NovelToon NovelToon
RUMAH EYANG

RUMAH EYANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Iblis
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"

Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.

Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 6. Tiga Hari pertama

Dara masih memainkan piano nya dengan nada yang menyayat hati, entah bagaimana bisa Dara memainkan nada itu dengan lancar tanpa salah sedikitpun, padahal itu adalah kali kedua Dara memainkan lagu nya. Dan ketika lantunan nya berakhir.. Dara merasa sesuatu keluar dari dirinya, entah apa..

'Apa itu tadi?' Batin Dara.

"Hiks.. Hiks.. Hiks.."

Dara terkejut saat tiba - tiba mendengar suara tangisan, Dara menoleh kebelakang dan ternyata itu adalah eyang nya yang tengkurap di lantai menatap Dara.

"Ya allah, eyang." Dara langsung bangun dan menghampiri eyang nya.

"Bi, tolong Eyang.." Teriak Dara, dia panik karena eyang nya menangis.

"Huhuhu.. Hiks.. Hiks.."

"Ya Allah, kok eyang bisa sampe sini.." Ujar bi Endang, dia tergopoh - gopoh menghampiri eyang.

Karena tidak ada laki - laki di rumah, akhir nya Dara, bi Endang dan bi Lastri lah yang menggendong eyang dan menaikan nya ke atas kursi roda eyang.

"Eyang kenapa??" Tanya Dara khawatir..

Tapi eyang nya kini malah diam seribu bahasa, dia masih sesenggukan tapi matanya hanya terus menatap kearah piano itu. Akhir nya Dara mendorong kursi roda eyang dan membawa eyang masuk kedalam kamar nya. Dengan susah payah Dara memindahkan eyang nya keatas ranjang dan membaringkan nya.

"Eyang nggak kenapa - kenapa kan?" Tanya bi Endang.

Bi Endang dan bi Lastri memeriksa anggota tubuh eyang, mereka takut eyang ada luka saat mengesot di lantai. Entah bagaimana caranya eyang bisa sampai di ruang tengah yang terdapat piano, padahal kamar nya lumayan jauh.

"Aku mau istirahat." Ujar eyang.

Dara yang mendengar itu pun akhir nya mengangguk dan pergi dari kamar eyang nya, Dara sangat terkejut karena kejadian nya begitu cepat.

'Kok gue nggak sadar ada eyang tadi, udah berapa lama coba eyang di lantai.' Batin Dara.

Bingung hendak melakukan apa.. akhirnya Dara masuk kedalam kamar nya dan mencoba membuka kembali ponsel nya, yang tentu saja tidak ada sinyal di dalam nya.

"Hadehhh.. Sinyal susah, tempat sepi, gini amat." Gumam Dara.

Dara lalu membaringkan tubuh nya di atas ranjang sambil menatap langit - langit kamar nya.. dan dia pun terlelap tidur.

3 Hari kemudian..

Sudah tiga hari tanpa terasa Dara tinggal di rumah eyang nya, dan sampai sekarang Dara masih belum bisa mendapat sinyal di ponsel nya. Dara ingin kembali ke sungai, tapi bi Lastri benar - benar melarang nya. Dalam tiga hari itu.. Dara tidak mengalami kejadian aneh apapun, dia menjalani hari - harinya dengan normal bahkan kini Dara sudah mulai bisa dekat dengan eyang nya.

Dara juga tidak melihat tante nya lagi, saat dia bertanya pada bi Endang dimana tante nya.. bi Endang bilang tante nya Dara jarang pulang dan menetap di daerah yang lebih ramai untuk pekerjaan nya.

Dan malam ini.. Dara tiba - tiba saja terbangun dari tidur nya setelah mendengar suara ketukan di kaca jendela kamar nya. Saat Dara membuka mata, saat itu juga terdengar suara gemuruh petir dan suara hujan lebat.

"ZRRAAAZZZZHHHH!!"

"Jlederr!!!"

Dan yang paling mengganggu adalah suara ketukan di jendela kamar nya..

"Tek! Tek! Tek! Tek! Tek!"

Dara bangun dan mencari ponsel nya, dan dia melihat ternyata itu masih jam 00.23. Yang artinya Dara masih belum lama tidur.

"Ish, bunyi apa sih." Dara kesal.

Dan saat Dara hendak turun dari ranjang, saat itu juga tiba - tiba mati lampu.

"Tas!"

Dara seketika celingukan karena kamar itu jadi begitu gelap, dia yang niat nya hendak mengecek suara yang terus mengetuk di jendela nya kini mengurungkan niat nya karena dia kini melihat siluet seseorang berdiri di depan kaca jendela nya.

'Apa tuh, maling kah?' Batin Dara.

"Tek! Tek! Tek! Tek!"

Dari kilatan cahaya petir Dara bisa melihat orang itu masih berdiri di sana, tapi di sisi lain Dara juga tidak berani turun dari ranjang, dia takut gelap. Dara meraba - raba ponsel nya di ranjang tapi dia tidak juga menemukan nya, akhir nya dengan nekat Dara turun dari ranjang nya dan lari keluar kamar.

"BRAK!!"

"Akh!!" Kening Dara sampai menabrak lemari hias karena tidak bisa melihat apapun.

"Aduh, sakit.."

Dan saat yang bersamaan juga, Dara mendengar suara eyang nya berteriak sangat keras..

"Aaaaarrgghh!!! Pergi!! Pergi dari sini!!"

"Eyang." Gumam Dara, dengan kepala pusing dia berjalan meraba dinding untuk menuju kamar eyang nya.

"PERGIII!!!"

Dara masuk kedalam kamar dan dia berlari menghampiri ranjang eyang nya yang sedang menangis ketakutan sambil berteriak.

"PERGIIIIIIIIII!!!" Teriak eyang nya.

"Eyang, Astagfirullah.. Eyang kenapa?" Tanya Dara, dia meraba raba eyang nya lalu tangan eyang nya menyambut tangan Dara dan langsung di tarik.

Dara yang tidak siap langsung terjerembab ke depan dan menimpa eyang nya dan saat itu juga eyang nya menangis memeluk Dara. Dengan menahan sakit di kepala nya dan sakit kerena kakinya terkilir, Dara mencoba menenangkan eyang nya.

"Jangan takut eyang, Dara disini." Ujar Dara.

"Suruh dia pergi, cepat suruh dia pergi!" Ujar eyang nya.

"Nggak ada orang eyang, cuma ada Dara sama eyang di kamar ini." Ujar Dara.

Dan saat itu juga bi Endang dan bi Lastri masuk kedalam kamar eyang dengan tergopoh gopoh sambil membawa lilin, mereka terkejut melihat kening Dara yang ternyata berdarah.

"Non, ya Allah non kening nya kenapa berdarah?" Tanya bi Lastri.

"Nggak apa - apa bi, tadi panik lari nggak keliatan ada lemari, aku tabrak." Ujar Dara.

"PERGGIIII..!!!" Eyang nya Dara masih saja berteriak.

"Udah nggak ada eyang, udah nggak ada. Udah pergi, udah pergi." Ujar bi Endang.

Eyang nya Dara memeluk Dara dengan sangat erat, sementara Dara sendiri malah mendadak merasa kepalanya berputar dan suara semua orang tampak makin kabur. Dan tak lama Dara pun pingsan..

"Ya Allah non." Bi Lastri menangkap kepala Dara sebelum terbentur ke kepala ranjang.

Bi Lastri dan bi Endang kini makin panik karena Dara pingsan, di tambah lagi eyang masih terus menangis berteriak mengusir entah siapa yang di lihat eyang.

 

Lalu entah sudah berapa lama, Dara pingsan.. dia sadar dan kini membuka matanya dan ternyata dia sudah balik ke dalam kamar nya sendiri.

"Eh, kok aku di kamar." Gumam Dara.

Dan ketika Dara mengedarkan pandangan nya, dia melihat tantenya yang beberapa hari lalu duduk di meja makan, kini sedang duduk di ujung ranjang menatap dirinya.

"Tante? Tante pulang?" Tanya Dara.

"Iya.." Sahut nya.

"Eyang gimana tante?" Tanya Dara, entah kenapa kepalanya masih terasa sangat pusing.

"Dara.. apa kamu sedang haid?" Tanya tantenya, malah menanyakan Dara.

"Haid?" Gumam Dara.

"Kalau sedang haid, jangan dekat - dekat sama pohon besar di depan ya ndok." Ujar tante nya.

"Eh, kanapa tante?" Tanya Dara.

"Karena ada yang ikut denganmu, dari pohon itu. Jangan kesana lagi ya ndok." Ujar tante nya.

Tante Dara berdiri dan mendekat pada Dara, ia lalu mengusap kepala Dara sambil tersenyum. Setelah nya tante nya pun berjalan pergi dan keluar dari kamar Dara, Dara hendak mengejar tante nya untuk melihat keadaan eyang nya juga tapi ketika dia menginjak lantai..

"Bruk!"

"Aduh."

Dara malah jatuh di lantai, dan seketika itu juga bi Lastri masuk.

"Non, Alhamdulillah udah sadar. Gimana keadaan nya non Dara?" Tanya bi Lastri.

"Nggak apa - apa bi, eyang gimana?" Tanya Dara.

"Eyang udah tenang, udah baik - baik aja.. Ya Allah, bibi panik tadi, non Dara tiba - tiba pingsan." Ujar bi Lastri

Dan saat itu, Dara merasakan keram di perut nya.. Sepertinya apa yang di katakan tante nya benar, Dara..

'Aku haid..' Batin Dara.

BERSAMBUNG

1
Seroja
biasanya untuk membedakan kakek dan nenek dengan panggilan eyang itu eyang kakung (kakek) dan eyang putri (nenek)
Ceu kokom Cintiya
novel yv bagua
Susilawati
pasti makhluk menyeramkan yg di lihat eyang itu yg bukain pintunya, dia sengaja biar eyang keluar dan pergi ke sungai dan eyang kecebur di sungai.
Hary Nengsih
cari tau ada apakah d rumah itu
Zuhril Witanto
apa mungkin makhluk yang nemplok dirumah eyang
Zuhril Witanto
sedih😭😭
Zuhril Witanto
mudah2an eyang sembuh
Zuhril Witanto
apa itu pegangannya eyang
Ricka Monika
bagus banget ceritanya,kayak kisah nyata,atau emang betul nih kisah nyata.
✎🍁🅝🅐🅢🅘 🅚🅤🅝🅘🅝🅖🐝✍: Beberapa adegan yang othor tulis di sini, berdasarkan kisah nyata kak, sisa nya imajinasi othor supaya bisa menggabungkan kisah - kisah nyata itu. 😁
total 1 replies
Ricka Monika
lah bersambung padahal lg seru seru nya baca,bagus x ceritanya
Husein
kenapa ga pindah rumah aja sih.... serem gitu...
ato ga bisa pindah rumah karena ada sesuatu yg mengikat di rumah itu?
Ricka Monika
mungkin Tante Melisa x ya yg di maksud si nenek
Ricka Monika
lah si dara di suruh pakdenya baca doa bukannya baca dia,
Ricka Monika
jahat banget nih yg nyanyet,tinggal menunggu karma nih yg nyantet
Ricka Monika
tolong artikan dlm bhs indonesia
✎🍁🅝🅐🅢🅘 🅚🅤🅝🅘🅝🅖🐝✍: "Ini yang di sebut ada masalah pasti akan ada jalan keluar nya"

Gitu kak
total 1 replies
Ricka Monika
kayaknya eyang kerasukan arwah Tante dara
Ricka Monika
kayaknya Tante dara ini sudah meninggal deh
Ricka Monika
wah kayaknya seru nih ceritanya
Susilawati
penasaran banget, apa yg sebenarnya sdh di lakukan eyang dulu nya, sampai dia jadi ketakutan kayak gitu.
yulithong
aku kasian sm mang nuri....sedih...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!