" Kamu terlalu sibuk dengan urusan dirimu sendiri sampai lupa kalau aku juga butuh kehangatan"
" Tapi wajar saja, kita belum menikah dan kita sedang berusaha untuk kearah sana bukan?"
" Sudahlah nin, ikhlaskan saja berarti kamu bukan yang terbaik untuk dia hehe dan ternyata aku yang menang bukan?"
Yah terkadang hidup sulit dimengerti, tapi sakit yang datang bukan berarti akhir dari kehidupan bukan?
Terkadang sakit yang hadir justru mereka sedang membersihkan jalan kehidupan kita dari hasil yang buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Setelah selesai dengan kegiatan makan siang yang tentunya Nathan bisa mencairkan suasana hati Nindy yang sejak tadi sudah mendung.
Sebelumnya Nathan sudah memberikan kabar kepada Ibra atas kejadian dimana Clara sedang berbicara dengan Nindy dan terjadilah ketengan, tentu saja Nathan tidak akan membiarkan calon kekasihnya itu melewatkan hari ini dengan kesedihan.
Nathan sudah meminta izin kepada Ibra untuk mengajak Nindy ke pantai dan pulang sepertinya akan telat, ibara mengizinkan Nathan karena saat ini pekerjaannya cukup banyak jadi biarlah malam nanti dirinya yang akan bergantian menemani sang putri.
" Mas kita mau kemana? Ini bukan arah ke kantor deh" saat Nindy selesai mengunyah rujak di mulutnya.
" Hehe temenin mas ke pantai yuk kayaknya makan seafood yang waktu itu kita beli pertama kali sambil minum air kelapa seger deh gimana? Mas udah izin papa kok kalau ga percaya telpon aja" Nathan yang mengetahui keraguan Nindy langsung menjelaskan.
Nindy menerbitkan senyuman manis dibibirnya, menganggukkan kepalanya tentu saja menyetujuinya karena saat ini kepalanya sedang berisik sekali.
Perjalanan cukup padat karena jam makan siang dan jam anak-anak sekolah yang sebagian sudah pulang.
Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang akhirnya kini keduanya sampai juga dipantai, karena weekday jadi suasana tidak terlalu ramai dan menjelang sore juga sepertinya.
Nathan menautkan jarinya ditangan Nindy yang membuat kedua tangan mereka saling menggenggam.
" Mau main dulu atau makan dulu?" tanya Nathan agar menghilangkan kecanggungan diantar keduanya.
" Main dulu boleh?" dengan wajah memohon akhirnya Nathan menyetujui keinginan Nindy.
Kini Nindy berlari kesana kemari dengan teriakan yang sepintar terlihat seperti sedang tertawaz tapi siapa sangka sebenarnya itu adalah teriakan emosi yang sejak tadi ia pendam, sedangkan Nathan hanya memperhatikan saja ia membiarkan Nindy melepaskan apa yang sejak tadi ditahannya.
" Udah puas hmm?" kini Nindy duduk dengan pakaian yang sudah basah.
" Hmm, capek mas" dengan sigap Nathan memberikan air minum yang telah ia buka, tentu saja Nindy menerima dengan senang hati.
Kini keduanya terdiam dengan pikirannya masing-masing, seketika entah dari mana alarm yang berbunyi membuat Nindy dan Nathan menengok secara bersamaan sampai keduanya saling terkunci dengan tatapan dalam.
" Nin, mas boleh bicara?" entah sejak kapan suasana serius ini sudah datang, seolah menghipnotis Nindy menganggukkan kepalanya seperti anak kecil yang menurut saja.
Nathan yang seolah gemas mengusap rambut Nindy, merapihkan dan tentu saja mengikat agar tidak terbawa angin.
" Dari awal liat kamu pertama kali disini entah mengapa mas merasa bahwa kamu harus mas lindungi, dan ternyata semesta mendukung dengan ternyata kamu adalah sahabat adik mas, kita memiliki proyek bersama dan sampai akhirnya kita ada disini sekarang" Nathan masih menatap lembut wajah Nindy.
" Nindy maaf kalau mas terlalu cepat atau tidak romantis dalam mengungkapkan perasaan mas, tapi mas sudah memiliki tujuan untuk hubungan kita kedepannya" Nathan menarik nafasnya dalam-dalam sebelum kembali melanjutkan ucapannya.
" Nindy sore ini disaksikan oleh senja dimana tempat pertama kali kita bertemu, I'm ready to be your future husband, are you ready to be my future wife?" seolah pertanyaan yang cukup sulit untuk membuka mulutnya saat ini bagi Nindy.
Usapan lembut dipipi Nindy semakin menyadarkan bahwa ini adalah kenyataan, Nindy tidak bisa berbohong jika selama ini dekat dengan Nathan dirinya merasa nyaman dan juga aman.
" Mas, aku banyak..." belum selesai berbicara nathan sudah menggelengkan kepalanya.
" Lukanya kita obati sama-sama yaa mau?" Nathan yang seolah tau kemana arah ucapan Nindy langsung memotong.
Nindy benar-benar dibuat kaget dengan sikap Nathan yang kini semakin menghipnotis dirinya.
" Hmm Yes i Will, I'm ready to be your future wife mas" dengan jelas Nindy menjawab pertanyaan Nathan.
Mendengar jawaban Nindy yang begitu membuat dirinya semakin merasa bahagia, Nathan membawa tubuh Nindy untuk diangkat dan diputar seolah menyiratkan perasaan bahagianya saat ini sampai-sampai Nindy lupa atas perasaannya siang tadi.
Kini keduanya saling tertawa bahagia semoga ini adalah awal dari pencapaian yang akan digapai keduanya, semoga kedua tangan mereka akan terus saling bertaut bergandengan tangan dalam menjalani hubungan mereka yang tentu saja akan menemui ujian didalamnya.
" Mas udah ah pusing, tuh liat baju mas jadi ikutan basah deh" Nindy yang sebenarnya malu tapi ditutupi dengan seolah-olah dirinya pusing.
Nathan kini menurunkan Nindy, menatap wajah yang saat ini sudah resmi menjadi calon istrinya.
" Jadi udah boleh panggil sayang belum?" goda Nathan yang direspon malu oleh Nindy kedua pipinya memerah seperti tomat.
" Masss kok gitu sih, kaya baru pertama kali aja sih" Nindy kini tidak malu untuk memeluk tubuh Nathan dan menyembunyikan wajahnya didada sang kekasih.
" Jelek saltingnya sayang" Nathan mengelus punggung Nindy dengan senyuman yang terus saja tercipta.
" Udah belum saltingnya? Genti baju dulu yuk takut masuk angin nanti papa ngomelin aku" Nindy langsung mengurai pelukannya menatap wajah Nathan dengan dahi yang mengkerut.
" Tadi mas udah siapin baju genti buat kita, jaga-jaga aja takut sayangnya mas ini main air ehh ternyata bener" Nathan tertawa melihat wajah sang kekasih yang kini terlihat sangat menggemaskan.
Greeppppppp....
" Terimakasih banyak mas, peka banget sih sayangnya aku" Nindy kembali memeluk tubuh Nathan yang seolah sudah menjadi candu baginya.
" Udah ga malu lagi nih peluk-peluk mas?" Nathan terus saja menggoda Nindy yang semakin menenggelamkan wajahnya.
Kini keduanya bergantian untuk mengganti pakaian yang basahz ternyata Nathan menyiapkan baju couple yang kini terlihat seperti anak muda yang tengah dimabuk cinta bukan?
Melanjutkan kegiatan dengan makan seafood sesuai dengan rencana mereka siang tadi dan tentu saja minumnya es kelapa, makan malam kali ini diiringi dengan perasaan bahagia, senyuman yang terus terukir dan tentu saja tangan yang bertaut seperti akan menyebrang jalan.
Abg Nindy namanya jonathan?
calon Nindy namanya Nathan kan??
jantung yg bergoyang???
wkwkwk
tinggal calling Ambulance, Nin.
wiu... wiuu... wiuuuuu
wkwkwk
syokoriinnnn
di cover judulny semesta hrs bahagia..
blm digantikah??
hihiiiii
mengapa sedih dan kecewa sll diawal??
wkwkwk
ikutan mewek.... ..
semangat, Nindy!!