Nara harus sedia menjadi pemuas hasrat Kakak tirinya, mewujudkan semua keinginan jahat serta menyiksa dari Noah. Kehidupan Nara yang sempit serta tidak berdaya sangat Noah andalkan untuk membuat Nara menjadi miliknya.
"Hentikan, Kak.. hentikan semua ini!" teriak Nara disaat tubuh Noah terus berpacu menikmati setiap adegan panas yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Suara erangan serta penyatuan tubuh terdengar sangat panas dan memenuhi area kamar. Nara benar-benar pasrah dan mengikuti saja setiap cara Noah menyentuh tubuhnya. Baru kali ini Nara merasakan kenikmatan dalam melakukan hubungan panas, rasanya sangat luar biasa meskipun Noah menggempur tubuhnya secara kasar.
Kali ini posisi Nara berada di pangkuan Noah, pria itu duduk disofa, sembari merokok. "Bergeraklah sendiri, Nara. Lakukan sesuai naluri hatimu, aku ingin merokok dulu." Perintah Noah, ia terlihat bersandar pada sofa sembari menatap Nara yang bingung harus apa sekarang.
Tapi, milik Noah dibawah sana seakan menyesakkan miliknya hingga tanpa ajaran dari Noah langsung Nara bergerak keatas dan kebawah secara perlahan. Milik Noah seakan masuk sepenuhnya, suara erangan Nara pun tidak terkendali. Mata Nara menuju Noah yang merokok, sungguh sangat berbeda kali ini scene hubungan panas mereka.
"Ahhh.. Kak, aku lelah.." Nara menggelinjang diatas pangkuan Noah karena mendapatkan pelepasan, tapi Noah masih menyuruhnya untuk tetap bergerak. Tangan Nara berpegangan pada kedua pundak Noah, lalu bergerak secara cepat meskipun masih sangat kaku.
Karna hal itu membuat Noah seakan mau keluar cepat, langsung membuang puntung rokoknya di asbak. Lalu, bergerak dari bawah dengan kecepatan penuh dan kasar. Rintihan Nara semakin menggila, tubuhnya terhuyung keatas dengan kedua bola mata yang naik keatas karna kenikmatan yang diberikan sang Kakak.
"Kak, aku mau keluar.." Nara sudah tidak bisa menahannya lagi, sepertinya Noah juga sama. Tubuh Nara dipeluk erat Noah karna mendapatkan pelepasan juga pada akhirnya, mereka menegang bersama dengan posisi saling berpelukan.
Nara ngos-ngosan dalam pelukan sang Kakak, rasanya sangat luar biasa ternyata. "Bagaimana, jika kau menikmati dan tetap pasrah rasanya sangat luar biasakan?" Tanya Noah sembari mengelus punggungnya dengan lembut.
Sudah pasti Nara malu untuk menjawab, ia hanya menyembunyikan wajahnya kedada bidang Noah. Mengelus tangan Noah sebagai pertanda jika dirinya lelah, secara tiba-tiba Nara tertidur pulas dalam posisi itu.
"Kau sudah tidur?" Noah merasakan helaan napas teratur, ia melihat dirinya dan Nara yang ada dipantulan cermin.
Timbul senyum tipis diwajah tampan Noah melihat sang adik tertidur pulas dalam posisi yang masih berbahaya sebenarnya. Tangan Noah memegang tangan Nara, ia memikirkan sesuatu yang sangat dalam.
"Aku tidak tahu sampai kapan kita seperti ini, Nara. Aku hanya menjalani hal yang aku suka, kemungkinan aku sudah sangat tergantungan padamu." Noah memeluk erat Nara secara posesif.
Sepanjang malam mereka tertidur tanpa sehelai pakaian, Noah tidak memikirkan apapun malam ini kecuali berharap semoga malam ini berlalu dengan sangat lambat.
•
•
Noah dan Nara masih berada didalam mobil, keduanya menatap bangunan Villa tersebut. Apa lagi Nara yang masih enggan sebenarnya bertemu dengan Erlin, ia malas menghadapi sok baiknya wanita itu.
"Turunlah, Nara. Ayah menunggumu pasti," Noah terlihat santai saja tidak takut dengan kecurigaan sang Ayah yang menunggu disana.
Disaat tangan Nara sudah memegang pintu mobil malah melihat Ayah dan Ibunya serta Erlin berada didepan mobil. Sepertinya menunggu Nara dengan perasaan yang terbuka, Nara melirik kearah Noah yang tersenyum padanya.
"Tenang saja, kalau Erlin melakukan tindakan seperti kemarin.. aku akan melindungi Nara." Ntah kenapa Nara menjadi sangat tenang dan berani karena perkataan sang Kakak.
Tanpa ragu Nara keluar dari mobil, ia melihat Clara dan Jack yang tersenyum manis padanya lain dengan Erlin yang menatapnya penuh tidak suka. Mungkin Erlin mengharapkan jika lebih baik Nara menghilang saja dicuri perampok pegunungan atau preman seperti kemarin. Sayangnya Nara telah kembali bersama Noah, membuat perasaan Erlin semakin kesal saja.
Clara merentangkan tangannya seolah menyambut Nara dengan pelukan hangat. Langsung Nara berlari menuju Clara, ia memeluk wanita cantik meskipun sudah tidak muda lagi itu dengan sangat erat. Jack tersenyum melihatnya, disaat pelukan tersebut mereda Jack mengelus pucuk kepala Nara dengan sangat lembut.
"Ayah senang kau baik-baik saja, Nara.." Ucap Jack, ia melihat kearah Noah yang masih sibuk di dalam mobil. Jack menunduk sebentar untuk menghilangkan rasa curiga pada Noah, ia yakin jika Noah pasti benar-benar memperlakukan Nara dengan baik.
"Ayah akan menyuruh Paman Rusli untuk menyiapkan makan siang kesukaanmu.." Jack berlalu pergi, Nara terus tersenyum menatap kepergian sang Ayah.
Clara merasa takjub melihat Nara yang semakin lama semakin cantik, ia mengelus pipi Nara dengan sangat lembut. "Sepertinya tubuh Nara berkembang pesat sekarang, nanti minta belikan baju baru pada Kakakmu ya.." Ucap Clara.
Nara mengangguk mantap, ia menoleh kearah Noah yang berjalan menuju kearah mereka. "Nara semakin gemuk saja.." Gurau Clara yang langsung mendapatkan muka cemberut dari Nara.
"Mama, jangan katakan itu.." Nara kesal tapi ia juga tertawa kepada Clara. Secara tiba-tiba saja tangan Noah melingkar dipinggang ramping Nara, hal yang biasa sering Noah lakukan meskipun didepan kedua orang tuanya.
Noah memeluk Nara dalam posisi menyamping. "Kakak janji setelah ini kita akan berbelanja apapun yang Nara mau," Ucap Noah dengan penuh keyakinan, Nara sampai tersenyum senang begitu pula Clara.
Mungkin perasaan terdalam Nara terlalu senang hingga secara spontan memeluk Noah balik. "Terimakasih, Kak.. Aku menyayangimu.." Nara melakukan kecupan.
"NARA!" Clara membentak karena terkejut Nara mengecup bukan di pipi sang Kakak melainkan di bibir Noah. Clara menarik tangan Nara hingga menjauh dari Noah, menatap tajam Noah yang terlihat santai saja.
"Sakit, Ma.." Lirih Nara karna pegangan tangan Clara sangat erat, sepertinya sang Mama sangat marah sekarang.
"Jelaskan semua ini di dalam bersama Ayah, Noah!" Pinta Clara dengan sangat tegas, ia berlalu masuk dengan membawa Nara secara paksa diikuti oleh Erlin dibelakang mereka.
Noah berdecak sebal saja, ia tidak tahu kalau Nara akan seberani itu mengecup bibirnya didepan Clara. Gerakan spontan atau memang sengaja melakukannya, Noah menjadi penasaran dengan itu.
"Apa yang terjadi pada Nara? Tidak mungkin dia menjadi tidak terkendali seperti ini secara tiba-tiba, Ck! Menyusahkan saja!" Noah terus mengumpat karena berurusan dengan Jack adalah hal yang paling sulit untuk ia lakukan.
tp saya bingung Nara itu saudara tiri atau adopsi??