pertemuan dua tokoh yang berjuang melawan masalah nya masing-masing. dimana, seorang pria tampan yang hampir kehilangan harapan hidupnya. namun siapa sangka ia bertemu dan jatuh cinta kepada wanita cantik yang telah dikuasai oleh ilmu hitam dalam dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AL Chnl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Suatu Harapan 3
Selang beberapa lama Lee Ya duduk dalam kesendiriannya. Ia pun melihat jam tangannya. Jam menunjukkan pukul 07.00 Ia pun beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke perpustakaan umum. Joo Han yang sedang duduk sambil memandangi suasana jalan di balik jendela ruangannya, tiba-tiba ia melihat Lee Ya yang sedang berjalan menuju perpustakaan umum.
"Oh? Itu dia kan?" ucap Joo Han memastikan.
"Ah iya itu dia!" ucapnya lagi. Kemudian ia segera beranjak dari tempat duduknya dan bergegas menghampiri Lee Ya.
Lee Ya dalam perjalanannya menuju perpustakaan umum, Ia tak sengaja berpapasan dengan Do-Ri. Lee Ya menyadari kehadiran Do-Ri di hadapan yang tak jauh darinya. Ia baru saja turun dari bus kedua dan berjalan menuju kampus. Langkah Lee Ya terhenti. Ia mengira Do-Ri akan menghampirinya seperti biasa. Do-Ri yang hendak menyapa dan menghampiri Lee Ya seperti biasanya, tiba-tiba ia teringat akan ucapan ibunya bahwa ia tidak akan melanjutkan kuliahnya lagi jika masih berteman dengan Lee Ya. Do-Ri pun mengurungkan niatnya. Ia pun melangkah melewati Lee Ya seperti tidak mengenal dengan Lee Ya lagi. Kini Do-Ri pun mulai menjauhi Lee Ya. Lee Ya yang menyadari hal itu, hatinya semakin sakit. Air matanya berlinang karena satu-satunya orang yang selalu bersamanya juga perlahan-lahan akan menjauhinya. Lee Ya semakin menundukkan kepalanya dengan berlinang air mata. Lee Ya berpikir Do-Ri menjauhinya karena rupanya yang semakin buruk. Do-Ri pun melangkah menuju kampus tanpa memperdulikan Lee Ya. Di saat yang sama, Joo Han menyaksikan kerenggangan persahabatan keduanya. Ia berdiri tepat di belakang yang tak jauh dengan Lee Ya. Setelah ia melihat Do-Ri telah melangkah jauh menuju kampus, ia pun menghampiri Lee Ya yang sedang berdiri dan terdiam.
"Maaf, Apa kau baik-baik saja?" tanya Joo Han dengan perasaan khawatir kepada Lee Ya. Lee Ya hanya terdiam kemudian melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan umum. Melihat Lee Ya yang mengabaikannya, Joo Han pun mengejar Lee Ya dan menghadang Lee Ya hingga langkah Lee Ya terhenti.
"Tunggu! Maaf aku tidak sengaja melihat susana tadi. Aku hanya ingin memberikan ini" ucap Joo Han lagi sambil memberikan kain kepada Lee Ya. Joo Han menyadari Lee Ya telah menjatuhkan air matanya. Melihat tindakan Joo Han tersebut, Ia hanya terdiam dan menunduk sembari melihat kain yang masih di tangan Joo Han. Melihat Lee Ya yang tak ingin mengambil kain dari tangannya tersebut, ia pun kemudian mengambil tangan Lee Ya. Kemudian memberikan kain itu di tangannya.
"Pakailah" ucap Joo Han. Sejenak Lee Ya terdiam. Kemudian ia mengambil tangan Joo Han dan mengembalikan kain tersebut kepadanya.
"Maaf. Terimakasih sudah memperdulikan ku. Sebaiknya kau jauhi aku. Jangan berteman denganku. Dan pergilah! jangan pedulikan aku" ucap Lee Ya dengan nada pelan. Mendengar ucapan Lee Ya tersebut, Joo Han sangat terkejut. Ia tak menyangka akan ucapan Lee Ya kepadanya. Kemudian Lee Ya melanjutkan langkahnya kembali. Namun, lagi-lagi Joo Han menghadang Lee Ya kembali dan menghentikan langkah Lee Ya.
"Tidak, tidak. Tunggu!" ucap Joo Han sambil mengejar Lee Ya.
"Oke, baiklah. Kau mungkin tidak ingin berteman denganku. Tapi ku mohon terimalah ini. gunakan ini untuk menyembunyikan air matamu" ucap Joo Han sambil memberikan kain kembali. Sejenak Lee Ya terdiam.
"Tolong terimalah atau kau boleh membuang ini kapanpun kalau kau benar-benar tidak menginginkannya" ucap Joo Han dengan harapan. Kemudian Lee Ya perlahan-lahan mengambil kain dari tangan Joo Han tersebut.
"Terimakasih sudah menghargai pemberianku!" ucap Joo Han. Lee Ya hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya ke dalam perpustakaan. Kemudian Joo Han pun melangkah kembali ke kantornya.
Di dalam perpustakaan, Di balik rak buku Lee Ya menatap kain tersebut kemudian ia memasukkan kain tersebut ke dalam saku Hoodie nya dan kembali mengambil buku seni untuk di pelajari nya.
Sesampainya Joo Han di kantor, Ia merasa kacau. Perasaannya sakit dan gelisah memikirkan perkataan Lee Ya kepadanya.
"Dia tidak membuang nya kan?" gumam Joo Han memikirkan kain pemberiannya kepada Lee Ya.
"Ah dia sudah menolak berteman denganku sudah pasti dia juga akan membuang nya" gumamnya lagi dengan perasaan sedih.
"Tunggu, Apa aku seburuk itu?" gumam Joo Han lagi. Teman sekantor Joo Han heran melihat tindakan Joo Han yang sedang berbicara sendiri termaksud Teyong. Kemudian Teyong datang menghampiri Joo Han dalam ruangannya.
"Hey, Kau kenapa?" tanya Teyong kepada Joo Han.
"Hey. Apa aku terlihat sangat buruk hah?" tanya Joo Han
"Ah apa maksudmu? Buruk bagaimana?" tanya Teyong dengan heran.
"Tapi aku tidak terlihat buruk kan?" tanya Joo Han lagi.
"Tentu saja tidak" jawab Teyong. Mendengar perkataan itu, Joo Han merasa lega.
"Tapi... Hanya kau terlihat aneh" ucap Teyong dengan pelan.
"Aneh? Aneh bagaimana? Apa maksudmu?" tanya Joo Han dengan heran. Teyong pun memberi kode kepada Joo Han tentang orang-orang di luar ruangannya melihat mereka.