Jangan lupa follow Instagram author ya : @elaretaa
Hidup Kiara digunakan hanya untuk bekerja dan bekerja menghasilkan uang untuk orangtuanya yang begitu kejam pada Kiara, tidak ada tempat mengadu hingga sang sahabat memintanya untuk bertemu dan saling melepas rindu karena lama tidak bertemu.
Niat awal yang ingin bertamu itu justru membuat hidup Kiara berubah, karena salah paham yang terjadi dimana Kiara tidur bersama Rafa Kakak dari sahabatnya dan membuat keluarga sang sahabat meminta agar Kiara dan Rafa menikah padahal Kiara tidak mengenal pria tersebut dan Kiara juga tidak tau bagaimana ia bisa berada di kamar Rafa dan tidur dengannya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa yang akan terjadi pada Kiara?
Kenapa Kiara bisa ada di ranjang tersebut bersama Rafa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipecat
[Gue dua hari lagi libur, yuk jalan-jalan!]
^^^[Kayaknya gak bisa deh, aku kan masih kerja]^^^
[Hem, lo pulangnya jam berapa?]
^^^[Jam 3 sore]^^^
[Yaudah, kalau gitu gue jemput jam 3 sore ya]
^^^[Tapi, orangtuaku]^^^
[Lo gak usah khawatir, nanti gue bilang sama orangtua lo]
^^^[Jadi ngerepotin kamu, Ra. Kapan-kapan aja deh kita jalan-jalannya]^^^
[Jangan, mumpung gue libur. Kita beli jajan terus makam di rumah gue aja, kita kan udah lama gak ngumpul di rumah gue, gimana?]
^^^[Yaudah iya]^^^
[Makasih ya]
^^^[Iya]^^^
Beberapa saat kemudian, Kiara pun sampai di rumah dan melihat Ibu Ajeng dan Ayah Anton yang bersantai di ruang tamu.
"Cepat masuk terus masak sana," ucap Ibu Ajeng.
"Iya, Bu," jawab Kiara dan mulai memasak makan malam untuk kedua orangtuanya.
Setelah semua pekerjaannya selesai, Kiara pun akhirnya bisa bersantai. Ia memutuskan untuk bersantai di sofa ruang tamu karena disana nyaman, namun belum lama ia duduk disana tiba-tiba tubuhnya di tendang oleh Ayah Anton hingga tubuhnya jatuh ke lantai.
"Jangan disini! ke kamar sana. Ini sofa mahal, jadi kotor kamu disini," ucap Ayah Anton.
Kiara pun pindah ke kamar. Sakit, tentu saja. Tubuh Kiara seolah tidak sanggup lagi untuk bekerja, tapi hidupnya akan selesai jika ia tidak bekerja bahkan meskipun sakit, Kiara tidak diperbolehkan untuk izin oleh Ibu Ajeng.
Pagi harinya, Kiara sudah bangun dan sudah membuat sarapan, lalu ia pun berangkat kerja. Belum juga Kiara keluar dari rumah, sebuah piring melayang mengenai kepalanya.
"Ada apa, Bu?" tanya Kiara.
"Makanannya gak enak," ucap Ibu Ajeng.
"Tapi, biasanya kan juga kayak gitu, Bu. Besok ya Kiara bakal buat yang lain, hari ini Kiara udah telat soalnya," ucap Kiara.
"Enak aja, masak dulu. Ibu belum makan ya," ucap Ibu Ajeng lalu menarik rambut Kiara.
Mau tidak mau, Kiara pun memasak kembali sesuai dengan apa yang diinginkan Ibu Ajeng, setelah itu Kiara langsung berangkat karena ia sudah telat.
Sesampainya di cafe, Kiara pun berjalan cepat untuk masuk ke dalam cafe, namun tangannya di tahan hingga Kiara tidak bisa masuk ke dalam cafe.
"Pak Yoga," Kiara tau betul, pria di hadapannya adalah pemilik cafe.
"Maaf, Ki. Tapi sepertinya kamu sudah tidak bisa bekerja disini mulai sekarang," ucap Pak Yoga.
Tentu saja, Kiara terkejut saat mendengar jika Kiara dipecat oleh Pak Yoga.
"Kenapa, Pak? saya sangat butuh pekerjaan ini, Pak. Saya mohon ya Pak jangan pecat saya," ucap Kiara.
"Gak bisa, Ki. Kamu udah sering telat dan saya sudah tidak bisa mentoleransi lagi, ini sisa gaji kamu dan ini juga pesangon dari saya," ucap Pak Yoga.
"Terimakasih, Pak. Saya juga minta maaf karena sering telat," ucap Kiara.
"Iya, gapapa. Kalau begitu saya masuk dulu," ucap Pak Yoga dan meninggalkan Kiara di luar cafe.
"Aku harus gimana ini? aku harus cari kerjaan dimana lagi," gumam Kiara.
Kiara pun memutuskan untuk berkeliling daerah tersebut, ia berharap akan segera mendapatkan pekerjaan. Namun, sayang tidak ada satupun yang membutuhkan tenaganya disana, Kiara melihat sebuah warung sederhana dan ia pun pergi ke warung tersebut.
"Permisi, Bu," ucap Kiara.
"Iya, ada ya Mbak? Mbak mau pesen? maaf Mbak tapi lauk sama nasinya udah habis," ucap Ibu pemilik warung.
"Bukan, Bu. Saya disini mau melamar pekerjaan, Bu. Barang kali Ibu butuh karyawan saya mau Bu jadi karyawan Ibu," ucap Kiara.
"Haduh gak Mbak, saya gak cari karyawan, saya bisa kerja sendiri kok kadang juga anak saya yang bantuin, kalau nerima Mbak bukannya untung saya malah rugi nanti. Mbak cari di tempat lain aja ya," ucap Ibu tersebut.
"Iya, Bu," ucap Kiara.
"Gimana ini, udah mulai sore. Aku harus pulang, tapi aku belum juga dapat kerjaan," gumam Kiara.
Kiara merasa kelelahan karena hari sudah sore, tapi ia belum juga mendapatkan pekerjaan hingga akhirnya Kiara pun memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di rumah, Kiara pun langsung membersihkan rumah karena rumah benar-benar berantakan, entah apa yang dilakukan orangtuanya sehingga membuat rumah yang sudah ia bersihkan sebelum berangkat sekarang kembali berantakan.
"Nah gitu dong, masa harus dikasih tau dulu baru beres-beres," ucap Ibu Ajeng.
"Iya, Bu," uca Kiara.
Beberapa saat kemudian, rumah sudah bersih dan Kiara pun segera membersihkan dirinya lalu membuatkan makan malam untuk Ayah Anton dan Ibu Ajeng.
Selesai makan, Kiara pergi ke ruang tamu untuk berbicara mengenai pemecatannya hari ini, sebenarnya Kiara tidak ingin mengatakannya. Tapi, Kiara harus bilang agar orangtuanya tidak meminta uang lebih pada Kiara, setidaknya mereka bisa mengerti jika Kiara tidak bisa memberikan uang seperti biasanya karena Kiara sudah tidak bekerja lagi.
"Ayah, Ibu. Ada yang mau Kiara bicarakan," ucap Kiara yang duduk di lantai sedangkan Ayah dan Ibunya duduk di sofa.
"Apa?" tanya Ibu Ajeng.
"Kiara udah dipecat dan sekarang Kiara belum dapat pekerjaan, mungkin untuk bulan ini Kiara belum bisa ngasih uang lebih seperti sebelumnya. Maafin Kiara ya, Ayah, Ibu," ucap Kiara.
"Apa kamu bilang? kamu dipecat!" dasar anak gak guna!" bentak Ibu Ajeng lalu mendorong tubuh Kiara hingga mengenai meja dan menarik rambut Kiara hingga wajah Kiara mendongak menatap Ibu Ajeng.
"Kamu itu anak satu-satunya harusnya kamu kerja lebih keras lagi, bisa-bisanya kamu dipecat Kamu itu udah gak punya pendidikan, gak cantik lagi. Ibu gak mau tau ya pokoknya kamu harus dapat kerjaan, awas aja kalau sampai besok kamu belum juga dapat kerjaan, Ibu hajar habis-habisan kamu," ucap Ibu Ajeng.
Lalu Ibu Ajeng menampar Kiara bahkan memukul pipi Kiara hingga merah, "Maaf, Bu. Kiara akan cari kerja besok, Kiara janji," ucap Kiara dan memohon di kaki Ibu Ajeng.
"Ya, emang harus cari kerja kamu," ucap Ibu Ajeng dan menendang tubuh Kiara hingga tubuh Kiara meringkuk di lantai karena tendangan keras sang Ibu.
"Dasar tidak berguna, udah sana pergi ke kamar. Jijik banget Ibu kalau lihat kamu terus," ucap Ibu Ajeng.
Dengan perlahan, Kiara pun pergi ke kamarnya dengan pelan karena tubuhnya yang begitu sakit. Di dalam kamar, Kiara menangis. Hanya ini yang dapat dilakukan Kiara, ia mau mengaduh pun tidak tau harus mengaduh pada siapa.
"Sakit banget, aku harus gimana lagi supaya Ibu sayang sama aku, aku harus gimana lagi supaya Ibu anggap aku ada dan berguna, hiks hiks," gumam Kiara.
Kiara merebahkan tubuhnya, tubuhnya sudah tidak bisa berbohong lagi. "Aduh, sakit banget, biasanya gak sesakit ini," gumam Kiara.
Karena terlalu lelah, akhirnya Kiara pun terlelap dengan air mata yang masih mengalir hingga akhirnya air mata itu mengering.
.
.
.
Bersambung.....
TERIMAKASIH ATAS DUKUNGANNYA SEMUANYA 🍒
Kalau kalian suka dengan cerita Author jangan lupa kasih LIKE, KOMENTAR, mau kasih HADIAH juga gapapa, VOTE juga boleh, jangan lupa juga buat kasih author bintang (⭐) di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya dan bisa up bab setiap hari.
Follow juga akun instagram Author : @elaretaa