Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Getaran
Tatapan mata kedua nya beradu,Mala menepis kasar tangan Davin yang hendak memeluk tubuh nya.sorot mata Mala sangat tajam.Mala menatap Davin seakan menatap musuh yang sangat ingin dia lenyapkan dalam hidup nya.
Dada Mala sampai naik turun begitu cepat.aliran darah nya terasa di pacu lebih deras dari biasa nya.tubuh Mala tanpa sadar sampai bergetar menatap pria yang tidak pernah dia harapkan hadir lagi dalam hidup nya.
Hening...
Hati Davin mencelos menatap Mala yang sedang emosi,Mala bahkan sengaja membuang muka nya ke arah lain.wanita ini seakan muak,benci dan juga tak Sudi menatap pria yang sudah membuat hidup nya berantakan.
Baru saja Mala hendak pergi dari sana,suara Kakek Bowo tiba-tiba menghentikan langkah nya.
" Mala... Kenapa wajah mu seperti itu menyambut kedatangan suami mu?" tanya Kakek Bowo sekalian ingin mengingatkan cucu nya.
Nafas Mala tercekat,dia merutuki kesalahan nya yang tidak bisa jujur kepada sang Kakek, sekarang Mala bingung harus berkata apa di hadapan Kakek nya ini.
"Di dalam rumah tangga itu pasti ada saja masalah, sudah terlalu lama Kamu pergi dari rumah, sekarang selesai kan semua nya karena Kakek tidak ingin melihat Kamu menjadi janda sebelum waktunya." kata Kakek tersenyum simpul.
Kena kan! Siapa suruh nggak jujur begitu lah isi pikiran Kakek, sebelum Mala masuk ke dalam rumah,Davin sudah terlebih dahulu menjelaskan secara singkat permasalahan yang terjadi di antara mereka berdua,tak hanya Davin saja,Ruli ayah dari Mala pun ikut bersaksi di hadapan Kakek Bowo.
Walaupun marah dan kecewa kepada cucu menantu nya, tetapi Kakek Bowo juga tidak bisa memaksakan kehendak nya kepada Mala.setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua.karena kita semua pasti pernah melakukan kesalahan.
Kakek Bowo sengaja pergi dari hadapan pasangan suami istri ini,beliau sangat mengerti kalau saat ini mereka berdua pasti butuh waktu untuk berbicara mengenai hubungan mereka ke depan nya.Kakek Bowo menyala kan motor tua nya lalu melaju secara perlahan menembus dingin nya udara kota B.
" Untuk apa lagi Kamu datang ke sini?" tanya Mala sinis.
Dalam kepala nya sedang memikirkan siapa kira-kira yang sudah membocorkan mengenai keberadaan nya kepada pria ini, tidak mungkin ayah dan juga mertua nya.tapi siapa lagi orang yang bisa Mala curigai selain mereka berdua.
Lalu tadi apa? Kenapa Kakek nya bisa tahu kalau dia pergi dari rumah mertua nya? Aahhhh Mala rasa nya ingin mencakar punggung pria ini.
" Pasti Kamu menyewa mata-mata untuk mengintai pergerakan Aku kan?" tuduh Mala tanpa ampun.
Davin mengangguk samar, ia menatap Mala dengan tatapan yang sulit untuk di jelaskan.
" Kamu masih sah menjadi istri ku, apapun yang terjadi kepada mu adalah tanggung jawab ku sepenuhnya, sekalipun Kamu pergi ke luar negeri pun pasti akan sangat mudah bagi ku untuk menemukan mu,jadi jangan pernah lagi pergi tanpa izin dari ku."sahut Davin seakan ingin menunjukkan siapa dia yang sebenarnya.
Sikap sombong dan angkuh nya memang tidak pernah hilang,setidak nya itu dia lakukan bukan untuk menyakiti istri nya.Davin sudah cukup banyak menghabiskan waktu untuk mencari Mala, setelah mereka bertemu maka Davin tidak akan pernah menyia-nyiakan nya.
" Pulang lah dan jangan pernah datang ke sini lagi,Aku akan segera mengurus berkas perceraian kita."Mala sengaja menekan nada bicara nya agar tidak kedengaran dari luar sana.
Mala hanya tidak ingin membuat kehebohan di kampung halaman Ayah nya, untuk Tante dan Kakek nya nanti akan dia beritahu secara perlahan.
" Aku tidak akan pulang tanpa Kamu, perceraian itu tidak akan pernah terjadi sampai kapan pun.Kamu akan tetap menjadi istri ku sampai kita tua nanti." Davin terlihat begitu serius.ada penyesalan yang tergambar jelas pada wajah pria ini.sayang nya Mala masih begitu membenci sosok nya
Mala tersenyum miring mendengar ucapan Davin,apakah pria ini akan kembali menyakiti nya dengan cara menggantungkan status hubungan mereka?
" Apa Kamu masih belum puas membuat hidup ku menderita? Aku muak melihat wajah tanpa berdosa mu itu,kamu tidak pantas menjadi seorang pemimpin rumah tangga .Kamu terlalu kejam dan juga kasar."hardik Mala menggebu-gebu.kepalan tangan nya sudah begitu kuat sampai membuat kulit nya terasa perih.
Andai saja dia punya kekuatan lebih, mungkin sudah sejak tadi Mala mengusir pria ini dari dalam rumah Kakek nya.tiba- tiba saja bayangan pemaksaan di malam itu melintas di kepala nya, membuat Mala was-was mundur secara perlahan-lahan untuk melindungi diri nya.
" Aku tahu kalau Aku memang sangat brengsek dan juga jahat, untuk itu lah Aku datang ke sini karena ingin memperbaiki semua nya.tolong beri Aku satu kali kesempatan lagi."pinta Davin bersujud di kaki Mala.
" Aku bukan wanita bodoh, yang mau menerima permintaan maaf mu begitu saja, pulang lah kasihan Tante janda mu itu sudah menunggu kedatangan mu,Aku sudah siap menyandang status baru di usia ku yang masih muda.Kamu bisa melanjutkan hidup mu begitu juga dengan Aku."Davin sama sekali tidak menanggapi ucapan Mala, setelah meminta izin kepada wanita itu,Davin berdiri langsung memeluk Mala begitu erat , seakan tak mau di pisah kan lagi dari wanita ini.
Jantung Davin berdebar kencang,Mala sendiri bisa merasakan nya.Mala sudah berusaha untuk melepaskan diri dari rangkulan tangan Davin, tetap saja tidak bisa karena pria ini sudah mengerahkan seluruh tenaga nya.
" Lepaskan Aku! Kamu tidak dengar Aku bilang apa tadi? Jangan dekat-dekat lagi dengan ku karena sebentar lagi kita bukan lagi suami istri." kata Mala sibuk sendiri memberikan jarak di antara mereka sementara Davin malah terang-terangan mengikis jarak tersebut.
"Aku sengaja tidak mau mendengar kan ucapan mu itu karena Aku tidak akan pernah membiarkan Kamu pergi lagi.sekalipun Kamu mau tinggal di sini selama nya pun akan Aku temani." ucap Davin bersungguh-sungguh.
Mala malah mencibir Davin,tubuh nya semakin tenggelam dalam pelukan pria ini,nyaman memang tapi untuk sekarang Mala sudah tidak lagi membutuhkan nya.
" Aku nggak bisa nafas Davin!Kamu kenapa sih jadi aneh begini?Sana pulang saja ke kota." kata Mala lagi yang sudah merasa risih di perlakukan seperti ini oleh Davin.
" Aku bisa membantu Kamu dengan nafas buatan.kita akan pulang bersama."goda Davin yang langsung mendapat hadiah pukulan dari Mala.
Krucuk...krucuk...krucuk..
Perut Davin berbunyi, membuat suasana yang hampir romantis seketika buyar.meskipun malu tetapi Davin berusaha untuk terlihat biasa saja.
Mala mendongakkan kepalanya menatap Davin yang juga sedang menatap ke arah nya.Mala buru-buru memutuskan tatapan mata nya karena seingat nya Davin tak pernah suka di tatap seperti ini oleh nya kecuali jika wanita itu yang melakukan nya.
" Aku lapar,sejak tadi pagi belum makan karena ingin bertemu dengan Kamu."kata Davin memelas seperti seorang anak kecil yang ingin minta di beli kan sesuatu.
" Siapa suruh Kamu tidak makan,uang mu sangat banyak bahkan rumah makan itu pun sanggup Kamu beli." jawab Mala lagi.
" Aku ingin makan masakan Kamu,kata Bunda masakan Kamu itu enak-enak." walaupun masih berbicara dengan nada judes setidaknya Mala masih mau membalas ucapan nya,itu saja sudah cukup membuat Davin bahagia.
Mala terdengar berdecak kesal,sejak kapan pria ini pandai membual seperti ini.Mala jadi mual mendengar nya.
Krucuk...Krucuk..
Perut Davin semakin keras berbunyi, meskipun sedang marah dan emosi terhadap pria ini, tetap saja Mala tidak tega membiarkan Davin kelaparan.
" Kamu nggak kasihan sama suami mu ini?Kalau Aku mati,Kamu benar-benar akan jadi janda muda,Aku nggak ikhlas." kata Davin tersenyum tipis.
" Lepas dulu ini pelukan mu,gimana Aku mau masak kalau terus kamu kekep kayak gini." Davin menyadari kekonyolan nya.Davin sebenarnya tidak mau melepaskan pelukan nya ini,tapi demi misi berikut nya terpaksa harus dia lakukan.saat bersama Mala tubuh Davin merasa sangat nyaman.sesuatu yang hilang itu kini telah kembali lagi.
Sebelum melepas kepergian Mala ke dapur. Davin terlebih dahulu mencium lama kening Mala.tubuh Mala bergetar menerima sentuhan bibir Davin.
" Aku minta maaf sama Kamu,jangan pergi lagi." bisik Davin lirih.
Tak ada jawaban apapun dari mulut wanita itu,dia sudah terlebih dahulu menghilang di balik tembok dapur membawa serta kegugupan dan rasa kesal yang bercampur menjadi satu.
Bersambung
Jangan lupa mampir ya 💜
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.