Kiara Putri terpaksa pergi dari suaminya saat ia hamil besar. Ancaman dari istri pertama suaminya, membuat ia nekat perg apalagi setelah sang ibu meninggal karena ulah istri pertama suaminya.
Namun, setelah anak yang ia lahirkan berusia 7 tahun, ia terpaksa kembali ke kota untuk menemui laki-laki yang telah memperistri nya.
Bayu Aksara Yudhistira, laki-laki yang kehilangan ingatan karena sebuah kecelakaan. Ia tidak tahu bahwa selain Yumna Cempaka yang sudah berstatus mantan istrinya, ia masih punya istri lain bahkan juga seorang anak.
Bagaimana kehidupan mereka saat keduanya kembali di pertemukan?
Happy Reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AA 20 Merasakan Akibatnya
Ayah Anakku (20)
" Sudah tenang?," tanya Bayu dan Kiara hanya mengangguk.
Bayu dan Kiara masih di dalam mobil yang masih terparkir di halaman kantor polisi.
Baru saja, polisi meminta keterangan dari mereka. Hal itu membuat Kiara kembali menangis. Ia teringat ibunya yang harus berakhir di tangan Yumna.
" Bu Yumna akan di penjara kan, mas?,"
" Iya. Dia akan mendapatkan balasannya. Tapi, panggil dia tanpa embel-embel 'bu'. Dia tak pantas kamu hormati lagi," tegas Bayu.
Kiara hanya mengangguk saja.
" Bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu? Mumpung Aksa masih di rumah Mama," ajak Bayu dengan menggerakkan alisnya.
" Apa tidak apa-apa?,"
" Tidak. Mama malah meminta kita menghabiskan waktu berdua dulu. Lagipula kita belum pernah kencan kan?,"
" Hah? Kencan?," heran Kiara
" Iya. Kita belum pernah jalan berdua. Ayo kita mulai melakukan hal itu saat ini. Bukannya kamu mau memulai hubungan pernikahan ini dengan benar?. Kita bisa mulai dari hal terkecil," Bayu tersenyum.
" Oh.. ok," Kiara memalingkan wajahnya. Ia salah tingkah. Melihat senyum Bayu rasanya hatinya berdebar tak karuan.
Bayu terkekeh dan lanjut melajukan mobilnya. Polisi yang berjaga di luar sepertinya sudah ingin menemui mereka yang lama di dalam mobil tapi, belum pergi juga.
.
.
" Jadi, Bayu yang melaporkan nya dan korbannya adalah ibu mertuanya?," tanya Arnold pada pengacara yang ia sewa.
" Benar, pak. Buktinya sangat kuat. Saya tidak yakin akan memenangkan kasus ini," ucapnya jujur.
Arnold hanya menghela nafas. Berhadapan dengan keluarga Yudhistira kemungkinan untuk menang sangat kecil. Apalagi posisi Yumna memang bersalah.
Arnold mengangguk. "Tidak apa-apa. Kalau memang Yumna salah, biar dia merasakan akibatnya."
Arnold tidak akan memaksakan diri membebaskan Yumna. Dia harus sadar bahwa apa yang dilakukan ada konsekuensinya.
Setelah pertemuan berdua dengan pengacaranya, Arnold mendatangi Yumna.
" Aku tidak bisa melakukan lebih dari sekedar menyewakan pengacara untukmu."
" Apa maksudmu?,"
" Kamu terbukti bersalah. Bayu memiliki bukti yang kuat," jawab Arnold.
" Kamu g1la? Kamu akan membiarkan ibu dari anakmu di penjara?," bentak Yumna. Rasa takut membayangkan hari-harinya di dalam hotel prodeo membuat ia resah.
Arnold terkekeh. Tidak lupakah Yumna jika ia tak pernah mengakuinya sebagai ayah dari Shera. Tapi, saat terjepit malah mengungkapkan kata itu?
" Kamu mau anakmu di bullying. Di ejek karena ibunya masuk penjara?," geram Yumna.
" Harusnya kamu tanyakan itu pada dirimu sendiri? Apa kamu tidak berpikir sebelum melakukan kejahatan itu?," sinis Arnold. Bisa-bisanya Yumna melimpahkan kesalahan itu padanya.
" Oh, aku lupa. Dulu, pasti kamu pikir tidak berpikir akan ada di posisi ini kan? Status sebagai suami seorang Bayu Aksara Yudhistira membuatmu merasa aman atas semua kejahatan yang kamu lakukan kan?," Arnold berdecih.
Yumna terdiam. Ia pikir dengan ia membawa nama Shera, Arnold akan luluh dan membebaskannya.
Arnold menghela nafas. " Shera pasti akan merasakan dampaknya. Apalagi semua orang tahu kamu adalah ibunya. Tapi, soal itu kamu tidak usah khawatir. Aku ayahnya akan melakukan apapun untuk menjaganya.
Namun, aku tidak bisa mengeluarkanmu dari sini seperti keinginanmu. Bayu punya bukti kuat. Jadi, kecil kemungkinannya kamu akan bebas."
" Sogok saja hakimnya,"
" Aku tidak mungkin melakukannya. Apa kau tidak berpikir sebelum memberi saran? Bagaimana kalau aku juga malah menyusul mu masuk penjara? Kamu tidak memikirkan Shera?," geram Arnold
" Kamu memang tidak pernah benar-benar memikirkan Shera selain kamu jadikan ia alat untuk memenuhi ambisimu,"
Arnold yang kecewa langsung pergi begitu saja. Teriakan Yumna bahkan ia abaikan.
" Aku akan memohon pada mereka. Aku tidak mau Shera menanggung akibat yang dilakukan oleh ibunya," lirih Arnold. Ia tak peduli harus merendahkan diri demi anaknya.
Shera, gadis kecil itu mulai menerimanya. Arnold sangat senang karena penantiannya tak sia-sia.
.
.
" Mas.." panggil Kiara. Ia tahu kemana mobil ini melaju bukan ke tempat yang tepat jika memang Bayu mengajaknya berkencan.
" Iya. Aku ingin menemui ibu dulu. Dulu, aku tidak meminta kamu dengan baik pada beliau," Bayu seakan tahu maksud Kiara.
Mata Kiara berkaca-kaca. Ia pun ingin pergi berziarah. Dia hanya sekali mendatangi makam almarhumah. Karena setelah itu, ia pergi jauh.
Mobil sudah terparkir. " Sebentar, aku beli bunga dulu," Bayu meninggalkan Kiara untuk membeli bunga. Sementara Kiara tidak mengindahkan ucapan Suaminya. Ia justru langsung berjalan ke arah makan sang ibu.
" Ibu...," panggilan Kiara. Suaranya tercekat. Air matanya sudah mengalir deras.
Dengan terisak, ia akhirnya hanya mengusap nisan sang ibu.
Bayu ikut berjongkok dan menaburkan bunga dia atas pusara.
" Bu, tolong maafkan saya. Saya yang membuat Kiara tidak bisa dekat dengan ibu di akhir usia ibu. Maafkan saya yang malah memanfaatkan kondisi ibu untuk memperistri nya."
Bayu menghela nafas. Ia melirik Kiara yang hanya tertunduk melihat ke arah gundukan tanah.
" Bu, pernikahan kami terjadi dengan niat yang tidak baik. Tapi, saya sudah berniat untuk mempertahankan pernikahan dengan Kia dan membangun keluarga kecil bahagia dengan Cucu ibu. Ah iya, ibu sudah menjadi nenek. Cucu ibu laki-laki. Namanya Aksara..."
Bayu menceritakan semua yang terjadi. Ia pun berjanji akan menjaga Kiara sepenuh hati dan mencari keadilan dengan membuat Yumna di hukum sesuai apa yang telah ia lakukan pada ibu mertuanya.
.
.
" Kita sekarang kemana?,"
" Kita makan dulu ya, dan langsung pulang. Sepertinya kencan kita di tunda dulu. Kasihan Aksa pasti mencari kita," berziarah tadi cukup menghabiskan waktu karena itu, Bayu lebih memilih pulang karena sudah terlalu lama meninggalkan Aksa dengan sang Mama.
" Iya. Aku juga ingat Aksa terus." Ucap Kiara.
Bukan tak percaya kalau ibu mertuanya akan menjaga Aksa dengan baik. Hanya saja, ia takut anaknya akan merajuk kalau terlalu lama ia tinggalkan.
Bayu hanya mengangguk-angguk saja. Walaupun sebenarnya ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan sang istri, tapi ia tak mau egois. Mereka sudah menjadi orang tua.
Sesampainya di rumah sang ibu, Kiara mengerutkan keningnya saat melihat mobil asing sudah terparkir di halaman rumah mertuanya.
" Sepertinya ada tamu.."
Bayu melihat ke arah mobil yang cukup ia kenali.
.
.
TBC