Pernikahan yang awal bahagia harus goyah saat sang mantan istri dari suami Delia Ismawati kembali dari Hongkong. Mampukah Delia mempertahankan rumah tangganya dengan Husni sang suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khaula Azur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI
Http://up-pic.mangatoon.mobi/pdf/contract\_118906\_344805684adc5d307c4bcb390d8050ea.pdf-ori?sign\=d0a8877b4dfc6d79fab208288e5493a9&t\=67ad3600
Bab 28
"Kamu kaya sama siapa aja sih, El. Udahlah panggil aku kaya biasanya aja." pinta Rahman risih di panggil pak direktur.
"Ok, kak, siap." Elisa dengan senyum tangannya memberi hormat.
"O, ya. El. Tadi sepertinya aku melihat Husni ngobrol sama kamu, sekarang dia kemana?." tanya Rahman penasaran.
"O, iya. Kak! tadi dia kesini tanya Delia sama aku!." jawab Elisa.
"El, gimana kalo kita ngobrolnya di cafe Deket sini, mau gak?." tanya Rahman, Elisa terdiam sejenak memikirkan sesuatu sebelum akhirnya mengangguk kepalanya setuju.
"boleh, kak, kebetulan aku juga lagi boring sih, gak ada temen Delia lagi gak masuk." Elisa.
"" kamu gak usah bawa mobil,, masuk aja ke mobil aku, tar pulangnya aku antar lagi." tawar Rahman.
"apa gak ngerepotin kakak?." Elisa.
"Gak lah, udah masuk." titah Rahman yang tak ingin di bantah.
Elisa melangkah mendekati Rahman yang sudah berdiri di dekat pintu mobilnya.
Rahman membukakan pintu mobil mempersilahkan Elisa masuk. Setelah Elisa masuk mobil mobil bagian depan. Rahman pun masuk menyusul masuk ke mobilnya.
mereka duduk bersisian.
"kamu sudah siap, El?." tanya Rahman tangannya sudah memegang setir mobil.
"udah, kak.!" jawab Elisa baru saja memasang seal belt.
Rahman mulai melajukan mobilnya.
Sementara itu Husni masih di buat kalang kabut mencari Delia, ia sudah menyusuri jalan ibu kota, namun hasilnya, Nihil. Husni sudah pusing mencari kemana lagi ia mencari sang istri.
"Delia kamu dimana? Kemana lagi aku harus mencarimu." gumam Husni pada diri sendiri.
Ia kini berasa di dalam mobil, memarkirkan mobilnya di di tepi jalan raya, sesekali melihat ke depan siapa tahu ia melihat Delia di jalan. Husni tambah pusing melihat jam tangannya sudah jam sepuluh, waktunya sang anak pulang dari sekolah taman kanak-kanak, yang artinya ia harus menghadapi rengekan Mia anaknya.
"Apa mungkin Delia pulang ke rumah orang tuanya?." Husni pada diri sendiri. Husni mengambil handphone nya di saku kemejanya bermotif batik warna biru. ia mencari kontak nomor ayah mertuanya. Namun sebelum benar-benar menghubunginya mertuanya, seketika tangannya berhenti diam.
"gak, bagaimana kalau Delia gak pulang ke sana? Lalu aku harus jawab apa jika abah tanya tentang kepergian Delia." Husni pikirnya, ia pun urungkan kembali niatnya.
Kini Rahman dan Elisa duduk berhadapan di sebuah salah satu cafe dekat butiknya. Makanan pesanannya sudah tersaji di atas meja.
"El, tadi kamu bilang kalau suami Delia datang ke butik mencari Delia, emangnya Delia pergi kemana?." tanya Rahman ingin tahu.
"Aku juga belum tahu, kak! Aku aja terkejut denger Delia minggat ninggalin rumahnya." jawab Elisa sambil tangannya mengaduk-aduk es jus alpukat.
"kamu yakin, kamu gak tau Delia dimana?." selidik Rahman menuntut jawaban.
"Iya, kak! Aku yakin kok, dari kemarin Delia belum ngasih kabar ke aku, kak!." jawab Elisa santai.
"kamu tau gak? Kenapa Delia pergi dari rumah." Rahman.
"tadi sih kata mas Husni mereka berantem, tapi menurut aku mungkin Delia sudah lelah kali, suaminya, kan. Gak seneng denger istrinya hamil." Elisa tuturnya.
"apa? Ja- jadi Delia hamil?." Rahman membulatkan matanya terkejut mendengarnya mantan crush nya sedang hamil.
"iya, kak, heran aja sama suaminya, harusnya dia mikirin dulu sebelum memutuskan untuk menikah, Nah, ini.. Setelah mereka menikah, mas Husni malah gak mau punya anak alasannya ini dan itu." Elisa kesal menceritakan suami sahabatnya.
"Aku pikir Delia akan bahagia setelah menikah dengan pria yang dia cintai, tapi aku gak menyangka Husni menyakiti Delia." Rahman dengan raut wajah sedihnya.
"Kak, boleh aku tanya sesuatu?." tanya Elisa ragu-ragu menatap mantan kakak seniornya.
" Boleh, tanya aja aku dengerin kok." Rahman menunggu Elisa bicara.
"kalau.. Seandainya maaf ya, kak. Aku bukannya mau ngedoain buruk tentang rumah tangga Delia, tapi kalau seandainya rumah tangga Delia gak bisa di selamatkan, maksudnya mereka bercerai, apa kakak akan maju lagi buat dapetin cinta Delia." tanya Elisa ragu namun tetap bertanya. Seketika Rahman terdiam mencerna ucapan sahabat Delia itu, Elisa.
"Kak, Kak ngelamu." Elisa membuyarkan lamunannya. Rahman tersadar dari lamunannya.
"Eh.. Maaf."
"Aku gak tau El.." Rahman jawabnya singkat. Dahi Elisa berkerut melihat sikap Rahman yang tiba-tiba jadi diam.
"El, sebaiknya kita kembali aja, yuk! Waktu istirahat siang sudah selesai." ajak Rahman setelah melihat jam tangannya.
"iya, Kak!."
Rahman mengantar Elisa kembali ke butiknya, sepanjang perjalanan menuju butik, sambil menyetir Rahman tak banyak bicara seolah sibuk dengan pikirannya sendiri. Mengabaikan mantan adik juniornya itu, hal itu membuat Elisa bosan berada dalam satu mobil dengan Rahman, pun tak mengatakan sepatah kata sekedar basa-basi, bahkan saat Elisa turun dari mobil mewah milik Rahman. Mobil Rahman meninggalkan area butik, Elisa mendengus kesal.
"Apa sesusah itu, kak. Move on dari Delia?." Elisa seketika jadi melow.
Ya, Elisa sudah lama memendam perasaan pada kakak seniornya sendiri. Bahkan ia pernah utarakan isi hatinya, namun sayang, cintanya bertepuk sebelah tangan. Diam-diam Rahman mencintai Delia sahabatnya sendiri. Kendati demikian, Elisa sama sekali tidak pernah membenci Delia, menurutnya perasaan tak dapat di paksakan. Elisa sangat tulus mencintai Rahman, ia sangat sedih saat tahu Delia menolak cintanya dan lebih memilih Husni yang seorang duda anak dua. Di saat Rahman patah hati pun Elisa menemaninya, sering mengajaknya berlibur keluar kota. Hingga suatu hari saat hari pernikahan Delia, Rahman menghilang raib entah kemana. Setelah hampir satu tahun setengah ia tak bertemu Rahman, Elisa bertemu kembali dengan pria yang masih bersemayam di hatinya. Ia kira Rahman sudah move on dari Delia, namun ia salah. Elisa dapat merasakan mantan crush nya itu masih mencintai Delia.
***
Rindu datang ke rumah Husni, tanpa di temani Dita dan Bu Susi, karena sedang menghadiri acara pernikahan saudara mereka. Rindu menemani Mia yang sedang bermain boneka kesayangannya di ruang tivi, namun Rindu seolah tak dapat ngemong putrinya sendiri, ia asyik bermain game di handphonenya. Berbeda dengan Delia yang sering ikut bermain saat menemani Mia.
"Tante, mama Delia kapan pulangnya sih?." Mia melirik kearah Rindu.
"Gak tau, peduli apa aku sama wanita itu, sekali aja gak usah balik." ucap Rindu ketus berbaring di sofa, sementara Mia duduk di bawah dengan beralaskan karpet.
"Tante, kok ngomongnya gitu? Mama Delia, kan. Gak pernah jahat sama tante." Mia dengan Isak tangisnya tak senang mendengar ucapan wanita yang di panggilnya Tante.
kmu ntti x dapat penggan ti..
yg lebih baik segalax ...