NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Masrifah

zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 21

Malik menghampiri Zahra seraya mengulurkan telapak tanganya.

"Mana tugasnya gue cek! "

Zahra pun memberikan tugas sekolahnya, ia sudah mengisinya tadi, benar atau salah, yang penting sudah mengerjakan. Kalau salah, tinggal di perbaiki oleh malik, itu pikir zahra.

Gadis itu masih terus memakan ice cream ikannya yang belum habis sambil menatap malik yang tengah fokus dengan buku tugas zahra di tangannya. Kefokusan malik mungkin sembilan puluh persen melihat buku zahra sampai akhirnya gelengan kepala dari malik membuat zahra ketakutan sampai menggigit bibir bawahnya, pasti jawabanya salah semua.

" Kalau salah perbaiki, engga usah marah" Ucap zahra lebih dulu Mengatakan hal tersebut untuk melindungi dirinya sendiri dari kemarahan malik.

" Iya, kalau sekali. Kalau berkali-kali kaya gini, harus gimana? " Malik mengacungkan buku tugas gadis itu.

"Setiap gue ajarin cara hitungnya, lo selalu bilang ngerti, itu beneran ngerti atau pura-pura sih! "

Zahra tidak menjawab, menunduk sambil memanyunkan bibirnya seperti anak kecil yang tengah di marahi ayahnya. Apalagi dia duduk di karpet dekat kaki malik, bukan di sofa seperti malik.

"Zahra, lo tuh kelas tiga, tahun depan masuk kuliah, kepikiran engga lo mau masuk kampus mana? Mau jawab terserah takdir gitu? Kepikiran engga kalau gede mau jadi apa? "

" Jadi pengusaha kaya ayah"sahut zahra pelan.

" Ayah kuliah engga? " Tanya malik serius

Zahra menganggukan kepalanya.

" Yang lo dapetin dari kuliah itu bukan materi gimana caranya jadi pengusaha aja, emang semua gimana sikap kita di lapangan nanti ketika kita kerja. Tapi lo belajar bertanggung jawab dari sekarang, kalau sekarang aja santai-santai gini, bisa lo jadi pengusaha kaya ayah Adit? "

Zahra masih diam, tidak berani menjawab tapi ucapanya malik berhasil meloloskan air matanya. Ia mengusap air mata dengan tangannya.

Mengetahui zahra menangis, malik menghela nafas panjang.

" Zahra.... "

Zahra menatap malik dengan berlinang air mata.

"Sebodoh-bodohnya gue, ayah engga pernah bicara nada tinggi ke gue! Lo tuh orang lain yang baru masuk ke hidup gue, kak! Masa depan gue ancur sekalipun engga akan ngerugiin hidup lo! "

" Zah.. Gue cuman pengen lo punya masa depan yang bagus, buat ngebahagiain ibu sama almarhum ayah Adit! Giliran pacaran aja semangat banget tapi belajar engga bisa fokus sama sekali! "

" Percuma lo pinter kalau ngerendahin orang lain! "

" Gue engga ngerendahin lo, Zahra! "

Zahra bergegas pergi ke kamarnya, mengacuhkan teriakan malik, bahkan gadis itu sampai membanting pintu.

Zahra menangis memeluk bantal, tangisnya cukup keras sampai malik bisa mendengarnya.

Malik berdecak, menyenderkan punggungnya, diam mendengarkan tangis gadis itu.

***

Dua hari setelah mereka bertengkar, Zahra tidak mau berbicara sama sekali dengan malik. Bahkan sekarang mereka sudah kembali ke rumah malik karena rumahnya sudah selesai di perbaiki.

Zahra mencium punggung tangan malik setelah mereka melaksanakan sholat dzuhur bersama. Tapi wajah nya tidak berubah sama sekali , malah datar.

" Engga mau tadarusan dulu? " Tanya malik ketika Zahra hendak melepas mukenanya.

Zahra tidak jadi melepas mukenanya, dia duduk lagi dengan baik di atas sejadah. Malik mengambil dua al-qur'an di meja dan memberikannya satu pada Zahra.

" Surat favorit lo yang mana? " Tanya malik sambil membuka Al-Qur'an miliknya.

" Al-Ikhlas" Sahut Zahra dengan wajah datarnya membuat malik menahan ketawa, karena dari banyaknya surat, Zahra memilih surat pendek.

Zahra mendelik melihat malik menahan tawa sampai pipinya mengembung.

"Diam lo, ikan buntal".

" Hah? "Malik sontak menatap ke arah zahra.

" Lo bilang gue apa? "

" Ikan buntal" Seru zahra penuh penekanan di setiap katanya.

"Zahra, gue diem karena di tangan gue ada Al-Qur'an ya, selesai baca Al-Qur'an ini, jangan harap lo bisa kabur dari gue! "

" Nyenyenyenye! " Zahra malah memancing malik

" Cepet, baca dulu, engga apa-apa Al-Ikhlas juga".

Zahra akhirnya melantunkan surat Al-Ikhlas, malik diam mendengarkan, hingga bacaan itu selesai, malik memeriksa tajwid di surat tersebut ketika Zahra salah membacanya. Zahra diam-diam terpukau dan sangat menikmati lantunan surat Al-Ikhlas yang di baca Malik.

Karena cara melantunkan nya yang terdengar lebih santai, tidak terburu-buru. Tidak seperti dirinya yang membaca surat tersebut dengan cepat.

" Oh gitu, oke kak. Gue besok kaya gitu juga ya" Seru Zahra setelah malik menyelesaikan bacaan suratnya. Gadis itu menyimpan Al-Qur'an miliknya di meja dan terburu-buru membuka mukenanya sampai membuat malik mengernyit heran.

" Oh, lo mau kabur dari gue ya? " Malik baru ingat tadi zahra menyebutnya ikan buntal. Lelaki itu segera menyimpan Al-Qur'an miliknya di meja dan zahra menjerit segera berlari keluar kamar.

Tapi sayangnya, ketika ia hendak menarik knop pintu, malik lebih dulu menahan pintunya tersebut dengan tanganya agar tidak bisa di buka.

Sekarang, zahra menatap ngeri lelaki di belakangnya. Gadis itu memilih berlari ke kasur dan menutupi seluruh tubuhnya sambil tertawa.

" Pergi lo, kak. Jangan ganggu gue! " Serunya sambil tertawa.

Malik menggelitik kaki zahra, gadis itu bereaksi dengan menendang-nendang tangan malik sambil tertawa.

" Kak, geli berhenti".

" Ya udah, buka selimutnya"

" Engga mau! "

"Buka! "

" Enggak! "Zahra kukuh dengan pendiriannya.

" Gue hitung ya sampai tiga.

Satu... "

" Engga mau engga mau wle"

Gadis itu menggerak-gerakan tubuhnya di bawah selimut sampai membuat malik tersenyum karena terlihat lucu. Mirip cacing kepanasan.

" Dua"

Malik berusaha menarik selimut itu tapi Zahra juga berusaha mempertahankan nya.

" Ish, engga usah di tarik! "

Malik mendekatkan wajahnya ke wajah zahra yang tertutup selimut.

" Hitungan ke tiga kalau engga mau di buka, gue cium lo ya"

Zahra yang berada dj bawah selimut pun sontak melebarkan matanya.

" Engga usah macam-macam lo, kak! "

"Ti.... " Malik menggantung kalimatnya sejenak.

"Tiga"

Sebenarnya malik hendak menjauh, tapi Zahra yang panik refleks membuka selimutnya dan langsung bangkit sehingga.

" Engga ma-----emmmmphh"

Dan siapa sangka, refleksnya Zahra mempertemukan bibirnya dengan bibir malik. Mereka mematung beberapa saat dalam posisi tersebut.

Hingga Zahra menjauhkan wajahnya, malik kembali berdiri tegak, keduanya diam, terkurung

Dalam kecanggungan selama beberapa saat hingga Zahra berusaha mencari ide agar menjauh dari suaminya itu.

" G-gue laper, gue mau makan dulu"

Zahra segera meloncat dari kasur dan berlari ke dapur . Malik hanya menatap kepergian Zahra dengan satu alis terangkat naik.

Di dapur, Zahra mengambil telur di kulkas dengan tangan gemetar, sampai tanganya yang lain memegang tanganya yang membawa telur itu. Khawatir jatuh.

" Gila, bisa-bisanya gue ciuman sama kak malik" batinnya

Tegang ga tuh zah? autor aja sampai ikutan tegang 🤣

Guys jangan lupa komen, like dan dukungan nya ya, love you alll. ❤❤❤❤

Happy Reading All... 🤗🤗

1
Diana
Menghidupkan imajinasi
Sagara Sanosuke
Sekali baca, rasanya nggak cukup! Update dong, thor! 👀
Siti Masrifah: nanti malam ya kak setiap jam 8 , makasih udah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!