Embun adalah gadis yang baik dan juga penurut, saking penurutnya embun harus rela menjadi penebus hutang.
Embun tidak bisa menolak karena embun tidak memiliki pilihan lain selain menerima pernikahan tanpa dasar cinta ini.
Setelah menikah Afkar selalu bersikap dingin, acuh dan bahkan tidak pernah menganggap embun sebagai istrinya.
Walaupun begitu embun selalu berusaha untuk tetap bersikap baik dan sopan, embun tidak ingin menjadi seorang istri yang durhaka.
Bagaimana kelanjutan kisah embun? yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 KARIN DATANG.
Di villa afkar langsung melihat istri barunya yang sedang duduk di sofa dengan di kelilingi saudara saudara dari keluarga mamah jihan.
Kalo jasmin, jangan di Tanya. Gadis itu langsung masuk kamar ketika tau jika Karin datang.
‘’ Karin, kamu sedang apa disini? ‘’ Tanya afkar
‘’ Suamiku kan di sini, jadi apa ada alasan aku buat tidak di sini? ‘’ Tanya balik Karin.
‘’ Bukan begitu maksudku, bukanya tadi kamu.. ‘’
Karin melihat orang-orang yang ada disana, mereka memberikan tatapan dingin kepada Karin.
‘’ Tidak jadi. Oh ya sayang, dimana kamar kamu? Aku mau istirahat ‘’ Tanya Karin sambil berdiri.
‘’ Bawalah nyonya besar dari hadapan kami, sebelum kami mengusirnya dari sini ‘’ Titah adik mamah jihan.
Karena merasa tidak enak dengan tante dan saudara yang lain akhinya afkar membawa Karin kedalam kamar yang masih kosong.
Afkar tidak mengerti dengan pola pikir Karin yang sedikit A tiba-tiba berubah menjadi B.
‘’ Bukannya tadi kata kamu ingin menenangkan diri, lalu untuk apa kamu menyusulku? ‘’ Tanya afkar
Karin membuang nafasnya pelan lalu duduk di pangkuan afkar ‘’ Aku tidak akan mengulangi kesalahanku untuk yang kedua kalinya. Aku tidak akan membiarkan kamu dekat-dekat dengan wanita kampung itu. Kamu hanya milikku afkar ‘’ Ucap Karin
Karin melumat bibir afkar namun afkar langsung membuang muka kearah lain ‘’ Sebaiknya, kamu tidur. Bukannya kamu lelah ‘’
Afkar langsung bangun dari duduknya ‘’ satu lagi, jangan cari gara-gara di sini. Bagaimana pun embun adalah istriku dan semua keluargaku sangat menyukainya. Kamu tidak ingin bukan tiba-tiba di usir dari sini ‘’ Ucap afkar memperingati Karin.
Entah apa yang membuat afkar jatuh cinta kepada wanita yang ada di hadapannya, wanita yang sudah membuat dirinya menikahi wanita yang tak bersalah. Dan kini keluarganya pun membenci dirinya karena telah menikahi Karin.
Jalan hidup yang selama ini di susun rapih kini telah kacau balau, tidak ada ketenangan lagi di kehidupan afkar yang ada kekacauan.
Di bawah embun baru saja datang dengan mamah jihan dan papah. Embun benar-benar di jaga oleh mereka.
‘’ Mah, pa. embun langsung pamit ke kamar ya. Embun mau bersih-bersih sekalian menunaikan sholat ‘’ Pamit embun.
‘’ Iya sayang.. nanti mamah akan membuatkan kamu wedang jahe agar tidak masuk angina ‘’ Kata mamah jihan yang langsung di anggukan oleh embun.
Embun langsung berpamitan kepada orang-orang yang ada di ruang tengah, embun langsung mandi dan menunaikan sholat.
Usai menunaikan kewajibannya, embun membaringkan tubuh di atas tempat tidur.
‘’ Sepertinya aku masuk angina ‘’ Gumam embun menyelimuti tubuhnya.
Embun hendak memejamkan kedua matanya namun tiba-tiba embun mendengar suara desahan di kamar sebelah.
Deg…
Embun meremas selimut, menutupi kepala dengan bantal agar tidak mendengar suara-suara yang tidak pantas.
Seiklas-iklas nya wanita di madu, tetap saja akan sakit hati ketika mendengar suami dan juga istri barunya sedang bermadu kasih.
Brak..
‘’ PELANKAN SUARA KALIAN!! APA KALIAN TIDAK MIKIR JIKA DI SINI BANYAK ORANG!!! ‘’
Embun membuka bantal lalu tersenyum. Embun tau pemilik siapa suara itu ‘’ Jasmin ‘’ Gumam embun tersenyum.
Benar saja. Jasmin yang memang kamarnya sebelahan dengan pengantin baru merasa tidak nyaman ketika mendengar suara laknat yang begitu terdengar di kupingnya.
‘’ Ada apa jasmin? ‘’ Tanya mamah yang berpondoh-pondoh naik ke atas.
‘’ Bilangin kepada mereka agar tidak berbuat gila di saat banyak orang. Apa mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan kak embun? ‘’ Keluh Jasmin tidak suka.
Ceklek..
Afkar dan Karin keluar dari kamar dengan pakaian mereka yang sudah tidak ber aturan.
Mamah langsung menatap tidak suka kepada afkar dan juga Karin ‘’ Apa kalian masih ingin di sini? Jika iya. Maka mamah dan yang lain akan pulang ke kota sekarang juga ‘’ Ucap mamah
‘’ Mah, bisa afkar jelaskan ‘’
‘’ Maafkan kami mah, habis afkar nakal banget sih hehehe.. ‘’ Karin menyela ucapan afkar ‘’ Tuh lihat sayang.. gara-gara kamu, mamah dan jasmin sampai datang ke kamar kita ‘’
Sepertinya urat malu karin sudah putus. Bukannya malu Karin malah semakin bergelayut manja di lengan afkar.
Jasmin menatap sinis kakak ipar yang tak di harapkannya itu ‘’ Lebih baik kita pulang mah, aku sudah tidak betah berada disini. Terlalu banyak mahluk halus ‘’ Sindir jasmin sambil meninggalkan kamar sang kakak.
‘’ Lihatlah adikmu bisa semarah itu, apa lagi dengan embun. Jika kamu tidak bisa menjaga hati istrimu yang lain lebih baik kamu ceraikan dia dari pada kamu menjadi pria pendosa ‘’ Ucap mamah jihan beralih menatap Karin ‘’ Walaupun kamu tidak bisa menghargai perasaan embun setidaknya kamu tau sopan santun. ‘’ Lanjut mamah jihan yang langsung pergi.
Afkar melepaskan tangan Karin ‘’ Masuklah ‘’ Titah afkar
‘’ Tapikan kita belum… ‘’
‘’ Masuk!!! ‘’ Bentak afkar
Dengan kesal Karin masuk kedalam kamar. Niat ingin memanas-manasi embun, Karin malah mendapatkan semprotan dari suami dan juga ibu mertuanya.
‘’ Sialan ini semua gara-gara wanita kampung itu, dulu mamah dan papah tidak pernah berkata kasar kepadaku tapi setelah ada dia ‘’ Geram Karin yang semakin tidak menyukai embun.
Tidak hanya mengambil afkar, embun juga sudah mengambil perhatian mamah jihan dan papah amir.
Di ruang tengah. Afkar meminta maaf kepada ibu dan yang lainnya atas apa yang telah terjadi. Afkar janji tidak akan melakukan kesalahan lagi.
Akhinya mamah dan yang lain pun memutuskan untuk pulang besok, apa lagi hari sudah semakin sore bahkan sebentar lagi waktunya makan malam.
Makan malam telah tiba, embun ikut sibuk membantu mamah dan para wanita di dapur sedangkan para laki, malah asik meroko dan ngopi di belakang rumah.
‘’ Kak, nanti kakak tidur dengan aku ya ‘’ Pinta jasmin ‘’ Aku gak mau tidur sendirian takut, banyak mahluk halusss ‘’ Sindir jasmin sambil melihat kearah Karin yang baru saja datang.
Embun mengerutkan keningnya ‘’ Memangnya ada mahluk halus? ‘’ Tanya embun.
‘’ Ada kak, banyakkk malah ‘’ Balas Jasmin.
‘’ Yasudah nanti kakak tidur sama kamu ‘’
‘’ Asiikkk.. yaudah aku mau panggil para laki-laki dulu buat makan malam ‘’ Ucap jasmin.
‘’ Malam mah, tante dan yang lainnya ‘’ Sapa Karin sambil tersenyum ‘’ Apa ada yang bisa Karin bantu? ‘’ Tanya Karin.
Tante dan yang lain saling lirik seolah enggan membalas ucapan Karin.
Embun yang menyadari situasi dapur jadi tidak nyaman, ia pun berinisiatif ‘’ Mbak, tolong bawakan ini ke meja makan ya ‘’ Pinta embun sambil tersenyum.
‘’ Ogah. Kamu aja, itukan berat. Nanti tangan aku kotor ‘’ Tolak Karin.
‘’ Baiklah ‘’ Embun tidak ingin meributkan sesuatu yang akan membuat suasan jadi semakin panas.
Setelah kepergian embun. adiknya mamah jihan langsung menatap sinis kepada Karin.
‘’ Jika hanya ingin makan saja, tidak perlu datang ke dapur apa lagi sampai menawarkan jasa. Gak usah banyak basa basi hanya karena ingin terlihat baik ‘’ Ucap adik mamah jihan.
Mamah jihan hanya diam. Mamah jihan enggan membela Karin karena mamah jihan juga semakin tidak suka dengan Karin.