Apa yang akan kalian pilih, jika kalian di minta untuk memilih antara menikah dengan pria yang tak lain adalah sahabat kecil kalian, atau dengan pria yang kalian cintai, tapi tanpa adanya hubungan yang pasti?
Pilihan seperti itu lah yang kini di hadapi oleh Alisya, si gadis bodoh perihal cinta. Tapi siapa sangka di cintai dan menjadi hasrat cinta dua pria tampan, kaya dan terbilang incaran para kaum hawa lainnya.
Akankah salah satu dari mereka akan menjadi jodoh Alisyah? atau malah tak dari satupun mereka yang dapat menjadi jodoh Alisya.
*lebih bijak dalam membaca yah kakak*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 (kebohongan)
"Ya ampun Alisya!" Teriak mamanya tak menyangka akan posisi tubuh anaknya.
Alisya tidur di lantai dengan posisi duduk yang menumpu pada tumit. Pantatnya pun hampir terlihat begitu jelas, akibat dress yang Alisya kenakan telah lepas dari tubuhnya.
Sesekali Ira menelan Salivanya sendiri. Untung saja adik pria Alisya langsung paham, dan bergegas pergi dari kamar sang kakak.
Selagi Sarah yang membantu tubuh Alisya untuk segera naik keatas ranjang. Ira pun berinisiatif untuk membantu temannya itu.
.
.
.
Setelah drama mengguncangkan yang telah di lakukan oleh Alisya tadi. Ira akhirnya meminta izin untuk pamit pulang. Lantaran malam pun makin larut.
"Hemm...saya pamit pulang dulu yah tante," ical Ira dengan sopan.
"Iyah, sekali lagi tante banyak terima kasih yah udah mau bantuin Alisya tadi. Tante sampek malu sama sikapnya tadi," balas Sarah.
Ira tersenyum, sambil melangkah keluar dari unit apartemen Alisya.
Sarah kembali masuk kedalam apartemen. Dan nampak lah anak bungsunya tengah fokus dengan buku pelajaran yang berada di tangannya.
(Sekedar info karna keluarga Alisya tinggal di Amrik keluarganya pun cenderung berbahasa Inggris yah. Namun karna author nggak pengen nyusahin pembaca buat pakek bahasa Inggris. Jadi pakek bahasa Indonesia aja yah bebs)
"Adit, kamu nggak tidur? Ini udah malam loh," ujar Sarah.
Seperti biasa, Adit menjawab dengan ekspresi dinginnya. "Kamar apartemen ini itu cuman satu ma, terus Adit tidur dimana?"
"Tidur di kamar kak Alisya lah dit, cuman malam ini aja kok."
"Di kamar kak Alisya bau alkohol. Aku nggak suka. Dan lagian kejadian memalukan kak Alisya tadi bikin aku nggak nyaman kalau tidur sekamar sama kak Alisya," jawab Adit.
Tak usah di tanyakan dari mana sikap blak-blakan dari Adit itu berasal. Karna suaminya saja suka sering berucap seenak jidatnya saja, maka dari itu kedua anak nya menurun sifatnya dari ayah nya itu. Selain Alisya, yang lebih suka memendam semua perasaan nya sendiri.
"Tapi itu kan kakak kandung kamu sendiri Adit, lagian mana tega mama ninggalin kakak kamu sendirian malam ini. Kamu lihat kan kondisinya nggak baik."
"Kalau gitu aku pesen hotel dekat sini aja sendiri," jawab Adit dengan entengnya.
"Sendiri? Nggak ah, kamu itu masih dibawah umur. Nanti papa kamu bisa marah kalau mama biarin kamu nginep sendiri."
Menghela nafas lelahnya. Adit pun memposisikan dirinya untuk tidur di sofa. "Kalau gitu aku tidur disini aja malam ini."
"Adit..."
"Mama!! Kalau mama masih kekeh nyuruh Adit tidur di kamar kak Alisya, malam ini aku bakalan langsung pulang ke Amrik aja kalau gitu."
Sarah pun terdiam, dan membiarkan apa yang kini dilakukan oleh putra bungsunya itu. "Yaudah, setelah belajar kamu langsung tidur dan istirahat yah."
"Hem..." Jawab Adit seadanya.
Sarah melangkah masuk kedalam kamar Alisya.
Ia duduk di dekat Alisya yang tengah terlelap tidur dengan nyenyak nya.
Sambil membelai dengan lembut pangkal rambut putri kedua nya yang terbilang tak pernah ia beri kasih sayang secara utuh. Lantaran jarak tempat. "Untung aja hanya mama yang dateng kesini sya, kalau sampai papa kamu ikut dateng. Dan lihat kamu dengan keadaan seperti ini, mama nggak tau apa yang akan papa kamu lakukan padamu nantinya."
Tubuh Alisya menggeliat ketidaknyamanannya. Perlahan bibirnya bergumam lirih. "Semua orang pergi, aku sendiri."
Meski terdengar pelan, namun nyatanya indra pendengaran Sarah masih dapat menangkap ucapan yang putri keduanya ucapkan tadi.
Cukup tertegun. Dan mengira bahwa Alisya mabuk berat seperti ini, lantaran karna selama ini Alisya tinggal sendiri. Tanpa adanya keluarga yang menemaninya.
Seketika air mata Sarah keluar tanpa diminta. Jujur saja, tak ada seorang ibu manapun yang merelakan anaknya pergi jauh dari tempat tinggalnya berada.
Namun, jika ia menahan Alisya tetap tinggal bersama nya di Amrik. Ia jamin semua itu malah akan membuat putri keduanya semakin sakit. Lantaran sikap sang suami yang tak menyukai Alisya.
Meski kenyataan nya Alisya adalah putri kandungnya sendiri.
"Maaf fin mama yah sayang, tapi mama bener-bener nggak bisa berbuat apa-apa." Sarah mencium pangkal tangan putrinya. Sekaligus berucap penuh ketulusan.
****
(Pagi harinya)
Perlahan mata Alisya mengerjap menatap ke sekeliling tempat. Sambil memegang kepalanya yang terasa sangat berat. Entah apa yang terjadi tadi malam? Alisya berusaha untuk mengingat detail kejadian ia bisa sampai di kamar tidurnya.
Ketika ia tengah asyik untuk mengingat, tiba-tiba ada suara wanita yang tak asing di telinganya masuk kedalam kamar milik nya.
"Akhirnya kamu udah bangun, ini mama buatin sup buat kamu."
"Mama!" Alisya terkejut bukan main, ia mengucek kedua matanya sekasar mungkin. Berharap salah lihat, karna mana mungkin ada mamanya di apartemen milik nya saat ini. "Aku pasti mimpi," elaknya.
Bugh
Pukulan mendarat di pundak Alisya.
"Aww..." Rintih Alisya kesakitan. "Jadi aku nggak mimpi," imbuhnya.
"Menurut kamu? Huffttt...udah itu makan supnya, dan nanti keluar mama pengen ngobrol berdua dengan kamu."
Mendengar ucapan Sarah sang mama kandungnya, Alisya hanya bisa pasrah dan tak membantah sepatah katapun lagi. Dan bergegas untuk makan sup buatan mamanya.
(Beberapa saat kemudian)
Alisya telah berpakaian dengan rapi. Pasalnya ia pun saat ini ada mat kul sekitar jam 10 an. Sebenarnya mat kul nya tadi jam 8 tapi di undur oleh dosennya menjadi jam 10.
"Hufftt, kenapa harus tadi malem sih mama ke sini? Waktu aku mabuk lagi. Sial bener dah nih idup," gerutu Alisya.
Tak ingin terlalu lama berada di depan cermin, Alisya segera keluar dari kamarnya untuk berbincang dengan Sarah sebelum dirinya berangkat ke kampus.
Dan kini mata Alisya terpusat pada sosok remaja dewasa tengah bermain dengan ipad di tangannya. "Adit? Kamu juga disini? Sejak kapan?"
"Diem, dan anggap aku nggak ada disini."
Jawaban ketus yang terbilang tak enak di dengar di telinga bagi seorang kakak. Namun, Alisya begitu tak heran akan sikap ketus Adit. Tentu karna sikap adiknya itu terbilang 11 12 dengan papa kandungnya.
"Dasar adik laknat," gumam Alisya.
"Kamu ngomong apa sya?" Sahut Sarah yang ternyata berada di dapur melihat nya sedari tadi.
"A-aku nggak ngomong apa-apa kok ma," jawab Alisya dengan kebohongan.
"Duduk!" Perintah Sarah.
Tak membantah, Alisya pun duduk di kursi yang berada di meja makan.
Sarah ikut memposisikan pantatnya untuk duduk. "Jam berapa kuliah mu?" Tanya Sarah.
"Jam 10."
"Sekarang masih jam 8, jadi mama boleh minta waktu kamu sebentar kan?"
"Nggak usah basa-basi lah ma, aku tau kalau mama ingin marahin aku soal kejadian tadi malam." Alisya mendahului inti obrolan yang ingin Sarah ucapkan sejak tadi.
Pandangan mata Sarah menatap lekat kearah manik mata putri keduanya itu. "Apa selama ini kau selalu mabuk-mabukkan seperti ini?"
"Apa?"
"Jawab saja pertanyaan mama," Serka Sarah.
Kedua tangan Alisya tersembunyi dengan terkepal sempurna. Matanya memerah ingin sekali marah dan menangis. Entah kenapa? Namun kini ia ingin sekali melakukan itu.
Namun, lagi dan lagi semua itu hanya mampu untuk ia pendam. Dan akhirnya berujung pada kebohongan, yang mungkin malah membuat masalah baru untuknya.
"Hem, aku sering mabuk-mabukkan. Keluar malam, pergaulan bebas, bahkan aku selalu saja membolos nggak masuk kuliah. Itu yang ingin mama dengan kan? Aku berbeda dengan anak-anak kesayangan mama, jadi....terima saja keburukan hidup ku itu."
Lagi, aku buat semuanya semakin rumit. Tapi, tatapan mama saat ini membuat ku semakin membenarkan ucapan ku tadi.
Bersambung.
Jangan lupa beri Like nya yah bebs, biar Author semangat 45 buat nerusin ceritanya. 🥰