"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
baru 35
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
35
"Kamu mau ngomong apa Lano?" tanya Keina karena anaknya itu hanya diam saja.
"Ayah, Ibu sebenarnya aku sudah punya anak." ungkap Delano lirih.
Pluk!!!
Buah yang mau di suap Firman ke mulutnya jatuh begitu mendengar ucapan anaknya. Terkejut, jelas karena ini bukanlah berita bahagia jika memang itu terjadi.
"Kamu kalau ngomong jangan asal Lano. Anak, anak dari mana sedangkan kamu saja belum menikah sama sekali." Keina menatap putranya dengan tajam. Tidak ingin rasanya dia mendengar kata itu dari mulut putra yang begitu di didiknya dengan baik.
Delano menggeleng beberapa kali. "Aku tidak bagi bercanda Bu, Yah. Aku memang sudah memiliki anak dan sekarang umurnya sudah lebih kurang 10 tahun." jawab Delano dengan raut wajah sedih kasat akan penyesalan.
Keina menutup mulutnya karena kaget di tambah rasa tidak percaya dengan ucapan putranya. Namun di balik itu semua ada rasa sesal yang dia rasakan kenapa anaknya sampai berbuat seperti itu.
"Kapan kamu menikah Lano? dan kenapa juga kamu baru ngomong sekarang sama kami setelah anak kamu sudah sangat besar? Apakah kamu tidak menganggap kami orang-tua kamu lagi sampai-sampai hal sebesar ini baru kamu kasih tahu sama kami setelah sekian tahun?"
Jangan ditanya betapa kecewanya Keina dengan anaknya itu. Padahal selama ini dirinya sudah sangat menginginkan seorang cucu tapi anaknya itu beralasan belum mau berumah tangga, lantas apa sekarang yang dia dapat dari anaknya, kabar yang sangat membuatnya sedih dan kecewa.
"Kenapa kamu menutupi semuanya dari ayah dan Ibu, Lano? apakah kamu benar-benar tidak menganggap kami sebagai orang-tua kamu lagi?" Delano lantas menggeleng kala mendengar ucapan ayahnya begitupun dengan ibunya tadi.
"Aku belum menikah Bu, Yah. Anak itu Menag anakku yang hadir karena kesalahanku di masa lalu." lirih Delano terasa begitu berat mengatakan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
"Astagfirullah Lano, apa ini? kenapa kamu malah jadi--" Keina tidak bisa melanjutkan ucapannya karena benar-benar kecewa dengan anak semata wayangnya. Rasa tidak menyangka itu jelas dirasakan Keina kepada sang putra.
"Maafkan aku, Bu, Yah. Aku benar-benar menyesal dengan semua hanya aku lakukan dulu." Air mata Delano merembes keluar dari matanya.
"Ayo kita temui anak kamu, Lano. Ibu ingin melihatnya." Keina berdiri mendekat pada anaknya membuat Delano menggelengkan kepalanya.
"Kenapa kamu tidak mau membawa Ibumu bertemu dengan anak kamu Lano? apakah sekarang kamu benar-benar tidak kasihan sama kami yang sudah tua ini?" ujar Firman setelah melihat reaksi anaknya itu.
Kalau boleh saja jujur, Firman amat menyesal dengan apa yang di lakukan anaknya. Setelah sekian tahun lamanya anaknya itu baru jujur di tambah anak itu bukan dari hasil pernikahan. Sakit dan kecewa terasa begitu besar, tapi semua apakah bisa kembali seperti semula tentu saja tidak.
"Maaf Bu, Yah. Bukan aku tidak mau membawa ibu dan ayah bertemu dengan anak itu. Bahkan aku saja belum pernah melihat bagaimana rupa wajahnya," lirih Delano yang masih bisa di dengar Keina maupun Firman.
"Maksud kamu bagaimana Lano? kamu saja belum melihat wajah anak itu lantas bagaimana bisa kamu mengakui anak yang tak tau rupanya itu sebagai anak kamu?" Kini Firman bingung sendiri dengan anaknya.
"Karena dulu saat dia baru tumbuh di rahim ibunya aku menolaknya dan meminta wanita itu menggugurkannya karena aku yakin itu bukan anakku saat itu Ya--"
Plak!!!!
Plak!!!
Plak!!!
Tiga kali tamparan dilayangkan Keina ke wajah anaknya yang sedari bayi dia asuh dan didik agar tidak salah jalan dan sekarang nyatanya didikannya begitu membuatnya gagal sebagai seorang ibu.
"Mas, aku sudah gagal Mas. Aku benar-benar sudah gagal dalam mendidiknya." Air mata Keina keluar dengan deras.
TBC