Rise Of The Cruel Antagonist

Saat Keira kembali membuka matanya bau obat-obatan cukup menusuk hidungnya, Keira menyadari kalau saat ini dia sudah ada di rumah sakit.

menatap ke arah samping ternyata tidak ada siapa-siapa di sampingnya, Keira bingung jadi siapa yang membawanya ke rumah sakit? Apa ayahnya atau Nara, atau justru orang lain.

sebenarnya keira sangat berharap kalau itu ayahnya tapi dia tidak mau berharap terlalu banyak, tapi sebagai seorang anak keira tetap mengharapkan kalau itu benar-benar ayahnya.

sampai tiba-tiba ruangan rawatnya dibuka dan keira melihat kalau yang datang adalah Nara, saat Nara melihat kalau Keira sudah sadar dia langsung buru-buru mendekati keira.

"Kei lo udah sadar, ya ampun gue bener-bener khawatir banget sama lo, Untung aja lo nggak apa-apa," ujar Nara dengan nada khawatir, Nara memang sangat mengkhawatirkan Keira, karena saat keira menghubunginya tapi tidak mengatakan apa-apa Nara sudah merasa ada yang aneh.

Nara merasakan kalau telah terjadi sesuatu pada sahabatnya tersebut, tanpa pikir panjang Nara langsung membawa mobil milik ibunya untuk mencari Keira, Nara bahkan meminta bantuan nevan untuk mencari tahu di mana lokasi Keira.

setelah mendapatkan lokasi keberadaan Keira Nara segera mengemudikan mobilnya ke tempat Keira berada, begitu Nara sampai dia sudah melihat keira tergeletak di tanah, dengan keadaan yang sangat menakutkan, darah berceceran di mana-mana dan motor Keira rusak parah.

Keira menatap Nara dengan senyuman lembut, ternyata pada akhirnya orang yang paling diharapkan tidak datang," gue gak papa kok, kepala gue cuma sedikit sakit aja," jawab Keira meskipun saat ini bukan hanya kepalanya saja yang sakit, tapi kaki, tangan dan seluruh badannya.

kaki kanan Keira patah, dan tangan kirinya terkilir, selain itu kepalanya juga harus mendapatkan perawatan karena benturan yang sangat keras.

" gue bantuin minum ya ..," Nara

Keira menganggukan kepalanya dan perlahan-lahan Nara memberikan minum pada Keira, setelah minum Nara kembali membantu Keira istirahat.

Nara tersenyum lembut pada Keira, dia merasa sangat bahagia karena sahabatnya selamat dari maut, Nara awalnya mengira kalau dia tidak bisa memperbaiki apapun, tapi ketika melihat Keira sadar rasa tertekan di dalam hatinya perlahan-lahan mulai terlepas.

"sekarang lo istirahat ya, gak usah mikirin yang lainnya gue bakal ngurus semua kebutuhan lo selama di rumah sakit. tapi tadi gue belum sempat kabarin paman, gimana kalau gue telepon mereka sekarang." tawar Nara, yang dimaksud Nara adalah keluarga Keira.

senyuman Keira langsung membeku tapi dengan cepat kembali normal," gak usah gue nggak papa kok, cukup Lo aja yang ada di sini gue nggak mau semua orang tahu kalau gue kecelakaan, gue nggak mau buat mereka khawatir." jawab Keira, yang sebenarnya Keira sudah sangat kecewa kepada ayahnya dan tidak mau mengharapkan apa-apa lagi.

Jika ayahnya benar-benar ingin menghancurkan hubungan antara anak dan ayah Keira tidak akan keberatan, Keira sudah benar-benar sangat lelah memberikan kesempatan untuk ayahnya selama beberapa tahun, dan sekarang dia tidak mau lagi berjuang, dia hanya ingin menikmati hidupnya tanpa harus memendam rasa sakit dan kecewa terus menerus.

Nara yang mendengar itu mengerti, dan Nara tidak akan pernah lagi memaksa Keira untuk memperbaiki hubungan nya dan ayahnya, Nara tahu mungkin hubungan mereka jauh lebih buruk dari apa yang dia kira, jadi tidak ada gunanya jika memaksakan sesuatu.

"oke, gue nggak bakal kasih tahu siapa-siapa, tapi kalau nyokap sama bokap gue gimana?" tanya Nara, karena mereka sudah sangat lama berteman Keira juga memiliki hubungan yang sangat baik dengan kedua orang tuanya.

"kalau mereka boleh, gue juga kangen banget sama Om sama Tante," jawab Keira dengan senyuman.

"Oke nanti gue hubungi mereka, sekarang Lo istirahat ya jangan banyak gerak dulu, gue bakal jagain Lo di sini,"

Keira menganggukan kepalanya dan kembali istirahat, tubuhnya masih benar-benar sangat lemah dan Keira memang butuh banyak istirahat.

Nara menatap wajah Keira yang mengalami goresan akibat kecelakaan, Nara juga merasa sedih pada nasib sahabatnya," kei ..., maafin gue ya karena gue nggak bisa lindungi Lo sepenuhnya, gue pikir semuanya bakal berjalan baik-baik aja." gumam Nara, karena di kehidupan yang lalu daerah tidak pernah mengalami kecelakaan seperti ini sehingga Nara tidak bisa menebak.

Nara hanya tahu beberapa kisah dari Keira, atau mungkin dulu sahabatnya memang pernah mengalami kecelakaan tapi dia tidak tahu, memikirkan hal tersebut Nara kembali merasa semakin bersalah, dulu dia hanya fokus dengan Lana sehingga tidak terlalu perduli dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

bahkan saat dia mengetahui semuanya dia terlambat, terlambat untuk membantu Keira yang dia anggap sahabat.

Nara menundukkan kepalanya menatap lantai rumah sakit," Aruna, Lana, gue tahu selama ada kalian berdua di dunia ini, kehidupan tidak akan pernah berjalan damai." gumam Nara.

Nara hanya mengetahui kebencian Aruna terhadap Keira, dan dia sudah menduga kalau pasti terjadi sesuatu pada Keira saat dia sampai rumah, karena saat mereka pergi meninggalkan toko kue semuanya baik-baik saja.

Nara mengambil HP-nya, menggenggam erat hp yang ada di depannya seolah-olah ingin menghancurkannya, menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya sebentar sebelum kembali membukanya.

Setelah ini semua hubungan antara kakak dan adik tidak akan pernah lagi ada di dunia ini!

Nara menggunakan akun samaran yang telah lama dia siapkan, bahkan menggunakan kartu baru, dan telfon baru.

Mengklik dua foto dan langsung menguploadnya di internet, foto-foto tersebut adalah milik Lana yang sedang bercinta dengan Deni dkk di hotel, Nara sengaja menutup wajah Deni dkk, dan hanya memperlihatkan wajah anak di dalam foto tersebut.

Nara menambah kata-kata pada foto yang dia unggah dengan kata '' seorang gadis cantik yang sedang bersenang-senang dengan beberapa pria di hotel ''

Nara bahkan menambahkan lokasi di mana tempat kejadian, menandingi akun Lana, nama sekolah, dan kota, setelah semuanya Nara segera mengklik oke dan foto tersebut langsung tersebar di internet.

Nara menatap hpnya sendiri, dengan ini semua orang akan melihat unggahan miliknya, Nara segera mengeluarkan kartu dari HP tersebut mematahkannya menjadi dua dan membuangnya ke kotak sampah, setelah itu menonaktifkan HP yang dia gunakan.

"Lana maafin kakak, tapi kamu yang mulai semua ini sejak awal ..," gumam Nara.

Nara baru hanya menyebarkan beberapa foto, dan belum menyangka dengan video karena semuanya harus bertahap, Nara tidak akan pernah melepaskan Lana begitu juga dengan Aruna karena mereka harus mendapatkan balasan atas apa yang telah mereka lakukan.