Sungguh malang nasib seorang pria miskin nan buruk rupa. Jonatan selalu dihina oleh sang mertua dan dia tak pernah mendapatkan cinta dari sang istri yang sudah satu tahun dia nikahi, bahkan mereka selalu tidur dengan terpisah.
Suatu hari, Jonathan tidak sengaja membunuh seorang preman demi melindungi sang istri, sehingga Jonathan harus dipenjara dan divonis hukuman mati. Nasib Jonathan semakin memilukan ketika dia harus kehilangan adiknya yang mati dengan cara yang sangat mengenaskan.
Disaat perjalanan dari pengadilan menuju lapas, tiba-tiba terjadi sebuah kecelakaan yang membuat Jonathan telah dikira mati, padahal sebenarnya dia ditolong oleh seorang pria yang mengaku bahwa dia adalah kepercayaan ayahnya.
Lima tahun berlalu, Jonathan kembali ke Indonesia mengubah identitasnya menjadi Rafael Wilson. Menantu yang dulu buruk rupa kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Dan dia adalah sang penguasa di dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Lalu kemanakah Luna pergi? Mengapa selama tiga hari ini Luna sama sekali tidak datang menemui suaminya? Mengapa Luna tidak menepati janjinya untuk mengirimkan pengacara yang bisa membuktikan bahwa Jonathan sama sekali tidak bersalah? Mengapa sampai kini Luna begitu bungkam padahal dia satu-satunya orang yang bisa menjadi saksi bahwa apa yang telah dituduhkan oleh polisi kepada Jonathan sama sekali tidak benar, karena dia dan Jonathan berada di TKP saat itu?
Hari ini di Amerika, terlihat seorang wanita yang sedang terbaring koma. Kepalanya diperban dan leher dipasang gips. Berbagai alat medis yang menunjang hidupnya melekat dengan tidak manusiawi. Ventilator yang masuk ke dalam mulutnya, berbagai selang infus, kabel warna warni di dada, dan bunyi elektrokardigraf menciptakan suasana mencekam setiap kali seseorang diizinkan masuk ke ruangan itu.
Apa yang disampaikan oleh polisi kepada Jonathan memang benar bahwa Luna saat ini sedang berada di luar negeri. Tapi bukan dalam urusan bisnis, melainkan saat ini dia tengah terbaring koma setelah mengalami kecelakaan dua hari yang lalu.
Kecelakaan yang menimpa Luna memang sengaja disembunyikan oleh pihak keluarga, tidak ada yang tahu akan kecelakaan yang dialami oleh sang nona muda pemimpin perusahaan YBS Group tersebut. Sehingga kini perusahaan itu terpaksa dipimpin sementara oleh Selena. Karena Tuan Abian ingin menjaga putri kandungnya itu yang kini telah dalam keadaan koma di Amerika.
"Luna, bangunlah nak! Mengapa kamu harus nekad pergi menemui menantu tidak berguna itu? Seandainya kamu menuruti perintah papa, kamu pasti akan baik-baik saja. Kamu tidak akan mengalami kecelakaan seperti ini." ucap Tuan Abian, pria itu kini sedang menangisi keadaan putri kandungnya yang tengah terbaring koma. Keadaan putrinya begitu memperihatinkan.
Tuan Abian sungguh tidak mengerti, mengapa putrinya harus segigih itu untuk membela suaminya.
Flashback on...
Saat itu sewaktu Jonathan ditangkap polisi, Tuan Abian telah mengutus empat orang bodyguard untuk membawa Luna secara paksa ke mansionnya. Luna sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk bisa melawan keempat bodyguard tersebut, walaupun dia sudah berusaha untuk memberontak, sehingga kini dia dikurung di dalam kamar yang berada di mansion keluarga.
Dor..
Dor...
Dor...
Luna tiada hentinya menggedor-gedor pintu kamar tempat dia dikurung di mansion keluarga, kemudian gadis itu pun berteriak, "Pa, cepat buka pintunya! Kenapa papa harus mengurung aku seperti ini? Aku harus menolong suami aku dan menjaga adik iparku."
Saat itu Tuan Abian sedang berdiri di depan pintu kamar, dia pun menimpali perkataan putrinya, "Papa melakukan ini semua demi kebaikan kamu, Luna. Untuk apa kamu masih mengharapkan seorang pembunuh seperti Jonathan? Beruntung pernikahan kalian dirahasiakan. Kalau tidak, pasti nama perusahaan telah ikut tercoreng gara-gara kelakuan keji pria jelek itu."
Luna masih saja menggedor-gedor pintu, berharap sang ayah mau melepaskannya, dia harus menepati janjinya kepada Jonathan bahwa dia akan akan menjadi saksi kalau Jonathan sama sekali tidak membunuh preman bernama Bima itu, dan dia akan mengirimkan pengacara untuk membela Jonathan. Serta dia harus menepati janjinya kepada Jonathan untuk menjaga sang adik ipar yang kini masih dirawat di rumah sakit.
"Jonathan gak membunuh, Pa. Percayalah sama aku. Jonathan telah dijebak. Aku gak tau siapa yang telah tega menjebaknya. Tapi Jonathan sama sekali tidak bersalah. Aku yang akan membuktikan kalau ternyata suami aku sama sekali tidak membunuh preman itu."
Luna sama sekali tidak tahu bahwa saat ini sang ayah sedang tersenyum penuh rasa kepuasan, karena dia sudah tahu bahwa Jonathan telah dijebak, dan ini semua adalah rencananya bersama Arga. Andai saja Luna mau bercerai dengan Jonathan dan menikah dengan Arga, semua ini tidak akan pernah terjadi.
"Apa kamu pikir papamu ini bodoh, Luna? Mana ada orang yang mau menusuk perutnya sendiri? Polisi tidak akan percaya. Papa tidak mau tahu, kamu jangan lagi bertemu dengan Jonathan. Dan jangan pernah bertemu dengan adiknya. Mereka hanya benalu yang ingin menguras harta kamu."
Luna sangat merah mendengar perkataan ayahnya yang telah menghina Jonathan dan adik iparnya itu, "Mereka tidak seperti itu, Pa. Mereka tidak pernah memanfaatkan uang yang aku miliki. Aku tidak akan bercerai dengannya."
Tuan Abian sangat kesal sekali mendengar perkataan Luna, dia pun bergegas pergi ke lantai bawah. Luna memang sangat berbeda dengan anak tirinya, Selena begitu penurut dan tak pernah membantah apapun yang diperintahkan oleh dirinya. Sementara Luna, dia adalah seorang putri yang keras kepala.
Luna berjalan mondar-mandir di dalam kamar, dia harus menemukan cara bagaimana agar dia bisa melarikan diri dari mansion, dia harus membantu Jonathan dan menjaga adik iparnya. Dia sangat merasa bersalah kepada Jonathan, gara-gara melindunginya, Jonathan harus terperangkap ke dalam jebakan ini.
Luna segera berjalan ke balkon kamar. Tiba di balkon, dia melihat suasana di halaman belakang mansion begitu sepi, dia pun memiliki akal untuk melarikan diri melewati balkon tersebut.
Sebuah ide dengan cepat melintas di benak Luna. Dia pun berlari kecil menuju kamar, dengan tangkas dia menarik selimut dan seprai, lalu mengikat keduanya menjadi satu.
Setelah itu Luna berjalan cepat ke balkon, sebisa mungkin dia tidak menimbulkan suara berisik yang akan menimbulkan perhatian.
Dengan semangat membara, Luna mengikat seprai dan selimut yang sudah menyambung menjadi satu ke teralis balkon, lalu dengan pelan-pelan dia melemparnya ke bawah. Selimut dan seprai tersebut tampak menjuntai, hanya sampai separuh.
Dengan jantung berdegup kencang, Luna segera turun ke bawah menggunakan selimut dan seprai yang telah dia ikat.
Luna sangat merasakan lega setelah dia berhasil turun ke bawah, saat ini dia telah berada di halaman belakang mansion.
Luna segera melarikan diri melewati pintu gerbang mansion bagian belakang. Kebetulan di pos security yang ada di gerbang belakang itu nampak tidak ada satupun security yang berjaga.
"Nona Luna, berhenti!"
Luna sangat terkejut ketika mendengar suara dua orang security yang sedang berteriak sambil berlari untuk mengejar Luna. Rupanya di halaman belakang tersebut terdapat dua orang security yang sedang berdiri di taman untuk mengurus tanaman yang rusak atas perintah dari sang nyonya besar.
Luna segera berlari sekencang mungkin tanpa memakai alas kaki. Dan kedua security tersebut terus mengejar Luna, mereka tidak ingin mengambil resiko, mereka akan dipecat kalau ketahuan oleh sang tuan besar. Gara-gara kelalaian mereka, Luna berhasil melarikan diri.
Namun, saat Luna menginjakan kaki di aspal jalanan, Luna terkejut begitu mendengar suara gemuruh mobil yang tengah melaju dengan kecepatan sangat tinggi, mendekat ke arahnya.
Luna tidak memiliki kesempatan untuk menghindar, karena laju mobil tersebut begitu kencang.
Brakkk!
Tubuh Luna terpental jauh dihantam oleh sebuah mobil sedan yang melaju begitu kencang. Tubuhnya seakan diseret paksa dan kepalanya membentur sebagian jalan aspal.
Luna tergeletak menyedihkan di jalan itu, darah segar keluar dari kepalanya yang telah terluka dan sekujur tubuhnya. Pandangannya buram menghadap pada langit. Sehingga akhirnya wanita itu pun telah kehilangan kesadarannya.
Flashback off...