Season dua dari novel "AKU KAH ANTAGONISNYA"
tentang perjalanan cinta Beatrice dan Sankara setelah menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17 Pesta
Dari sekian banyak keluarga bangsawan yang naik ada satu kelurga yang memberi aura gelap pada Beatrice. Beatrice merasa tidak nyaman saat keluarga count naik ke atas panggung, gadis yang berdiri di belakang ibu nya menatap Beatrice dengan penuh kemarahan dan kebencian, sesuatu yang tidak di mengerti oleh Beatrice karena dia tidak mengenal gadis itu, bagaimana orang yang tidak dia kenal memancarkan aura kebencian sebesar itu.
"Kenapa Kamu terlihat tidak nyaman?" bisik Sankara saat melihat ekspresi Beatrice setelah acara perkenalan selesai.
"Tidak, hanya saja aku merasa ada seorang gadis yang terlihat sangat membenci ku, aku merasa tidak mengenal nya tapi gadis itu memelototi ku" ucap Beatrice.
"Bagaimana mungkin? Mungkin hanya Perasaan mu saja, nggak udah di fikir kan, kamu saat Ini ada di utara, kamu baru di sini dan belum mengenal bangsawan di sini bagaimana seseorang membenci mu tanpa alasan." hibur Sankara
"Kamu benar juga, mungkin hanya perasaan ku saja" ucap Beatrice.
"Kalian tidak berdansa, di mana etika mu sebagai laki laki, jika kaki kakek baik baik saja kakek tidak akan membiarkan Beatrice diam saja, kakek pasti akan mengajak nya berdansa, karena suami nya tidak memiliki inisiatif untuk mengajak nya berdansa" suara sarkasme dari Archduke melerai bisik bisik Sankara dan Beatrice.
"Tentu saja kakek, aku akan mengajak nya berdansa, ini adalah dansa pertama kami di pesta besar keluarga Estrillda." ucap Sankara dengan senyuman mengembang penuh kebahagiaan.
"Istri ku, boleh kah aku memiliki kehormatan mendapatkan satu lagu bersama mu?" tanya Sankara dengan badan menunduk dan tangan di julukan ke depan meminta tangan Beatrice
"Tentu saja suamiku, dengan senang hati" jawab Beatrice sambil meletakkan telapak tangan nya di atas tangan Sankara.
Dengan penuh kelembutan dan senyum terkulum Sankara dan Beatrice berjalan menuju lantai dansa yang memang masih kosong karena pemilik pesta belum memulia pesta dansa nya.
Setelah saling memberi hormat sebagai pembukaan kedua nya memulai dansa di iringi suara musik dari orkestra yang ada di sudut ruangan.
Kedua nya berputar dan melangkah serta meliuk dengan anggun seakan seluruh lantai dansa tersebut milik mereka sendiri.
Beatrice adalah penari yang hebat sedangkan Sankara adalah penari hebat dengan latihan yang keras demi bisa mengimbangi kemampuan dansa sang istri, dan ini lah hasil nya, dansa terindah yang mempesona semua orang.
Dansa mereka yang elegan di akhir dengan gemuruh tepuk tangan dari tamu tamu yang hadir.
Dan lagi lagi, Beatrice merasa mendapat tekanan penuh rasa Benci dari seseorang yang sama, saat mata Beatrice bertemu dengan mata coklat seorang gadis akhir nya Beatrice tau kalau itu bukan hanya perasaan nya saja.
Gadis itu menatap Beatrice dengan penuh kebencian, tatapan nya seakan mampu untuk melubangi besi saking tajam nya mata nya dia menatap.
Tapi saat Beatrice dan Sankara turun dan dance floor gadis itu menghilang di balik punggung orang tua nya.
***
Pesta besar itu berjalan dengan sangat lancar, suasana meriah dengan music dan dansa dari beberapa pasangan di sana, tidak hanya muda mudi bahkan juga pasangan lama yang usia nya tak lagi muda.
Hal yang paling spesial bagi para tamu adalah hidangan yang tidak biasa. Awal nya coba coba ujung ujung nya mereka nambah berkali kali, tidak hanya main course yang populer, deretan dessert yang di susun dalam piring pirang keramik kecil ludes hanya dalam beberapa menit saja, para pelayan bahkan sudah dua kali mengisi ulang meja dessert tapi hanya dalam hitungan menit meja prasmanan kembali kosong.
Beruntung Beatrice sudah memperkirakan hal itu, Beatrice membuat jumlah dessert 2 kali lipat jumlah tamu per item nya, jangan sampai pesta pertama yang dia kelola di rumah suami nya kekurangan satu apapun, tapi jika berlebih kastil Estrillda masih memiliki banyak staff yang akan membantu memakan nya.
Beatrice berjalan dengan anggun mendampingi Sankara yang berjalan mendekati satu persatu tamu ke meja mereka untuk menyapa para bawahan.
Hingga sampai ke sebuah meja.
"Salam sejahtera kepada yang mulia singa hitam utara?" seluruh keluarga tersebut yang berjumlah lima orang berdiri.
"Salam kepada Count dan countess Howard salam sejahtera juga buat kalian sekeluarga" jawab Sankara menjawab ucapan salam dari kepala keluarga tersebut.
"Perkenalan ini istri saya, Beatrice Estrillda. Istri ku, ini keluarga Count Howard salah satu keluarga Count di bawah yurisdiksi kita" ucap Sankara pada sang Istri dengan lembut.
Beatrice memandang satu persatu anggota keluarga tersebut. Kepala kelurga, Istri nya dua anak laki laki dan satu anak perempuan.
Saat mata mereka bertemu Beatrice langsung mengenal gadis itu, seperti nya gadis itu adalah anak ke dua keluarga tersebut, dia lah gadis yang sedari tadi menatap Beatrice dengan penuh kebencian.
"Selamat untuk pernikahan anda yang mulia, Seandainya saja perjodohan yang mulia dengan Camellia berjalan dengan lancar, hari ini pasti Camellia yang akan mendampingi anda sebagai nyonya rumah, dia adalah gadis yang sempurna yang bisa melakukan semua hal dengan baik" ucap pria itu dengan nada sarkastik yang terdengar jelas.
Gadis yang di panggil Camellia tersebut tersenyum malu malu dan menatap Sankara dengan sudut mata nya.
Akhir nya Beatrice mengerti apa penyebab dia mendapat kebencian sebesar itu dari orang yang tidak dia kenal.
Ternyata gadis ini adalah wanita yang jatuh cinta pada suami nya dan berharap menjadi istri dari Sankara.
Beatrice menatap gadis itu dan di saat yang sama gadis itu juga menatap nya. Beatrice merangkul lengan Sankara dan menghadiahi gadis itu senyuman mengejek yang terlihat jelas sangat mengandung provokasi.
Gadis itu seperi akan meledak melihat kedekatan Sankara dan Beatrice dia seperti ingin terbang dan mencekik leher Beatrice.
"Count, seperti nya ada salah paham di sini, dari awal saat anda melamar saya untuk putri anda saya sudah menolak, jadi tidak etis rasa nya menggunakan kata kata perjodohan yang memang tidak pernah ada di hadapan istri saya" ucap Sankara dengan nada dingin yang mencucuk tulang.
Wajah tua Count Howard memucat mendengar ucapan Sankara, ada ketakutan dalam suara nya saat mendengar teguran langsung dari Sankara.
"Maaf yang mulia, bukan itu maksud saya, saya hanya..."
"Hanya apa Count Howard, hanya mengejek istri saya karena dia bukan bangsawan utara? Dan dia tidak tau etika dasar adat adat utara? Tidak menghidangkan masakan khas utara?" tanya Sankara seakan bisa meraba isi kepala yang berusia pertengahan empat puluh tahun tersebut.
"Maaf yang mulia, maksud suami saya, jika putri kami yang jadi duchess kastil Estrillda tidak akan kehilangan unsur yang mencirikan daerah utara yang mulia, tapi karena lady bukan berasal dari utara pesta kali ini tidak seperti pesta biasa nya, dia kehilangan unsur yang paling penting" jawab Countess dengan kepala tertunduk.
"Ha.. Ha.. Ha... Seperti nya keluarga Count Howard sudah mulai tua hingga tidak bisa melihat sesuatu yang terlihat jelas, coba anda menatap sekeliling, apa kalian melihat wajah wajah kecewa di sini? Tidak. Semua orang takjub dengan perubahan yang di bawa oleh istri saya dan semua orang menikmati masakan dari resep nya, yah seperti putra kedua anda, seperti nya dia sangat menyukai masakan luar negeri yang di bawa istri saya" ucap Sankara sambil menunjuk putra bungsu Count Howard yang berusia tujuh tahun yang sibuk dengan rainbow cake dan ice cream nya hingga belepotan sampai ke pipi.
***