Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Twenty. Queen
Dari tadi banyak nya keringat sudah mengalir di pelipis Naumi, karena sebelum pulang sekolah kelas Naumi ada latihan bermain bola basket. Entahlah Naumi heran, di sekolah yang elite ini, semua perempuan juga di paksa untuk bermain.
Naumi sedang duduk di halte sekolah untuk menunggu taxi, entah menunggu taxi atau Rehan, hanya Naumi yang tahu. Zera dan Imey sudah pulang dengan jemputan supir mereka, tadi Naumi juga sudah di ajak, tetapi Naumi menolak karena rumah nya yang lawan arah.
Beberapa menit menunggu, Rehan sudah datang di depan Naumi dengan motor kebanggaan nya.
"Ayo naik!" ajak Rehan.
Naumi bangkit dari duduk nya, mengelap sedikit keringat yang masih ada di pelipis nya. "Rehan kaya nya kamu gak harus antar jemput aku tiap hari deh, soal nya nanti waktu kamu banyak kebuang." ujar Naumi.
"Tapi kalau gue mau nya tiap hari."
Naumi menghela nafas nya, kenapa Rehan sangat keras kepala sih.
Maka sebelum di paksa, Naumi memilih untuk naik saja ke atas motor Rehan.
BRUMMmmmm...
Suara motor mahal Rehan, sangatlah menggema, dan mengisi keributan dijalan, Rehan sangat kencang dalam mengendarai motor Ducati Monster 1200 yang kata nya harga nya 550 juta itu.
"Rehan, habis ini kamu mau kemana?" jerit Naumi bertanya, takut nya Rehan tidak kedengaran.
"Kenapa mau ikut?"
Naumi menggeleng di belakang, "Enggak, cuma nanya doang." Bukan nya menjawab, Rehan malah tersenyum-senyum sendiri.
Naumi terus menatap ke jalanan, tanpa ia sadari kalau ini bukan lah jalan menuju rumah nya. "Rehan." panggil nya. Rehan tak menyahut terus membawa motor nya dengan kencang.
Naumi hanya bisa pasrah, kemana pun Rehan membawa nya, toh Rehan juga bukan orang jahat.
Sampai mereka terhenti di sebuah rumah yang memiliki banyak stiker-stiker aneh.
"Udah sampai turun!" suruh Rehan.
"Kamu ngapain bawa aku ke tempat ini?" tanya Naumi.
"Turun dulu!"
Dengan perasaan bercampur aduk, Naumi pun dari motor Rehan.
Rehan merangkul pundak Naumi, yang dirangkul pun langsung menoleh.
"Gausah takut, ini basecamp gue sama anggota Agramatha bukan tempat bahaya. Gue cuma mau ngenalin lo ke teman-teman gue, kalau lo adalah queen nya Agramatha." ujar Rehan tersenyum.
"Quenn? Maksud kamu?" tanya Naumi yang masih tidak mengerti.
"Udah ayo masuk!" ajak Rehan, tak menjawab pertanyaan Naumi.
Rehan membuka pintu rumah itu, dan mata Naumi sudah langsung disuguhi banyak nya lelaki-lelaki yang bertubuh besar, dan wajah yang tampan.
"Eh Nau, lo ikut kesini." sapa Rey.
"Hai Naumi, kenalin gue Lintang. Kita belum kenalan kan." lanjut Lintang menyodorkan tangan nya.
"Naumi." balas nya.
"Gue Bima." sambung Bima datar. Dan Naumi tersenyum.
Lintang menyenggol bahu Devan,"Lo gamau kenalan sama Naumi?" tanya nya.
"Aku udah kenal, nama dia Devan kan." sahut Naumi, dan saat itu juga mereka semua langsung menatap ke arah nya.
"Oh jadi udah kenalan." ucap Rehan tanpa ekspresi.
"Gaada, cuma tadi aku dengar nama dia waktu Devan di panggil sama Rindy." perjelas Naumi.
"Udah Nau, gak usah gugup gitu. Santai aja." ujar Rey.
"Kalian semua yang ada disini harus tau, kalau Naumi ini adalah quenn kita." tegas Rey, maka seluruh anggota Agramatha pun tersenyum bahagia.
"Queen apa sih maksud kamu Rey?" tanya Naumi
"Lo tau gak, di grup WhatsApp Agramatha tu tadi kita bahas lo, Buat jadi queen kita, karena selama ini kita gapunya queen untuk Agramatha dan kita mau jadiin lo queen nya." ujar Rey.
"Ha, queen itu kan ra..tu." ucap Naumi gugup.
"Iya lo jadi ratu Naumi." sambung Lintang memperjelas.
"Udah, sekarang kita pulang." ajak Rehan.
"Cepat banget si Han, biarin Naumi disini bentar."
"Enggak aku pulang aja Rey, kapan-kapan aku main kesini lagi ya." balas Naumi. Dan Rey pun mengangguk.
Saat Rehan hendak membawa Naumi pulang tiba tiba handphone Rehan berdering, dan segera diangkat nya.
"Halo."
"......."
"Serius lo?"
"......."
"Ok gue otw kesana." setelah itu Rehan mematikan telepon nya sepihak, dan langsung menatap Rey.
"Rey gue minta tolong lo antarin Naumi pulang ya!Bima, Devan, Lintang, kalian bertiga ikut gue." ujar Rehan.
"Mau kemana Han?" tanya Bima.
"Irfan sama Askar lagi di serang, sekarang kita harus susul mereka." jawab Rehan.
"Yaudah kalau gitu ayo!" ajak Lintang.
"Gue nanti nyusul, gue ngatarin Naumi dulu kan." ucap Rey, dan di angguki oleh Rehan sebagai jawaban.
Lintang, Devan, dan Bima langsung memasang jaket kebangsaan Agramatha, dan melangkah keluar. Ketika Rehan ikut melangkah juga, Naumi menahan pergelangan tangan nya.
"Hati-hati dijalan, jangan sampai luka-luka parah ya." ujar Naumi lembut.
Rehan tersenyum, ini pertama kali nya ada yang menasehati nya saat hendak bertarung. Lalu dengan jahil Rehan mengacak-ngacak rambut Naumi.
"Jangan nyusahin Rey." ujar Rehan lalu pergi. Dan Naumi terus menatap punggung Rehan sampai benar-benar menghilang.
Rey yang melihat itu pun tertawa kecil lalu merangkul pundak Naumi. "Udah gak usah di lihatin, Rehan pasti bakalan baik-baik aja kok." tutur Rey.
"Apaansih Rey. Udah yok antarain aku balik!." balas Naumi menunduk malu.
"Ayo friend." balas Rey, dan Naumi tertawa. Ada saja tingkah lucu si Rey.
20 Menit Kemudian...
"Udah Rey berhenti." suruh Naumi. Rey pun memberhentikan motor nya tepat di depan rumah Naumi.
"Makasih ya Rey." ucap nya.
"Santai. Eh btw lo tinggal sama siapa?" tanya Rey.
"Sendiri." jawab Naumi.
"Orang tua lo?"
"Gak punya." jawab Naumi seadanya.
Rey menyipitkan mata nya, ah sepertinya ia salah bertanya.
"Maaf ya gue gak maksud,"
"Gakpapa Rey, santai aja deh. Oh ya mau masuk dulu gak?" tawar Naumi.
"Gausah deh Nau, gue mau nyusul Rehan, lo kalau butuh sesuatu telpon gue aja ya. Gue pergi dulu." ujar Rey.
"Ok Rey. Hati-hati." ucap Naumi dan Rey pun mengangguk.
Naumi segera masuk ke dalam rumah nya, ia langsung masuk ke kamar, rasanya seluruh tubuh Naumi terasa sangat berat sekali. Naumi akan istirahat sekarang juga. Lelah, Naumi lelah.
Naumi menghela nafas berat nya, dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur. Selang beberapa menit, mata nya sudah terpejam dan masuk ke alam bawah sadar.
.....🌺.....
Ditempat lain.
"Kak Rio." teriak Rindy.
"Eh Rind, kenapa kok lo cemberut gitu?"
"Kak, Rindy butuh bantuan kakak."
"Apa?" tanya Rio.
"Jadi disekolah Rindy itu ada siswi baru dia belagu banget. Kakak bisa kan nyuruh anggota kakak buat ngasih pelajaran ke siswi baru itu." pinta Rindy.
"Buat adik gue apasih yang gak bisa." balas Rio.
Rindy tersenyum, "Gak sia sia ya kak, gue kenal sama lo."
"Lo tinggal sebutin aja nama temen lo yang mau di kasih pelajaran itu." ujar Rio.
"Nama nya kalau gak salah Naumi kak. Dia murid XII MIPA5."
"Lo punya foto nya?" tanya Rio. dan Rindy menggeleng, "Gue gak punya kak, tapi gimana kalau besok disekolah gue fotoin secara diam-diam, terus gue kirim ke lo kak." ujar Rindy.
"Ok gue tunggu besok."
"Makasih kak Rio, gue emang gak salah pilih kakak angkat kaya lo." ucap Rindy lagi.
"Nanti malam lo mau gabung sama kita ke club?" tawar Rio, dan saat itu juga mata Rindy berbinar.
"Mau banget kak, gue tunggu di club ya. Bye gue mau pulang duluan." pamit Rindy lalu pergi.
.....🌺.....
Saat pulang sekolah tadi siang, Zera, dan Imey tidak langsung pulang kerumah mereka, mereka berdua menjemput Naumi dirumah nya, lalu mengajak Naumi untuk jalan-jalan agar Naumi tak merasa bosan. Padahal tadi Naumi sudah tertidur tetapi ia tidak bisa menolak ajakan kedua teman nya ini. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, itulah mereka kalau sudah main pasti selalu lupa dengan waktu.
"Zer, pulang yuk udah malam." ajak Naumi kepada kedua temannya.
"Tapi Nau, masih seru tau main di mall, kita belum belanja yang banyak, belum main game yang lain juga." jawab Imey seraya menjilati es cream yang ada di tangannya.
"Naumi benertu, udah malam besok kita kan pada sekolah, lebih baik kita pulang aja, besok lanjut main." kini Zera yang berbicara.
Mendengar jawaban Zera pun Naumi bernafas lega akhirnya temannya itu mau diajak untuk pulang. Berbeda dengan Imey yang langsung memasang wajah cemberut namun ia tak membantah Zera, karena apa yang dikatakan sahabatnya itu ada benarnya juga, kalau besok mereka akan sekolah, banyak tugas yang harus mereka kerjakan.
.....🌺.....