Tiga sekolah besar dibangun pemerintah untuk menampung anak-anak yang memiliki talenta. Salah satu dari tiga sekolah itu, membuat sebuah kelas khusus untuk mereka yang mempunyai potensi terpendam dan dapat membantu negara, dan dengan berbagai cara mereka mencari dan memasukan anak-anak yang memiliki bakat khusus untuk masuk kesekolah mereka.
Seorang programer yang merahasiakan identitasnya, tiba-tiba didatangi tiga orang kepala sekolah ternama, agar bergabung dengan mereka. Setelah bergabung, dia juga dimasukan ke kelas zero dengan kode name 'RAVEN', sebagai seorang programer dengan rekannya Mius, agar bisa dilatih menjadi agen rahasia pemerintahan.
Satu per satu identitasnya mulai bermunculan, bersamaan dengan kebenaran akan dirinya yang ada di sekolah itu.
.
.
.
.
semua itu terjadi di-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Night 20: Masalahnya
# Disisi lain, dibalik tembok kaca #
Presiden dan ajudannya masih menatap aneh, keheranan dan juga penasaran dengan apa yang terjadi pada mereka tepat didepan matanya saat ini.
Mereka melihat perubahan yang terjadi pada Li Yan dan lainnya. Saat Jun dengan santainya memukul dan menerbangkan Moirea. Saat Moirea teriak dan bangun dengan kondisi yang tidak ada apa-apa. Saat ruangan didepannya juga berubah.
"Siapa dia sebenarnya?" ujar Presiden menatap ke arah Jun dan Moirea.
"Apa kita berpindah tempat?" tanya ajudan bingung.
"Tidak, mereka yang berpindah tempat, kita masih berada ditempat semula, coba perhatikan sekeliling, kita masih bisa melihat kaca kan. Hmm, aku tidak mengerti apa tujuan tuan membiarkan kita melihat bahkan mendengar obrolan mereka." jawab pria itu.
Mereka bertiga terus memperhatikan apa yang terjadi didepan mata mereka, sampai seorang pria berdiri diantara Jun dan Moirea.
'Sebenarnya mereka itu berada dimana?' batin Presiden. 'Loki ... Bukannya itu nama dewa dalam mitologi Nordik, apa mereka semua itu para dewa-dewi, dan juga kenapa nama mereka berubah.' Presiden masih terus berpikir saat Loki menyebutkan nama lain dari mereka.
"Hei, bisa kamu beritahu maksud dari perkataan itu tadi, tentang mereka, tentang nama mereka." pintanya.
"Maaf tuan, jika tentang maksud dari perbincangan mereka, saya tidak bisa menjelaskannya, karena saya juga tidak tahu maksudnya. Jika tentang mereka dan nama mereka, akan saya jelaskan." ujar pria itu.
"Pertama tentang tuan saya, yang sering disebut dan dikenal sebagai sang peramal. Dia adalah Moirea sang Dewi Takdir, yang ada dihadapan kalian sekarang ini adalah wujud aslinya. Kedua, dari arsip yang tuan saya berikan tentang mereka, tentang tiga pria yang datang bersama anda, tentang dua wanita yang bersama mereka. Sebelum itu boleh saya tahu, nama yang mereka kenalkan ke anda?" ujar pria itu.
"Pria berkacamata bernama Julian Andrew, pria bertubuh besar itu Edward, dan satunya lagi Han Li Yan. Dua wanita itu mengenalkan dirinya dengan nama Mius dan Junian Arghantia." jawab ajudan Presiden.
"Baiklah, pertama, Julian, itu namanya sekarang. Tapi dari apa yang pernah Tuan saya ucapkan, dikehidupan dia sebelumnya, dia bernama Syadim, seorang pangeran ke-4 di kerajaan Arabana, dengan kecerdasan dan sikap tenangnya, dia sering kabur dari istana untuk sekedar menjelajah bersama sahabat wanitanya yang bernama Zhadya. Saat di Medan perang mereka berdua akan menjadi duo combo yang baik, dengan kemampuan dalam membunuh musuh dengan cepat dengan sihirnya, itulah dia mendapat julukan Assain Magician."
Pria pelayan itu mencoba menjelaskan dan dua orang itu tetap mendengarkan dengan serius sambil memandang ke depan mereka.
"Kemudian Edward, sebenarnya tidak banyak cerita tentang dia, dia mendapat julukan bencana berjalan karena sesaat setelah keluarga dan desanya diserang oleh beberapa bandit, dia menjadi murka, dengan sebuah palu Godam, dia menghancurkan apa saja yang dilaluinya. Beberapa waktu, dia bertemu dengan seorang kesatria yang bernama Nathalia, dan menjadi pemburu bayaran bersama kesatria wanita itu." Pria itu berhenti sejenak sambil memperhatikan apa yang ada didepan matanya.
"Kemudian pria yang terakhir, Harmz, itulah nama yang diberikan wanita itu. Seorang anak yang dia ambil dibawah pengawasannya, dan melayani wanita itu sejak usiannya 15 tahun. Sedangkan dua wanita itu adalah Dewi-Dewi Asgard. Dia yang dipanggil Mius adalah salah satu dari Dewi-Dewi Musik. Yang satunya lagi adalah Dewi Aria, Putri Dewi Minerva, dia dikenal dengan nama freyja, wanita yang dilayani Harmz, dengan nama Zhadya teman wanitanya Syadim, dengan nama Nathalia, pemimpin pemburu bayaran bersama Rhondy, dan dengan beberapa nama lainnya."
Presiden dan ajudannya hanya bisa terdiam sambil menatap kearah Jun dan lainnya dengan tatapan tak percaya setelah mendengar penjelasan dari pelayan pria tadi itu.
...*+*+*+*+*+*+*...
"Bisa kamu jelaskan ke kami maksud dari semua ini?" Ujarku menanti penjelasan dari Moirea "bahkan sampai putri-putri ku ikut bereinkarnasi bahkan terpilih sebagai para Valkyrie, apa maksudnya?"
Moirea tidak langsung menjawab apa yang ku tanyakan. Dia memasang raut wajah yang serius dan menatap lekat kearah ku.
"Ragnarok ...." celetuk Loki dengan tampang santainya.
Penuturan Loki sontak membuat kami semua terkejut, bagaimana tidak apa yang dia ucapkan itu adalah suatu hal yang sangat besar, perang akhir yang menentukan nasib dunia.
Aku segera menatap kearah Moirea, meminta pembenaran atas apa yang Loki ucapkan tadi.
Sebuah gelengan yang sangat pelan namun dengan ekspresi yang sedikit bertolak belakang dengan gerakan penolakan dari Moirea.
"Ini bukanlah Ragnarok, namun ...."
Ada sedikit rasa keraguan yang sangat sudah untuk Moirea jelaskan ke kami. Beban yang sangat berat untuk dia yang memegang takdir atas masa depan, sekarang dan masa lalu.
Aku tidak akan berusaha untuk memaksanya menjawab semua yang aku lontarkan tadi, mengingat bahwa dia membawa beban yang seberat itu.
"Kenapa kamu berbicara kalau hal itu berkaitan dengan Ragnarok?" tanyaku ke Loki yang sudah menyandarkan dirinya di pohon.
"Entah ... hanya saja sifat dari tua bangka itu sedikit aneh, dan beberapa dewa bawah yang bertingkah mencurigakan." jawab Loki.
"Bukannya kamu juga termasuk dewa yang sangat mencurigakan." celetuk Mius dengan nada kesal ke Loki.
"Ya, aku memang mencurigakan, dan jika Ragnarok benaran akan terjadi ... aku akan membunuh Dia." ujar Loki menekan kalimat terakhirnya dengan mengeluarkan aura membunuh yang cukup kental.
Niat membunuh yang Loki keluarkan sampai ke mereka yang sedari tadi memandangi dari balik kaca dan hal itu membuat ketiganya terduduk lemas.
"Maaf Dewi Moirea, jika hal ini memang sungguh tidak bisa untuk anda bicarakan dan juga jika kami akan menghadapi hal ini, apakah yang akan kami hadapi ini nanti akan menuntun kearah terjadinya Ragnarok?" Han Li Yan mencoba untuk mencari clue tentang situasi yang sedang mereka alami.
"Maaf, aku memang tidak bisa memberitahukan semua hal tentang apa yang akan terjadi dimasa depan, seperti halnya Aria yang menjaga buku kehidupan dan takdir, yang tidak bisa untuk dia baca sesuai dengan keinginan dirinya." ujar Moirea menangapi apa yang ditanyai Han Li Yan, "namun beberapa hal yang bisa aku jelaskan, terutama buat mereka agar terhindar dari hukuman suci." lanjutnya menatapi kearah presiden dan ajudannya berada.
Aku mengikuti kemana arah mata Moirea menatap. Ya, aku merasakan tiga energi kehidupan berada didepan sana, meski sosok mereka tidak terlihat dari sini.
"Oke, lantas hal apa yang bisa kamu jelaskan ke kami, kenapa aku di reinkarnasi bersama dengan ketiga orangku dan para putri-putri ku?" aku menanyakan hal yang ingin sekali aku tanyakan ke Moirea.
"Karena, aku membutuhkan kalian, aku membutuhkan kekuatan para putrimu, dan mungkin aku ingin kamu membantu mereka nanti, Loki." ujar Moirea yang sedikit berharap ke Loki.
"Aku tidak bisa terlalu berjanji untuk membantu."
Loki menjawabnya masih dengan nada santai, namun satu yang bisa ku pastikan saat menatap matanya yang tajam, Loki pasti sudah mengetahui sesuatu. Hal itu sungguh membuat aku semakin dipenuhi dengan rasa penasaran atas apa yang akan aku alami dengan takdirku saat ini.
"Setidaknya, bisakah kamu beritahu apa yang akan kami hadapi kedepannya, Bibi." pintaku ke Moirea.
"Hahaha, akhirnya kamu memanggilku Bibi juga." tutur Moirea kegirangan.
"AKU SEDANG SERIUS BERTANYA?" teriakku "nyesal aku tadi meminta dengan lembut." lanjut ku dengan menundukkan wajahku dan menggenggam kepalaku kesal.
"Iya, aku akan beritahu. Nanti akan muncul sekelompok orang yang mengaku sebagai utusan dan ada beberapa dewa yang ingin membuat kehancuran." jelas Moirea. "Hanya itu yang bisa ku beritahu, segala tindakan yang akan kalian lakukan, aku percayakan itu semua ke kamu, Aria."
Aku harus menerima apa yang diinginkan dari Moirea. Ku pandangi wajah yang lainnya, terlihat wajah yang tampak cemas namun berbeda dengan ekspresi yang diberikan oleh Mius. Pandangan yang menatap lurus tanpa menurunkan kewaspadaannya, menatap kearah Loki yang menunjukan tatapan seseorang yang sedang diliputi kemarahan.
'Apa yang kamu ketahui Loki, sampai kamu membuat wajah seperti itu setelah Moirea menjelaskan apa yang akan kami hadapi?'
......................