NovelToon NovelToon
Bloody Anna

Bloody Anna

Status: sedang berlangsung
Genre:Rumahhantu / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Desas-desus Villa / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: nath_e

~Dibuat berdasarkan cerpen horor "Anna Van de Groot by Nath_e~

Anastasia ditugaskan untuk mengevaluasi kinerja hotel di kota Yogyakarta. siapa sangka hotel baru yang rencana bakal soft launching tiga bulan lagi memiliki sejarah kelam di masa lalu. Anastasia yang memiliki indra keenam harus menghadapi teror demi teror yang merujuk ada hantu noni Belanda bernama Anna Van de Groot.
mampukah Anastasia mengatasi dendam Anna dan membuat hotel kembali nyaman?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nath_e, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Horornya makan siang

Anastasia terbelalak saat sebuah gelas bergeser perlahan di meja. Ia mengedipkan mata beberapa kali memastikan apa yang baru saja dilihatnya. Lehernya memutar kaku ke arah Adam, meminta lelaki berkulit putih bersih itu melihat ke arah gelas tanpa bicara.

Adam menangkap kode dari Anastasia, ia sempat melihat pergerakan gelas meski hanya beberapa detik saja. Demi menjaga sikap di depan Kanjeng Mami, Adam menggeleng pelan. Matanya sedikit memicing, seolah berkata ‘jangan lakukan hal aneh, Ana!’

Tak hanya gelas, piring kosong tepat di sisi kiri Anastasia juga ikut bergeser. Belum lagi suara samar seperti angin terdengar di ruangan. Adam dan Anastasia langsung terbelalak, sementara Kanjeng Mami tetap tenang, tidak menyadari ada yang janggal.

“Angin darimana ini?” gumam Adam, lebih kepada dirinya sendiri, sambil melirik ke arah Anastasia yang wajahnya tampak pucat. Kini ia berganti posisi dan duduk disebelah Anastasia.

“Aku juga nggak tahu,” bisik Anastasia pelan, ia bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Pak Broto, yang tadinya sibuk menikmati makanan, akhirnya menyadari perubahan suasana. Ia mulai terganggu dengan suara samar itu.

“Bunyi apa ini, An? Kok suara AC-nya kasar sekali? Coba panggil teknisi buat beresin ini. Saya nggak mau saat soft opening suara berisik ini kedengaran.”

“Ah, kamu ini sensitif sekali sih. Mungkin cuma getaran AC atau ada gempa kecil,” ujar Kanjeng Mami santai. “Sudah jangan terlalu dipikirkan. Kalian fokus saja pada makan siang ini. Kita masih punya banyak hal yang harus dibahas.”

Tapi gangguan tak hanya sampai disitu saja. Hanya berselang beberapa menit, sebuah sendok kembali melayang pelan dan jatuh lantai tepat mengenai kaki Anastasia. Ia menatap Adam dengan ekspresi ketakutan, tetapi Adam hanya menggeleng pelan, seolah bicara … ‘jangan!’

Pak Broto kembali menatap Anastasia dan Adam, menggelengkan kepala karena mengira keduanya tengah membicarakan sesuatu. Kanjeng Mami tetap terlihat tak terganggu. Meski ada senyum kecil misterius yang tersungging di sudut bibirnya, seakan ia tahu lebih banyak daripada yang terlihat.

Saling sikut dilakukan Anastasia dan Adam. Mereka tidak ingin mengganggu acara makan siang Kanjeng mami meskipun rasanya sangat ingin menginterupsi agar segera pergi ke ruangan lain.

Sambil menyantap steaknya Kanjeng Mami berkomentar, “Rasanya hotel ini akan punya daya tarik tersendiri. Mungkin ... lebih dari yang kita duga.”

Kalimat itu membuat Adam dan Anastasia saling pandang, bingung tetapi enggan bertanya lebih jauh. Kanjeng Mami memberi penekanan ada kata terakhir yang cukup membuat Anastasia berasumsi. Chef Umar membawa masuk dessert manis yang terbuat dari mangga dan saus karamel yang wangi. kanjeng Mami masih tenang duduk di kursinya menikmati setiap suapan dessert.

Anastasia yang sedikit gugup menjatuhkan pisau di tangannya, berjongkok untuk mengambil, tetapi pandangannya langsung membeku. Matanya terpaku pada sesuatu yang tidak seharusnya ada—sepasang kaki pucat menggantung di kursi tepat di sebelah Kanjeng Mami. Kaki itu tampak tak bergerak, diam seperti milik seseorang yang sedang duduk.

Anastasia menahan napas, jantungnya berdegup kencang. Ia mencoba mengintip dari balik meja, berharap melihat siapa pemilik kaki itu. Tapi, saat ia mengangkat sedikit kepalanya, tidak ada siapapun di kursi itu. Hanya Kanjeng Mami yang tenang menikmati makanannya, tanpa menyadari ada sesuatu yang aneh.

Ia tak bisa menahan rasa ingin tahunya. Perlahan, ia menunduk kembali untuk melihat ke bawah meja. Sepasang kaki pucat itu masih ada. Kulitnya putih kehijauan, seolah tak dialiri darah. Jari-jarinya memanjang seperti cakar, dan kukunya hitam serta tajam.

Anastasia membeku. Napasnya tercekat di tenggorokan. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan—berteriak atau tetap diam. Tapi sebelum ia bisa bergerak, kepala perlahan muncul dari kegelapan. Wajah hantu itu tampak memar, dengan mata cekung yang hitam pekat seperti lubang tanpa dasar. Bibirnya robek hingga ke pipi, membentuk senyum yang mengerikan.

Hantu itu menatap Anastasia dengan mata kosongnya, lalu membuka mulut perlahan. Suara retakan tulang menggema di udara saat rahangnya terbuka lebih lebar dari manusia normal. Rongga mulutnya begitu gelap, bak portal menuju kehampaan. Angin dingin yang tak berasal dari mana-mana berhembus langsung ke wajah Anastasia. Bisikan-bisikan aneh mulai terdengar di telinganya, seolah-olah ribuan jiwa tersiksa memanggil namanya dari dalam kegelapan itu.

"Anastasia," suara serak itu memanggil.

Wajahnya mendekat, semakin dekat. Napasnya berbau busuk, campuran amis darah dan daging yang membusuk.

Anastasia tersentak dari keterkejutannya dan segera terdorong oleh naluri bertahan hidup. Ia mendorong kursinya ke belakang dan refleks menjerit.

“Aaaah!”

“Ana!” Adam meraih bahu Ana, nyaris mendekapnya dalam pelukan. “Kamu kenapa sih?!” tanyanya dengan alis terangkat.

Anastasia membalas dengan gerakan tangan kecil di bawah meja, "Kaki ... ada kaki di bawah sana."

Adam melirik ke arah Kanjeng Mami yang menatap keduanya heran. “Ada apa sih, bikin orang makan kaget aja! Untung mami nggak kesedak!”

“Itu Mi, dibawah ada …,”

“Ada apa? Tikus, kecoa, atau semut?” Berondong Kanjeng Mami tak memberi jeda Anastasia untuk menjelaskan. “Nathan, chef Umar! Coba cek semuanya kalau perlu sewa itu pembasmi serangga bersertifikat untuk mensterilkan ruangan makan!”

“Siap, Bu!” Jawab Nathan cepat mencatat dalam tabletnya.

“Tapi Mi, tadi bukan ..,” tekanan jari Adam menghentikan kalimat Anastasia, keduanya saling menatap canggung dengan bahasa isyarat.

“Bukan apa? Kecoa?” Kanjeng Mami kembali bertanya. “Berarti tikus?” Ada nada kecemasan dari pertanyaaan Kanjeng Mami.

“Eeh, bukan! Tadi hape Ana jatuh pas ngebuka konten horor yang ngeliatin muka serem! Iya kan, Dam?”

“I-iya Mi, tadi saya juga liat begitu kok waktu Ana teriak.” Adam segera membantu menyempurnakan kebohongan Anna.

Pak Broto, yang sejak tadi sibuk memotong steaknya, tiba-tiba menoleh ke arah mereka berdua. “Ada apa kalian ini? Sejak tadi saling pandang seperti anak kecil yang menyimpan rahasia, gugup nggak karuan?” katanya sambil menyipitkan matanya curiga.

Anastasia dan Adam langsung duduk tegak. Anastasia tersenyum kaku, menjawab, “aah itu cuma perasaan bapak aja kok.” Ucapnya merapikan rambut.

“I-iya, benar,” tambah Adam cepat. “Kita cuma kekenyangan sama mau diskusikan beberapa masukan untuk dapur.”

Pak Broto mengangguk kecil, meski raut wajahnya menunjukkan bahwa ia tidak sepenuhnya percaya. Kanjeng Mami, yang sejak tadi tenang-tenang saja, menyentuh gelasnya dan berkata santai.

“Kalau sudah selesai makan, kita lanjutkan diskusi di lounge saja. Aku masih ingin membahas menu penutup untuk tamu istimewa nanti.”

Anastasia mengangguk dengan cepat, berusaha mengalihkan pikirannya dari pengalaman tadi,

“Adam, aku serius. Aku benar-benar melihat sesuatu dibawah meja,” bisiknya saat hendak meninggalkan ruangan.

Adam hanya mengangguk kecil, ekspresinya berubah serius. “Kita bicara nanti. Jangan sampai Mami dan pak Broto curiga.”

Anastasia menelan ludah, mengikuti langkah Kanjeng Mami dan Pak Broto ke lounge, meski bayangan kaki pucat itu masih jelas terbayang di benaknya. Ia kembali menoleh ke belakang.

Sebelum pintu dinning room tertutup, sesosok wanita yang tadi menakutinya tengah duduk diam di posisi semula. Ia menoleh ke arah Anastasia dengan sudut tatap aneh lalu tersenyum lebar mengerikan.

“Anastasia …,”

Bersambung …,

1
Heri Wibowo
pagi pagi sudah sarapan omelan kanjeng mami aja ya An.
nath_e: pagi yg indah🤧
total 1 replies
Reni
ini kanjeng mami sambil nyelam minum air pdhl emg ujung2 nya Anastasia sama Adam disatuin 😅😂🤣 biar ceper aja prosesnya pake acara nyuruh beresin perhantuan biar secara g langsung makin dekat makin rapat
Reni: pingin gendong cicit cepet2 biar bisa dipamerin hhhhh
nath_e: 😁😁iyaaah pen dpt cucu
total 2 replies
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
ya mana gue tau?!
Hana Nisa Nisa
semangat ya kak ceritanya bagus
nath_e: makasih Kaka cantik... insyaallah semangat trus 🤗🙏
total 1 replies
Ali B.U
is the best
nath_e: makasih ka 🙏🙂
total 1 replies
Ali B.U
nexy
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
wew, sakti nih pohon!
Reni
wahhhh ternyata saling terkait semua hantu di hotel ini
Heri Wibowo
Anastasia pingsan karena terlalu banyak mengeluarkan energi untuk melihat kilas balik masa lalu
Netty Herawaty
goodsssss
nath_e: maturnuwun 🙏🤗
total 1 replies
wasiah miska nartim
lanjut thoooooooor
nath_e: siiap😅🙏
total 1 replies
wasiah miska nartim
lanjut thor
Heri Wibowo
lanjutin Mbak
nath_e: otw kaa😅🙏
total 1 replies
Reni
astaga pak Broto Iki lho kok Yo seh senewen mantan sugar baby sama Mbah Sarip 😅🤣😂 jatuh harga diri pak Broto hhh
Reni: kalah dupo 🤣😂😅
nath_e: 😂kalah telak ma simbah
total 2 replies
Reni
eee penyanyi to
Reni
akhirnya ada setitik harapan
Ali B.U
next
Reni
hiaaaa manggil si hantu Belanda Anna dikamar paling angker nich
Reni
wahhh udah kerasukan masih takut tuntutan Mbah Sarip 😅
Reni
jiaaaaa dipinteri mbah Sarip 😅🤣😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!