" Kamu terlalu sibuk dengan urusan dirimu sendiri sampai lupa kalau aku juga butuh kehangatan"
" Tapi wajar saja, kita belum menikah dan kita sedang berusaha untuk kearah sana bukan?"
" Sudahlah nin, ikhlaskan saja berarti kamu bukan yang terbaik untuk dia hehe dan ternyata aku yang menang bukan?"
Yah terkadang hidup sulit dimengerti, tapi sakit yang datang bukan berarti akhir dari kehidupan bukan?
Terkadang sakit yang hadir justru mereka sedang membersihkan jalan kehidupan kita dari hasil yang buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Satu Minggu berlalu...
Kediaman Ibra saat ini semakin terasa dingin setelah kejadian malam sengit itu, kini hubungan diantara mereka seperti terjadi perang dingin tapi berbeda dengan Amel yang masih terlihat santai dan cuek.
Hubungan Ibra dan Clara ikut asing, lebih tepatnya Ibra yang menjauhkan diri dari Clara dimana mereka tidur terpisah jarang komunikasi bahkan ibra saat ini ikut menangani proyek yang membuatnya menjadi sibuk apalagi jo yang dalam waktu dekat akan segera melangsungkan pernikahan sehingga Ibra semakin lama berada dikantor untuk membantu Nindy mengerjakan pekerjaan mereka.
tok... tok...tok...
" Masuk" suara itu berasal dari dalam kamar Nindy yang kini diketuk oleh sang papa.
" Kok udah cantik aja sih dek, mau kemana akhir pekan gini mana mendung lagi mending dirumah aja kita bikin coklat panas sambil kejar deadline hehe".
Ibra yang kini berjalan melangkahkan kakinya menghampiri sang anak yang sedang duduk di sofa kamarnya, penampilannya sudah rapih hanya saja masih mengumpulkan niat untuk berangkat.
" Papa... masih aja deadline, tolong tuan besar izinkan saya untuk melepas beban pekerjaan sebentar apakah boleh? Bukankah ini hari libur? Apakah lembur saya dalam seminggu terakhir ini tidak ada artinya?".
Candaan seorang anak dan sang papa begitu renyah terdengar ditelinga apalagi diselingi tawa hangat dari keduanya membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa iri.
" Hmmm baiklah baiklah, tapi jangan pulang malem ya nanti papa kesepian gimana?" seben Ibra hanya menutupi rasa khawatirnya, bukan bermaksud mengekang hanya saja ibra terlalu sayang kepada Nindy.
" Siap bos, lagian siapa yang mau pulang malem pah orang mau pulang pagi kok hahahhaa" demi Tuhan jawaban Nindy sempat membuat jantung Ibra berhenti sejenak setelah mengetahui bahwa itu adalah candaan baru jantungnya kembali normal.
" Adekkkkkkk bener-benar yaa bikin jantung papa hampir copot, siapa yang ngajarin jadi anak jail kaya gini hmmmm" Ibra langsung memeluk tubuh sang anak dan menggelitik badannya.
Ibra benar-benar dibuat shock oleh ucapan sang anaknya yang hampir saja membuat dirinya emosi, tapi Ibra bersyukur saat ini Nindy terlihat jauh lebih baik ditambah karena pekerjaan yang menumpuk menjadikan dirinya tidak memiliki waktu untuk bersedih.
" Udah ahh udah siang nanti keburu hujan".
Tanpa disadari sejak tadi ada seorang perempuan bernama Clara yang melihat interaksi hangat ayah dan anak perempuannya, benar-benar Ibra adalah cinta pertama bagi Nindy sejak kecil sampai saat ini bahkan Nindy lebih dekat dengan sang suami dibanding dirinya mungkin karena kejadian masa lalu juga menjadikan dirinya lebih asing dengan sang anak.
Kini nindy langsung bersiap setelah mendapatkan jawaban dari perasaannya kali ini untuk kemana arah dan tujuannya kali ini, tidak lupa berpamitan dengan baik dihadapan sang papa dan mengecek barang yang akan dibawa, tidak lupa Ibra menggandeng bahu sang anak gadis dan mengantarkannya sampai parkiran depan rumah dan baru masuk setelah kendaraan tidak terlihat begitulah memang Ibra yang selalu memastikan anaknya baik-baik saja terlihat berlebihan tapi itulah cara dia menyayangi sang anak.
Nindy dengan membawa kendaraan sendiri langsung membelah jalanan kali ini hanya sendirian, Nindy benar-benar ingin melepas penat kali ini bukan tidak move on atau masih mempermasalahkan hanya saja dirinya benar-benar lelah dan ingin melepas penat yang selama ini bersarang dikepalanya.
Kini setelah melewati gunung lembah dan lapangan akhirnya sampai juga di tempat tujuan Nindy yaitu pantai.
Hah akhirnya aku menemukanmu mari kita bertemu lagi, tolong sampaikan pada semesta jika aku baik-baik saja tidak ada penyesalan apalagi kesedihan saat berpisah, aku hanya sedang merasa lelah saja bukankah tidak apa-apa kita merasa capek?
Begitulah Nindy sesaat setelah sampai dipantai yang menjadi tujuan utamanya kali ini, Nindy sudah terbiasa jika dirinya sedang tidak baik-baik saja maka pantai adalah tempat terbaiknya untuk berdiam diri.
Nindy kini berdiri dengan tegak didepan pantai lepas, menatap kearah depan dengan tatapan yang penuh dengan perasaan sedih, kecewa, dan juga amarah yang terpendam. Air mata kini sudah menggunung dikedua bola matanya, bibirnya mulai menarik untuk memperlihatkan senyum getirnya yang selama ini tersembunyi.
Greeppppppp....
Tiba-tiba saja ada tangan yang menarik tubuh nindy membuat sang empunya tubuh kehilangan keseimbangan dan hampir saja jatuh.
" Apa kamu tidak melihat pantai sedang pasang? apa kamu sedang merencanakan untuk bunuh diri?" tanpa aba-aba tangannya langsung ditarik dan Nindy tanpa perlawanan mengikuti sang lelaki yang sedang menarik lengannya.
Kini keduanya duduk dengan tatapan menuju arah pantai, dua buah kelapa ada dihadapan keduanya untuk sekedar melepas dahaga walaupun kebetulan saat ini cuaca sedang mendung.
" Maaf" satu kata kini lolos dari bibir mungil Nindy yang masih asik memainkan kedua tangannya.
" Hmm, maaf aku tidak sengaja membentakmu tadi apakah masih kaget?" sang pria yang baru saja menariknya malah meminta maaf.
Nindy memberanikan diri untuk menatap wajah lelaki yang kini berada disampingnya, ternyata lelaki itu sedang menatap dirinya dengan senyuman tipis bahkan sangat tipis.
" Aahh tidak, terimakasih banyak sudah menyelamatkan aku ahh iya perkenalkan aku Nindy" dengan sedikit gemetar Nindy mengulurkan tangannya.
" Ahh iya perkenalkan aku Nathan" ternyata pria yang ada dihadapannya bernama Nathan, tidak seperti khayalan dirinya nathan begitu ramah tidak ada kesan cuek apalagi menyebalkan.
Kini hening kembali karena keduanya masih sama-sama canggung, tapi berusaha untuk memperlihatkan gestur tubuh yang biasa.
" Apa kamu sendirian disini? Maaf jika aku lancang banyak bertanya" Nathan menggaruk pelipisnya yang tak gatal itu.
" Iya aku sendirian kesini, kebetulan sedang suntuk dengan pekerjaan yang menumpuk jadi aku mencari angin ternyata sampai kesini hehe" entah keberanian dari mana Nindy bisa sedikit melucu dihadapan orang baru.
" Waahh ternyata mencari angin sampai ke sini ya jauh juga ternyata tipe angin kesukaan kamu hehe" ternyata Nathan menanggapi candaan Nindy membuat suasana lebih menghangat.
Keduanya terlibat obrolan ringan dengan sesekali diselingi minum untuk sedikit menetralkan perasaan canggung.
" Apa kamu lapar? punya alergi seafood tidak?" Nathan yang merasa perutnya mulai membunyikan sirine kini ingin mengajak Nindy untuk menemani makan siangnya.
" Aku makanan tidak memilih kok, hmm sepertinya makan siang dengan menu seafood adalah ide yang bagus bukan?".
Entah sejak kapan mereka menjadi lebih akrab, bahkan terlihat seperti lebih nyaman saat ini.
" Kalau begitu ikut aku, diujung sana ada warung makan yang sangat enak seafood nya juga masih segar bagaimana?" akhirnya keduanya sepakat dan berjalan menuju arah tempat makan.
Selama menuju tempat yang dituju keduanya kembali terlibat obrolan menarik, siapapun yang melihat pasti akan mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.
Sesampainya ditempat Nathan dan Nindy langsung memesan menu yang diinginkan, sambil menunggu menunya siap mereka masih asik dengan obrolan yang sepertinya tidak ada habisnya untuk dibahas.
" Waahh sepertinya ini sangat lezat" dengan kedua tangan yang digosok didepan wajahnya Nindy sangat terlihat bahagia melihat menu yang tersaji dihadapannya.
Nathan mengangguk tidak lupa mengisi piring Nindy dengan nasi memberishkan alat makan menggunakan tissue dan membuka penutup botol air mineral untuk Nindy, mendekatkan tissue aahh membuat Nindy salah tingkah sendiri.
Sebelum memulai makan Nathan menatap Nindy yang terlihat kesulitan mengupas udang, dengan sigap tangan Nathan mengupas udang dan disimpan disamping nasi Nindy.
" Ahh sudah cukup nath ini terlalu banyak, maaf jadi merepotkan sekarang giliran kamu untuk makan jangan sampai pingsan nanti aku pasti akan kesulitan untuk mengangkatnya hehe" sebenarnya Nindy hanya menutupi rasa gugupnya.
Wanita mana yang tidak bahagia ketika mendapatkan perlakuan manis seperti ini, tentu saja akan bahagia bukan?
Abg Nindy namanya jonathan?
calon Nindy namanya Nathan kan??
jantung yg bergoyang???
wkwkwk
tinggal calling Ambulance, Nin.
wiu... wiuu... wiuuuuu
wkwkwk
syokoriinnnn
di cover judulny semesta hrs bahagia..
blm digantikah??
hihiiiii
mengapa sedih dan kecewa sll diawal??
wkwkwk
ikutan mewek.... ..
semangat, Nindy!!