"Oke, aku mau menikah dengan Kiara," putus pria.
"Alhamdulilah, aku sangat bahagia Bang mendengar keputusan kamu. Kak Ara pasti sangat bahagia karena bisa menjadi istri Abang," balas gadis itu dengan senyum sumringah, ia bahagia karena Kakak sepupu kesayangannya bisa menikah dengan pria yang dicintainya.
"Tapi aku ada syarat yang harus kamu lakukan."
"Katakan apa syaratnya Bang, aku bakal ngelakuin apapun agar Abang mau menikah dengan Kak Ara."
"Aku mau kamu jadi istriku, aku mau kamu menjadi istri pertamaku. Kiara tetap akan aku nikahi, tetapi dia akan menjadi istri keduaku." Mendengar ucapan dari pria yang ia panggil Abang barusan, jelas gadis itu kaget sekali. Bagaimana bisa punya ide gila seperti itu.
"Aku mau, Bang," putus gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Digo sendiri bingung, dalam hatinya ia masih sangat sanggup untuk menghidupi Manda. Walau istrinya kini bukan hanya Manda, ada Kiara juga. Namun, Digo takut Manda malah bosan di rumah kalau ia melarangnya bekerja. Digo jadi serba salah sekarang.
"Kamu maunya gimana sayang? Kerja atau mau di rumah aja, Mas terserah kamu. Apa yang menurut kamu bisa membuat kamu bahagia lakukanlah." Akhirnya itulah jawaban yang keluar dari mulut Digo, Manda tersenyum mendengarnya.
"Aku kerja aja ya, kamu kan jarang sama aku. Takut bosen hehehe," pinta Manda.
"Boleh, tapi ada syaratnya."
"Apa?" tanya Manda penasaran.
"Kamu harus bisa jaga kesehatan, kerjanya jangan terlalu diforsir. Kedua saat Mas pulang ke kamu, kamu kerjanya di rumah aja ya. Jangan ke mana-mana pokoknya, harus sama Mas kalau mau ke mana-mana." Manda setuju dengan syarat yang Digo berikan.
"Satu lagi Mas."
"Apa, sayang?" tanya Digo lembut.
"Boleh enggak kalau besok aku masih nginep sini, selain itu aku mau ajak sahabatku juga nginep di sini. Tidurnya di kamar tamu kok, Mas," izin Manda.
Digo tersenyum, ia mengiyakan permintaan Manda. Manda tentu sangat senang sekali, ia memang sangat ingin menghabiskan waktu bersama sahabatnya. Mungkin kali ini akan jadi terakhir menginap, kan secara Manda sudah menikah. Semua pasti akan berbeda, tidak akan sama lagi seperti sebelumnya.
"Berapa hari sayang kamu nginepnya?"
"Sehari aja deh, kan aku juga harus balik kerja. Balik ke masion juga kan," jawabnya. Manda mengabari sahabatnya tentang rencananya itu, mereka tidak menolak malah sangat senang dengan ajakkan Manda.
Digo mengajak Manda tidur, ia sudah sangat lelah dengan aktivitas hari ini. Bolak-balik ke sana ke mari untuk mengurus surat-surat.
***
Manda sedang perjalanan ke restoran untuk bertemu dengan sahabatnya, setelah mengantarkan suaminya ke bandara. Manda memang langsung mengemudiakan mobilnya ke restoran.
"Kangen!" kata Zatta langsung memeluk Manda, Sheira dan Shena juga bangkit dari kursinya untuk ikut memeluk Manda.
"Aku juga kangen banget sama kalian tau," balas Manda.
"Padahal enggak sampai dua minggu loh, kita enggak ketemu. Tapi rasanya tuh, aku udah kangen banget sama kamu. Apalagi ya, Manda di kantor tuh sepi banget enggak ada kamu." Shena yang paling senang bisa bertemu lagi dengan Manda.
"Apalagi kalau nanti kamu enggak boleh kerja, pasti sepi sunyi banget," tambah Sheira.
"Tenang aku masih boleh kerja kok, tapi enggak tahu sampai kapan sih. Yuklah cabut sekarang aja ke mallnya, kalian udah makan kan?" ajak Manda tidak mau berlama-lama. Hari ini ketiga sahabat Manda, Manda izinkan membolos agar bisa menemaninya seharian. Sejak pagi sampai malam, mereka akan menghabiskan waktu berempat.
"Syukur deh, kalau kamu masih kerja," kata Zatta senang.
"Emang mau ke mana sih kita sekarang? Emang sih kita bertiga udah makan tadi, tapi kamu loh baru datang, duduk dulu kan enak. Masa langsung ngajak pergi aja." Sheira lah yang mengatakannya, ia tahu nyetir dari bandara sampai resto pasti capek. Karena jalannya lumayan jauh, jadi meminta Manda duduk dulu sebelum nanti akan menyetir lagi.
"Kita ke moll, kita mau belanja hehehe. Udah lama kan kita tuh nggak belanja berempat, karena sibuk banget kerja, abis itu kita ke mana kek cari tempat seru," jawab Manda dengan senyuman mengembang, di luar tersenyum tetapi dalam hatinya Manda menangis. Ia sengaja mengajak sahabatnya untuk menghabiskan waktu berempat, agar ia tidak teringat dengan Digo yang kini sedang bersama dengan Kiara. Kalau Manda terus memikirkamnya, malah akan menyesakkan dadanya sendiri.
"Yaudah, kalau mau berangkat sekarang. Ayo aja." Zatta mencoba mengerti perasaan sahabatnya, jadi ia akan membuat sahabatnya hari ini sangat bahagia. Tidak memikirkan masalah yang sedang ada di hidup Manda, Zatta mengatakan hidup dalam pernikahan poligami itu masalah untuk Manda.
"Ayo, gass!" kata Manda bersemangat.
Di rumah sakit Singapure, Digo baru saja sampai rumah sakit. Ia datang ke rumah sakit dengan membawa sebuah bingkisan untuk ia berikan pada Kiara, tidak lupa juga bunganya.
"Mas Digo," kata Kiara kaget dengan kedatangan suaminya.
"Iya, ini aku. Ini buat kamu," jawab Digo lalu memberikan bingkisannya dan bunganya pada Kiara.
"Apa ini?" Digo tidak menjawab, ia hanya mengisyaratkan Kiara untuk membukanya. Ternyata bingkisan yang Digo bawa itu berisi hijab yang sangat cantik dan juga sebuah ponsel baru.
"Ini serius buat aku?" tanya Kiara tidak percaya.
"Iya, dong buat siapa lagi. Ponsel kamu kan rusak, gara-gara jatuh, Tadi pas mau ke sini tiba-tiba keinget, jadi aku belikan sama hijab sekalian. Aku yakin kamu pasti cantik dengan menggunakan hijab itu," jelas Digo. Kiara tersenyum senang, ia tidak menyangka Digo akan seperhatian itu padanya.
Padahal tanpa Kiara ketahui, Digo juga membelikan hal yang sama untuk Manda. Mulai sekarang jika Digo akan membelikan barang untuk salah satu istrinya, ia juga akan membelikan untuk istrinya yang lain. Biar semua adil. Digo juga membeli dua ponsel baru untuk dirinya sendiri, karena ia akan membedakkan ponsel saat bersama Kiara, dan saat bersama Manda. Untuk pekerjaan juga beda lagi, nomor juga sudah sengaja ia bedakan. Lebih meminimasir jika suatu saat Kiara membuka ponselnya, jadi Kiara tidak akan melihat apapun di sana.
Kalau Manda, ia tidak mau sampai Manda merasa cemburu jika membaca pesan-pesan dari Kiara untuknya atau pesan darinya untuk Kiara. Mencegah lebih baik bukan?
"Makasih Ya, Mas Digo. Aku senang banget dikasih hadiah gini sama kamu," kata Kiara tulus.
"Sama-sama, semoga kamu suka ya."
"Suka banget, rambut aku udah rontok banyak banget tau Mas. Aku sebentar lagi botak, aku enggak suka. Tapi aku juga enggak mau pakai wig." Kiara bercerita dengan nada manja pada Digo.
"Iya, kamu enggak perlu pakai wig segala. Kamu kan berhijab juga, Ki. Jadi tetap cantik kok, botak juga enggak akan ada yang lihat. Apalagi kamu bisa pakai hijab yang aku belikan tadi, pasti kamu keliatan cantik sekali." Digo berusaha membuat Kiara tidak sedih, karena sebentar lagi akan botak.
"Kok kamu udah pulang, Mas? Katanya seminggu, ini juga belum seminggu loh."
"Mas sengaja pulang lebih cepat, katanya keadaan kamu ngerop lagi. Kamu juga cari-cari Mas, gimana Mas mau kerjaan sedangkan keadaan kamu lagi enggak baik gitu."