zanaya Zederta Gautama ,satu satunya pewaris perusahaan terbesar di asia Gautama group company.
memiliki takdirnya sendiri,menemukan cinta setelah di khianati .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berpisah
" sudah gue transfer ke masing masing rekening kalian" ucap Monic ,ketujuh gadis kini tengah berada di kantin .
Seperti biasa ,mereka memesan beberapa menu makan siang.
sedangkan di bawah sana para siswi bersorak berteriak histeris menonton para inti maxim tengah bermain basket.
" pacar Lo hobby tebar pesona tuh" tunjuk Moana dengan dagu nya ,zana menarik sudut bibirnya .
" tapi gue liat liat mereka lumayan juga kok?" celetuk Chaterine yang di angguki juga oleh Moana .
" ya nggak moz" tanya Moana ,namun gadis itu masih saja diam ,mkana mengeryit,ia menyenggol lengan Chaterine.
" Lo baik baik aja moz?" namun Moza justru meletakkan telapak tangan nya di dagu.
" nggak beres!" bisik Jessica .
" balik yuk" ucap Moza tiba tiba ,entahlah,namun fikiran dan hatinya kali ini sedang tidak sinkron .
gadis itu langsung pergi tanpa mendengarkan ucapan ucapan para saudari nya .
" moz? Lo beneran nggak papa?" tanya Chaterine,gadis itu khawatir dengan keadaan Moza .
" gue nggak papa "
langkah nya menuju parkiran di mana motor kesayangan nya berada, tanpa membawa ransel yang tertinggal di dalam kelas sebelum nya .
*****
" asalamualaikum Abi ,umi" tepat pukul delapan malam Julian arbania tiba di ndalem .
Ia mengetuk pintu ndalem dan menunggu,beberapa santri dan santriwati yang baru selesai melaksanakan sholat isya pun membungkuk pada sang anak kyai tersebut.
" maasyaa Allah makin ganteng ya bib Gus Arban" bisik salah satu santriwati bernama Dania.
tak lama pintu ndalem pun terbuka,menampilkan seorang pria paruh baya memakai sarung serta kaos polos berwarna putih .
" waalaikumsalam,le? Kamu pulang" Julian segera bangkit ,lalu menghampiri kyai Abdurrahman kemudian mencium tangan nya dengan takzim .
" ya Allah le,kok nggak ngabarin Abi dulu? " Julian tersenyum hambar .
" ayo masuk masuk,kamu pasti capek kan le? Mandi dulu nanti biar umi siapkan makanan "
Julian mengangguk patuh,tanpa membantah atau bertanya pemuda itu segera masuk lalu berjalan menuju lantai dua di mana kamar nya berada .
" Abi,boleh umi bicara ?" kyai Abdurrahman menghela nafas nya dalam,ia bahkan bisa menebak apa yang akan sang istri bicarakan.
" umi mau bicara apa ?" tanya kyai kepada umi siti .
Lelaki paruh baya tersebut membawa sang istri menuju pendopo di halaman.
beberapa Satri bahkan masih berlaku lalang ,karena posisi ndalem memang tidak jauh dari asrama santri dan santriwati .
" Abi yakin dengan keputusan ini" tanya umi siti ragu
" kita serahkan segalanya pada Allah saja umi, jika memang Ning Hana adalah jodoh nya arbania insya Allah akan ada jalan nya "
Umi siti berdiri
" entah kenapa perasaan umi ragu Abi? Umi takut kita melakukan hal yang salah ,umi takut anak kita kecewa "
sedangkan besok adalah hari di mana kedua keluarga besar dari dua pesantren bertemu .
Umi siti terus tenggelam dalam fikiran nya ,sesekali ia akan beristighfar mengingat segala ya adalah ketentuan yang tidak dapat di rubah. Salah satunya adalah jodoh .
*****
" Lo suka sama Julian? "
Moza berdehem
" ngomong apa sih kalian "
Chaterine menepuk kening nya
" kalo suka ngomong aja kali moz,nih gue kasih tau ya? Tadi di sekolah gue denger kalo Julian mau ta'aruf sama cewek maneeee gitu Jessica mengangguk anggukan kepalanya .
" ta'aruf apaan?"
tanya Jessica bingung
" ntar gue cek Gugel dulu "