NovelToon NovelToon
Menikah Di Atas Perjanjian

Menikah Di Atas Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Merpati_Manis

Diputuskan begitu saja oleh orang yang sudah menjalin kedekatan dengannya selama hampir tujuh tahun, membuat Winda mengambil sebuah keputusan tanpa berpikir panjang.
Dia meminta dinikahi oleh orang asing yang baru saja ditemui di atas sebuah perjanjian.
Akankah pernikahannya dengan lelaki itu terus berlanjut dan Winda dapat menemukan kebahagiaannya?
Ataukah, pernikahan tersebut akan selesai begitu saja, seiring berakhirnya perjanjian yang telah mereka berdua sepakati?

Ikuti kisahnya hanya di lapak kesayangan Anda ini.
Jangan lupa kasih dukungan untuk author, ya. Makasih 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Winda Tegang

Seharian ini, Winda menanti kedatangan Arsen dengan hati gelisah. Entahlah, semenjak pulang dari sekolah Arsen tadi, Winda seolah tak lagi memiliki semangat untuk mempertahankan pernikahannya. Bahkan, Winda sempat berpikiran ingin menyudahi secepatnya.

Akan tetapi, Winda kemudian teringat dengan ibunya yang sudah sangat antusias menyiapkan resepsi pernikahannya dengan Bisma. Selain itu, Winda juga teringat dengan Arsen. Bagaimana dengan bocah yang telah berhasil mencuri hatinya itu jika tiba-tiba dia pergi dari sana?

Winda lalu berniat untuk berbicara dari hati ke hati dengan Arsen jika bocah itu sudah pulang sekolah nanti. Winda harus memulainya dari sekarang agar jika dia pergi nanti, Arsen bisa menerima keputusannya.

"Itu mereka," gumam Winda seraya beranjak dari meja makan, lalu berjalan dengan cepat untuk menyambut kedatangan Arsen.

"Bunda!" seru Arsen yang langsung menghambur ke arah Winda.

Setelah puas memeluk Winda, Arsen lalu memindai penampilan Winda. "Kok, Bunda Winda belum mandi?"

"Memangnya kenapa, Sayang?"

Ya, Winda sampai enggan untuk mandi gara-gara memikirkan kelanjutan pernikahannya dengan Bisma. Dia yang tadinya sudah memantapkan hati hanya ingin menikah sekali saja seumur hidupnya dan akan Berjuang untuk meraih hati Bisma, kini berubah pikiran.

Selain karena melihat kenyataan jika pesona Bisma di luar sana banyak dikagumi wanita-wanita modis seperti dua guru Arsen tadi, sikap Bisma yang masih saja datar juga menjadi pertimbangan Winda.

Karena tak ingin berharap lebih pada Bisma, sore ini Winda jadi enggan untuk menyambut tangan suaminya itu. Tidak seperti kemarin, di mana Winda berusaha untuk menjadi istri yang sebenarnya sehingga ketika Bisma datang, dia langsung meraih tangan sang suami dan mencium punggung tangannya dengan takdzim.

"Memangnya, Ayah Bisma tidak memberi tahu Bunda kalau kita akan keluar?"

Pertanyaan Arsen kemudian, berhasil mengurai lamunan Winda. Winda kemudian menatap Bisma—laki-laki yang senantiasa menunjukkan sikap dingin padanya itu—dengan tatapan penuh tanya.

Mendapati tatapan seperti itu dari Winda, Bisma bukannya menjawab, tapi malah mengulurkan tangan. Terpaksa Winda menerimanya, lalu mencium punggung tangan Bisma dengan takdzim.

"Memangnya, kita mau ke mana?" tanya Winda kemudian tanpa embel-embel penyebutan mas seperti biasanya.

"Arsen, Sayang. Arsen ganti baju dulu, gih!" Perintah Bisma yang sepertinya sengaja mengusir Arsen agar mereka berdua bisa bicara dengan lebih leluasa.

"Siap, Ayah!" balas Arsen yang kemudian segera berlari menuju kamarnya.

"Kamu tadi pagi dari mana?" tanya Bisma setelah pintu kamar Arsen tertutup rapat.

Winda mengernyit.

"Kata satpam di depan, tadi pagi setelah kami berangkat kamu pergi naik taksi."

"Oh ... itu. Aku cari kerja," balas Winda setelah sejenak berpikir.

"Untuk?"

"Ya, agar aku nggak bergantung pada Mas. Dari awal, kan —"

"Bisa, nggak, kalau sampai seminggu ke depan kamu di rumah saja? Kamu, kan, harus mempersiapkan stamina untuk resepsi pernikahan yang udah disiapkan Ibu. Aku tidak mau jika sampai kamu sakit karena kelelahan bekerja, lalu Ibu menyalahkan aku," sahut Bisma sebelum Winda membahas isi perjanjian yang telah mereka berdua sepakati.

Winda menatap heran ke arah Bisma yang kali ini berbicara panjang dan terdengar sangat lancar. Layaknya seorang suami yang sedang menasehati istrinya, begitu pikir Winda.

"Aku 'kan bosan, Mas, sendirian di sini," protes Winda kemudian dengan sejujurnya.

Sejenak, Bisma terdiam. Begitu pula dengan Winda. Mereka berdua yang masih sama-sama berdiri, lalu saling pandang.

"Duduk dulu, yuk, Mas. Pegel, tahu, berdiri terus," ajak Winda yang kembali mencair, tak seperti tadi ketika Bisma dan Arsen baru saja datang.

Bisma menurut. Mereka berdua kemudian duduk dengan saling berhadapan.

"Sejak Ayah meninggal, aku udah terbiasa hidup mandiri, Mas. Aku terbiasa bekerja membantu karyawan di kafe. Jadi, jika seharian aku harus berdiam diri dan nggak melakukan apa-apa, badanku malah rasanya sakit semua," terang Winda.

"Kamu sendiri yang mengelola kafe? Buat apa?"

Winda menatap Bisma ragu.

"Tidak perlu kamu jawab jika kamu keberatan," lanjut Bisma setelah menyadari tatapan Winda.

Winda menggeleng cepat. "Ibu memang sangat mampu membiayai aku kuliah, Mas. Tapi, aku memilih mengelola kafe peninggalan Ayah sambil bekerja karena —" Untuk sejenak, Winda menjeda ucapan.

Winda menjeda bukan karena ragu untuk menceritakan tentang kisahnya bersama Leon pada Bisma, tapi dia berusaha memilih kalimat yang tepat. Setelah menemukan kalimat pembuka, Winda kemudian menceritakan dengan lancar kisah perjalanan cintanya dengan Leon.

Sepanjang Winda bercerita, Bisma hampir tak berkedip menyimak cerita Winda. Tunggu-tunggu. Bisma benar-benar menyimak cerita Winda atau mengagumi kecantikan istrinya itu?

Entahlah. Meski sedari tadi Bisma menatap Winda, tapi ekspresinya tak tertebak.

"Jadi intinya, kamu butuh kegiatan?" Bisma menyimpulkan setelah Winda selesai bercerita.

Winda mengangguk.

"Kalau aja pekerjaanku udah jelas, kamu boleh aja, sih, ikut aku bekerja biar nggak bosan di sini sendirian. Tapi sayangnya, pekerjaanku juga belum jelas."

Winda menghela napas panjang. Wanita itu terlihat sedikit kecewa mendengar perkataan Bisma.

Tadinya, Winda berharap Bisma akan tetap mengajaknya ke tempat kerja meski suaminya itu baru belajar pada Nicholas—seperti yang Bisma katakan kemarin sore—karena siapa tahu Winda bisa membantunya, bukan? Namun, Winda merasa tak memiliki hak untuk mendesak agar Bisma mengajaknya.

"Gimana kalau untuk seminggu ke depan, kamu yang antar jemput Arsen?" tawar Bisma kemudian.

Entah angin apa yang membisiki Bisma hingga laki-laki itu tiba-tiba saja berubah pikiran. Padahal, kemarin sewaktu Winda ingin mengantar Arsen, Bisma dengan tegas melarang.

Sementara Winda yang mendengar tawaran Bisma hampir saja berseru senang. Namun, buru-buru dia tahan suaranya agar tidak keluar. Winda jadi teringat dengan kejadian tadi pagi di sekolah Arsen.

"Nggak-nggak! Nggak mungkin aku menerima tawaran Mas Bisma. Tadi aja, aku ke sekolah Arsen dan menanyakan lowongan pekerjaan. Aku juga menanyakan apakah ada anak yang bernama Arsen sekolah di sana? Masak tiba-tiba aku datang lagi ke sana untuk mengantar Arsen sekolah? 'Kan, nggak lucu!" batin Winda sehingga wanita itu menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

"Kenapa?"

"Arsen udah siap, Ayah, Bunda." Suara Arsen berhasil menyelamatkan Winda untuk tak menjawab pertanyaan Bisma.

"Kok, Bunda tetap belum mandi?" tanya Arsen setelah melihat ke arah Winda.

Bisma menatap Winda, lalu memberikan isyarat agar Winda segera bersiap.

"Iya, Sayang. Bunda siap-siap sekarang. Arsen tunggu sebentar, ya." Winda pun segera berlalu menuju kamar Bisma karena semua pakaiannya ada di sana.

Tak berapa lama, Winda keluar dengan tampilan berbeda. Winda mengenakan dress panjang yang terlihat modis. Riasan tipis di wajahnya, semakin membuat kecantikan Winda terpancar hingga membuat Bisma sejenak terpana.

"Ayah, ayo! Kami sudah siap!" Seruan Arsen, terpaksa mengalihkan perhatian Bisma dari Winda.

Mereka bertiga segera meninggalkan unit apartemen.

"Memangnya, kita mau ke mana, Mas?" tanya Winda setelah mereka berada di mobil.

"Ke suatu tempat," jawab Bisma yang kembali ke stelan awal, tak seperti ketika mereka berdua sedang berbincang tadi.

Winda yang bingung dengan sikap Bisma, tak lagi bertanya. Dia memilih fokus dengan pemandangan di sebelah kirinya. Andai dia duduk di bangku belakang bersama Arsen, Winda pasti akan mengajak bocah itu bercanda. Sayangnya, Arsen menolak ketika Winda ingin menemaninya.

Winda terlihat keheranan ketika mobil Bisma berhenti di area parkir sebuah butik terkenal.

"Aku udah pesan baju pengantin untuk kita. Kamu harus coba dulu meski Ibu udah kasih ukuran bajumu." Bisma berkata sambil berlalu masuk ke butik.

"Ayo, Bunda!" ajak Arsen sambil menggandeng tangan Winda.

Mau tak mau, Winda ikut masuk meski dengan menyimpan kedongkolan di hati. Harusnya, Bisma yang menggandeng tangannya, bukan malah Arsen! Memangnya, yang suaminya Winda itu siapa? Begitu pikir Winda.

"Perkenalkan Ir, dia istriku," kata Bisma yang sudah bertemu dengan pemilik butik.

Ira, pemilik butik itu pun tersenyum pada Winda. "Wah, pinter milih istri kamu, Bis. Cantik dan anggun," puji Ira dengan tulus.

"Mbak Ira bisa aja. Mbak juga sangat cantik," balas Winda seraya tersipu.

"Hai, Tampan. Kamu pasti senang, ya, punya Ka —"

"Maaf, Mbak Ira. Tamu yang hari ini mau ngambil gaun pengantin sudah datang." Kedatangan seorang karyawan butik, membuat Ira yang sedang menyapa Arsen, tak melanjutkan kalimatnya.

"Oh, Mbak Lidya dan Mas Leon, ya? Suruh langsung ke sini saja, Ris. Kebetulan, Pak Bisma ini temannya Mbak Lidya." Perintah Ira sembari melirik Bisma dengan senyuman yang sulit ditebak.

Sementara Winda yang mendengar nama Leon, terlihat tegang.

bersambung ...

Terima kasih buat kalian semua yang masih setia membersamai Winda 🥰🥰

1
Atik Marwati
mungkin Arsen anak dari sdaranya Bisma yang meninggal
CintaAfya
masih penasaran siapa mama Arsen yg sebenarnya.. apakah mama Arsen sudah meninggal atau masih hidup.. bnyk pertanyaan yg bermain di pikiran.. semoga terungkap segala masa lalu Bisma
Mulaini
Masih di buat penasaran sama author dan Bisma dan jangan-jangan mereka pada lagi kerja sama nih buat penasaran hehehe...
Hafifah Hafifah
yah g sabar deh nunggu lanjutannya
Hafifah Hafifah
jangan" mamanya arsen udah meninggal nih
Hafifah Hafifah
cie cie cie seneng nih ye lw sibisma g akan pernah kembali ama mantan
Hafifah Hafifah
padahal udah g sabar deh nunggu penjelasannya si bisma🙊🙊🙊
Murni Zain
Mbak Hind... please jangan buat sembuh s Lisa tu ya' ☺ aku takut dia jd ngerecokin Rt Bisma dn Winda. 🙏🙏🙏
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
eih penasaran ni thor gimana lanjut
Zaskia Natasya
lanjut kak diusahain up doubel dong/Good//Good/
Sonya Kapahang
Mudah²an Lisa ga ngerecokin hubungan Bisma sm Winda..
Zayyin Arini Riza
Mbak Hind.... jangan lama update nya ya.... penisirin nih sama si misterius mas Bisma.
Nar Sih
mulai terungkap msa lalu bisma ,seperti nya suami mu udah mulai ada rsa pada mu winda ,kak thorr masih penasaran dgn mama arsen nih...lanjut kakk👍
Yulafti Sandra
lanjut dong thor
Zayyin Arini Riza
Sedikit demi sedikit mulai terkuak jati diri Bisma...
Zaskia Natasya
lanjut kak semangatttt/Rose/
Naning Erwina
Makasih jg udh Up Kak Hind...
Semangat terus Kak.... qt selalu nungguin Bisma-Winda Up lg...❤🌹
Mulaini
Apa nona Lisa adiknya Bisma atau mantan ya dan benar Winda ikutan pusing nih kepala menebak² siapa Bisma dan nona Lisa sebenarnya hehehe...
Sonya Kapahang
Iiiiihhhhh... Mbak Hind.... Aku penasaraaaaannnnnnnn... 😖😖😖
Putri Chaniago
apa mungkin Lisa adiknya Bisma n Arsen anaknya anak hasil pelecehan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!