NovelToon NovelToon
Satu Cinta Dua Hati

Satu Cinta Dua Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Kembar / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Semuanya telah benar-benar berubah ketika mantan kekasih suami tiba-tiba kembali. Dan Elmira Revalina berpikir jika berita kehamilannya akan dapat memperbaiki hubungannya dengan suaminya— Kevin Evando Delwyn

Namun, sebelum Elmira dapat memberitahukan kabar baik itu, mantan kekasih suami— Daisy Liana muncul kembali dan mengubah kehidupan rumah tangga Elmira. Rasanya seperti memulai sebuah hubungan dari awal lagi.



Dan karena itu, Kevin tiba-tiba menjauh dan hubungan mereka memiliki jarak. Perhatian Kevin saat ini tertuju pada wanita yang selalu dicintainya.


Elmira harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Kevin tidak akan pernah mencintainya. Dia adalah orang ketiga dalam pernikahannya sendiri dan dia merasa lelah.

Mengandalkan satu-satunya hal yang bisa membebaskannya, Elmira meminta Kevin untuk menceraikannya, tetapi anehnya pria itu menolak karena tidak ingin membiarkan Elmira pergi, sedangkan pria itu sendiri membuat kisah yang berbeda.



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran yg Terungkap

    "Nona Davina, bagaimana mana bisa kami meninggalkan aku setelah memanfaatkan aku?." Tanya Kevin pada ketika ia mengikuti Davina keluar dari gudang.

    Melihat Davina yang tengah berdiri di samping mobilnya dan terlihat sedang mencoba memulihkan dirinya dari serangan paniknya.

    Ketika mendengar pertanyaan Kevin, wajah Davina memerah. Wanita itu kemudian menyilangkan ke-dua tangannya. "Aku tidak memanfaatkan mu—"

    "Kamu yakin?." Kevin mengangkat sebelah alisnya keatas dan berjalan mendekat. Ia meletakan satu tangannya di mobil sembari terus menatap Davina, sebuah senyuman tersungging di bibirnya. "Siapa yang gemetaran di pelukan ku tadi?."

    "Kamu—" Wajah Davina berubah semerah tomat. Momen ketika dia mencengkram kemeja Kevin dengan sangat erat masih terbayang didalam pikirannya dan ia ingin menampar dirinya sendiri karena telah melakukan hal seperti itu, meski pun secara tidak sengaja. "Aku tidak meminta bantuan mu."

    "Tidak tahu berterima kasih, kan?." Kevin tertawa pelan. "Aku membantumu karena kamu sepertinya akan pingsan. Bukankah seharusnya kamu berterima kasih padaku?."

    "Aku sudah berterima kasih, mungkin kamu lupa." Kata Davina mendesah jengkel.

    "Eh... Kamu memang sudah mengatakannya, tapi kemudian kamu langsung lari dariku." Kata Kevin berkomentar.

    "Itu karena tidak ada yang perlu di lakukan lagi di gudang. Aku sudah selesai memeriksa bahan-bahannya." Jawab Davina, berjalan dan kemudian masuk kedalam mobil, duduk di kursi penumpang depan.

    Kevin mengernyitkan dahinya, tetapi kemudian ia menyeringai. "Jadi, kamu hanya membutuhkan aku ketika takut saja? Baiklah, aku akan mengingatnya." Kevin ikut masuk kedalam mobil.

    Kemudian dia mengantarkan Davina ke perusahaan Ardonio Corporation, selama di perjalanan kedua hanya terdiam dan tidak ada seorang pun yang berniat membuka obrolan. Meski pun ingin mengobrol, tetapi Kevin bingung untuk memulainya karena sepertinya tidak ada topik pembicaraan yang sesuai mereka bicara saat ini.

    Tetapi ketika mereka hampir sampai di perusahaan perhiasan itu, terlintas sebuah ide didalam pikiran Kevin dan pria itu kemudian mengajukan pertanyaan itu. "Aku akan mengakhiri kerja sama ini, tapi karena kamu adalah bagian dari proyek ini, aku harap kamu menghadiri pesta peluncuran yang akan diadakan beberapa minggu lagi. Kamu juga bisa datang ke perusahaan dan memantau kemajuan proyek."

    Davina mengernyitkan dahinya. Namun, karena ia memiliki rasa tanggung jawab sebagai seorang yang profesional, ia memutuskan untuk mengawasi proyek tersebut sesekali hingga produk akhirnya dipasarkan.

    Davina menganggukkan kepalanya, pelan. "Aku akan memeriksa proyek itu kapan pun aku punya waktu luang."

    Setelah Kevin mengantarkan Davina ke perusahaan Ardonio Corporation, ia langsung menghubungi temannya— Aiden.

    "Aiden, sudah sejauh mana penyelidikannya? Apakah sudah menemukan sesuatu?." Tanya Kevin secara langsung begitu panggilan mereka terhubung.

    Terdengar dari seberang sana jika Aiden baru saja menghela napasnya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, meski tau Kevin tidak bisa melihatnya. "Sejauh ini detektif itu belum menemukan apa pun yang bisa menghubungkan Davina dan Elmira."

    Mendengar hal itu, hati Kevin terasa hancur. Ia sangat berharap bisa segera mendapatkan kabar baik. Tetapi kenyataannya, ketidakpastian di balik indentitas Davina sungguh membuatnya gila.

    "Tapi, ada yang aneh." Kata Aiden tiba-tiba dan membuat jantung Kevin berdebar kencang.

    "Ada apa?." Tanya Kevin.

    "Setelah keluarga Ardonio menemukan Davina enam tahun yang lalu, aku mendengar kalau dia telah dirawat di salah satu rumah sakit terbaik di kota ini selama beberapa waktu." Kata Aiden melaporkan temuannya.

    'Davina dirawat di rumah sakit? Tapi, kenapa? Apa dia kecelakaan?.' Batin Kevin,. mengernyitkan dahinya.

    "Apa kau tahu sesuatu tentang hal itu? Apa ada yang dengannya sampai di harus di rawat selama beberapa waktu?." Tanya Kevin.

    "Itulah masalahnya, Kawan. Ternyata pihak rumah sakit tidak mempunyai catatan yang tepat mengenai masa tinggalnya Davina di rumah sakit. Entah mereka menghilangkannya atau sengaja membuangnya... aku juga tidak tahu dan sulit untuk mencari keberadaan itu." Kata Aiden dengan serius. "Detektif ku masih berusaha mencari rincian lengkapnya."

    Kevin mengernyitkan dahinya dan sebuah kecurigaan merayapi dirinya. Pasti ada yang mencurigakan.

    Kenapa seseorang menghapus catatan di rumah sakit kecuali jika mereka memang sengaja menyembunyikan sesuatu? Sebuah pemikiran terlintas di benaknya dan jantungnya berdebar kencang.

    "Davina mempunyai tanda lahir yang sama persis dengan Elmira. Aku ingin kau mencari tahu apakah itu sebuah kebetulan." Perintah Kevin, ia kemudian menjauh ponselnya dari samping telinganya ketika merasakan ponselnya berdering. "Aiden, aku akan menelpon mu lagi nanti. Karena sekarang kakek menelpon ku." Kata Kevin dan sebelum mendengar jawaban Aiden, Kevin telah menekan tombol terima untuk panggilannya bersama Robert Delwyn.

    Sebelumnya, Kevin berpikir jika Kakeknya mungkin ingin menanyakan kemajuan proyek setelah skandal itu. Jadi, dia segera buka suara. "Maaf sudah membuat Kakek menunggu—"

    "Kevin, apa kamu mencoba untuk menghancurkan perusahaan?. Robert Delwyn langsung membentak Kevin karena pria tua itu sangat geram dengan cucunya.

    Kevin mengernyitkan dahinya karena ia bingung dengan maksud sang kakek. "Ada apa, Kakek?."

"Apa kamu sedang bertanya pada Kakek, kenapa Kakek berteriak padamu?  Beberapa hari yang lalu perusahaan sudah terlibat dengan skandal yang memalukan dan sekarang? Kenapa kamu bisa menjadi trending topik lagi di media internet? Karena semua itu menyangkut namamu... harga saham terus turun!."

   Mendengar hal itu, sontak Kevin terlihat terkejut. Ia tidak tahu dengan berita apa lagi namanya kembali menjadi bahan pembicaraan.

   "Kevin, Kakek sudah mempercayakan mu untuk mengambil alih perusahaan, kamu seharusnya lebih bertanggung jawab lagi! Kakek tidak akan memaafkan kamu kalau terjadi sesuatu dengan perusahaan... ini semua terjadi karena kamu tidak bisa menata kehidupan mu!." Kata Robert dari seberang sana.

    Sementara itu, tangan Kevin mencengkram kuat kemudi mobil. Ia menggertakkan giginya. "Biar aku yang mengurus ini semua, Kakek."

    "Memang harus dirimu! Biarkan Elmira beristirahat dengan tenang di atas sana... Kamu sudah mengecewakannya ketika dia masih hidup!." Kata Robert, lalu menutup sambungan telponnya, perkataannya mengirim rasa sakit yang menusuk di hati Kevin.

    "Apa itu artinya berita yang sedang trending tentang Elmira?." Kata Kevin bermonolog.

    Kevin segera memeriksa ponselnya dan benar saja, berita yang sedang trending terkait dengan Elmira. Meski pun nama istrinya— Elmira belum di ungkap didalam pemberitaan itu, kini sudah sudah di ketahui bahwa Kevin sudah pernah menikah secara diam-diam enam tahun yang lalu.

    Kebenaran sudah terungkap.

    Terungkap bahwa pernikahan rahasia Kevin berakhir karena campur tangan dari selingkuhannya yang kebetulan tidak lain adalah Daisy Liana.

     Karena gosipnya adalah tentang Kevin Evando Delwyn dan Daisy Liana, semua orang tertarik dengan berita tersebut dan terus menyebarkannya dan memposting ulang cerita tersebut.

    Kevin menyipitkan matanya ketika ia menatap layar ponselnya sembari membaca komentar-komentar yang di tulis oleh beberapa netizen.

    "Siapa identitas mantan istri Kevin yang masih misterius? Apa dia berasal dari keluarga kaya?."

   "Dia pasti dari keluarga miskin, itu sebabnya Kevin menceraikan nya. Pria itu sangat tidak berperasaan!."

    "Dia wanita yang malang... siapa yang tahu kalau Daisy adalah seorang perusak rumah tangga orang? Dia sudah menghancurkan rumah tangga orang lain."

    "Tapi yang aku dengar Daisy dan Kevin sudah menjadi sepasang kekasih ketika mereka masih kecil. Bukankah itu berarti mantan istri Kevin yang menjadi penghalang hubungan mereka? Dialah yang menjadi perusak hubungan orang lain."

    Membaca semua komentar-komentar itu, Kevin mengantupkan rahangnya.

  

    "Siapa yang berani mengungkapkan berita ini?." Kata Kevin pada dirinya sendiri.

    Pria itu hanya bisa memikirkan satu orang. Darahnya seakan mendidih dan raut wajahnya terlihat sangat marah dan dengan segera ia menyalakan mesin mobilnya untuk bergegas menemui seseorang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!