuti langkah pemuda tersebut yang terlihat jauh lebih muda darinya.
"Apa? Cash?" pekik Riana dan Vio serempak.
"Kalau orang yang benar-benar kaya memang tidak suka banyak gaya, begitu beli langsung cash!" sindir pegawai tersebut.
Riana seketika meradang dan tersulut emosi, wanita itu menarik sahabatnya untuk segera pergi dari sana.
Sementara Aylin hanya mengukir senyum tipis seraya menatap sebuah mobil yang baru saja ia beli.
"Abi, maaf ya tabungan Abi berkurang banyak? Sekarang aku sudah menikah dengan Mas Alvian, jadi aku anggap ini sebagai Abi yang melunasi hutang janji Abi," batin Aylin, ia merasa yakin jika Abinya akan merasa senang karena selama ini pria itu selalu mengabulkan apapun keinginannya.
Setelah semua urusan selesai, Aylin segera pulang ke rumah dengan mengendarai motor matic kesayangannya.
Ia merasa sedikit puas karena berhasil memberi pelajaran pada kekasih suaminya itu, berharap kedepannya dia tidak akan meremehkan dan menghina orang lain lagi.
**
**
Saat ini Alvian menikmati tengah makan siangnya, masih dengan menu yang sama seperti sarapan tadi pagi yaitu olahan daging sapi .
"Semakin hari Aylin semakin membuatku terpukau saja, masakannya benar-benar sangat enak, " gumam Alvian tertawa sendiri.
Apalagi saat mengingat pijatan istrinya semalam membuat Alvian langsung menepuk jidat.
"Astaga ... Apa yang aku pikirkan? Bisa-bisa Aylin akan besar kepala jika tahu saat ini aku sedang memikirkannya," gumam Alvian terkekeh geli.
Entah kenapa Alvian tidak bisa memuji Aylin secara langsung, mungkin karena sudah terlanjur berkata buruk dan sering menghina saat awal bertemu sehingga dia merasa malu karena terlihat seolah menjilat ludahnya sendiri.
"Sempurna sekali hidupku jika bisa memiliki dua istri. Aylin khusus di rumah untuk merawatku, dan Riana untuk diajak keluar saat ada acara, " gumam Alvian mulai berpikir gila.
Ia pun segera menghabiskan makanannya, sejak tahu masakan Aylin sangat enak, ia benar-benar tidak berselera untuk makan di luar lagi.
Selesai makan Alvian kembali fokus berkerja, memeriksa laporan yang sudah menumpuk membuatnya merasa pusing karena tadi pagi ia harus mengantar Riana untuk membeli cincin.
Namun, di tengah-tengah pekerjaannya yang menumpuk, tiba-tiba Alvian dikejutkan dengan kedatangan Riana dengan raut wajah kesal.
"Eh, kenapa kamu datang-datang cemberut seperti itu? " tanya Alvian penasaran.
"Kenapa kamu membelikan Aylin mobil seharga 10 Milyar sedangkan aku hanya 1 Milyar!" protes Riana emosi.
"Membeli mobil? 10 Milyar? Aku tidak tahu kalau Aylin membeli mobil, aku hanya memberinya uang belanja saja," jawab Alvian santai.
"Jadi uang belanja Aylin perbulan sampai Milyaran?" pekik Riana cemburu.
"Ya tidak lah, kamu gila ya!" ketus Alvian yang ikut menjadi kesal.
"Wah, jangan-jangan istrimu itu orang tidak benar. Bagaimana mungkin dia yang hanya seorang dosen bila membeli mobil semahal itu?" tuduh Riana kesal.
"Kamu jangan memfitnah orang sembarangan dong," sela Alvian tak terima.
"Jadi sekarang kamu membelanya? Sebenarnya kamu masih mencintaiku atau tidak sih? Aku tadi dipermalukan oleh istrimu di dealer mobil, karena dia bisa membeli mobil yang lebih mewah dariku. Istrimu itu tidak beres, pasti diam-diam punya banyak kekasih yang memberinya uang!" teriak Riana semakin kesal.
"Riana, jaga bicaramu! Aylin itu perempuan baik-baik! Orang tuanya adalah seorang pengusaha sukses dan dia adalah pewaris tunggal. Bahkan orang tuaku bisa sukses juga berkat bantuan orang tua Aylin! Jadi kalau hanya untuk membeli mobil dengan harga segitu, dia lebih dari mampu!" sentak Alvian yang semakin tersulut emosi.
Meski Alvian menyayangi Riana dibanding kekasihnya yang lain, tapi Alvian paling tidak suka diatur dan ada yang melewati batas kesabarannya.
Riana seketika merasa terkejut, ia tak menyangka jika istri dari kekasihnya itu bukan orang sembarangan.
Seketika Riana malu sendiri mengingat kejadian tadi, tapi Riana juga tak mau kalah jika itu sudah menyangkut Alvian.
"Sudahlah aku mau fokus bekerja, kamu sebaiknya pulang saja dari pada membuat kepalaku semakin pusing!" ucap Alvian tegas.
"Iya, maaf. Kalau begitu aku pulang dulu," jawab Riana tidak ingin membuat Alvian semakin marah.
Selepas kepergian Riana, Alvian merasa sedikit damai.
"Sebenarnya aku sudah tidak tahan dengan sikap Riana, tapi aku tidak bisa kehilangan wanita secantik dia," gumam Alvian.
Setelah selesai bekerja Alvian langsung pulang ke rumah, ia merasa penasaran mobil seperti apa yang dibeli oleh istrinya.
Ketika sampai di rumah ia langsung terkejut melihat mobil baru yang sudah terparkir di garasi.
"Lumayan juga seleranya, pantas saja Riana sampai meradang dan iri," batin Alvian.
Begitu masuk ke rumah, Alvian langsung di sambut dengan aroma masakan yang menyeruak.
Dengan cepat ia langsung menuju dapur dan mendapati istrinya tengah memasak.
"Mas Alvian, tumben pulang cepat," sapa Aylin lembut.
"Iya, pekerjaanku selesai lebih cepat hari ini. Kamu masak apa itu?" tanya Alvian sedikit gugup.
"Aku masak sambal goreng ati ampela dengan petai, Mas Alvian suka petai tidak? Kalau tidak, aku buatkan menu yang lain?" tawar Aylin.
"Tidak perlu masak lagi, nanti terlalu lama, aku sudah sangat lapar," sergah Alvian berpura-pura dingin, padahal dalam hati ia merasa sangat senang.
"Kalau begitu, ayo kita shalat Magrib dulu, setelah baru makan malam," ajak Aylin.
"Iya ayo," jawab Alvian.
Beberapa detik kemudian Alvian seketika merasa keget, kenapa dirinya bisa semudah itu patuh pada Aylin?
************
************
Lanjuuuut kakak 💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼