Rumah sederhana yang selalu terdengar riuh gelak tawa antara seluruh penghuni rumah yang terdiri dari sepasang suami-isteri dengan ke-tiga anak mereka.kecerian itu hadir saat bocah dua tahun selalu melakukan aksinya yang diluar nalar,hal itu selalu membuat mereka tertawa.
Akan tetapi ditengah banyak rencana yang sudah disusun rapi tentang masa depan ketiga anak mereka,sebuah kejadian yang tidak pernah terbayangkan oleh siapapun terjadi.Dituduh menggelapkan barang perusahaan dengan jumlah yang sangat fantastis,2M.
Apa yang terjadi pada keluarga itu selanjutnya!Mampukah mereka menyelesaikan masalah itu dan tetap hidup bersama seperti biasanya.
Ikuti kisah dan perjalanan hidup mereka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERMINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20.Sudah ku duga.
Sejak sakit, Andi sekarang pulang tepat waktu jam lima lewat tiga puluh menit dia sudah sampai dirumah, bermain dengan Dirga setelahnya akan pergi ke masjid dan pulang setelah isya.
Mita senang melihat perubahan suaminya, karena beberapa waktu yang lalu sikap Andi berubah, sering lambat pulang dan lebih lama diwarung.sekarang dia lama dimasjid,itu suatu perubahan yang luar biasa untuk Mita.
Istri mana yang tidak bangga melihat suaminya seperti itu.Setelah makan malam mereka berlima duduk diteras, meskipun dengan urusan masing-masing,hanya Dirga yang terus sibuk mengganggu mereka secara bergantian.Tapi tidak ada yang berani marah apalagi memukul bayi berusia dua tahun itu karena dia terlalu lucu.
"Assalamualaikum,"Kakak dan abang ipar Mita berserta istri mereka datang kerumah.Mita saja sampai terkejut, bagaimana tidak,saat Dirga sedang mengajaknya bermain posisi Mita ada diatas tubuh Andi, sedangkan Andi tetap sibuk dengan ponselnya,dia hanya menanggapi Dirga disaat bayi itu memanggilnya.
"kak, Abang, masuk."Mita berdiri dan ingin membentang ambal untuk saudara suaminya, meskipun mereka sering datang tetap akan disambut apalagi mereka datang ramai ramai,Mita yakin pasti akan ada yang dibahas lagi seperti saat itu.
Tapi apa? penting kah! kemarin mereka nyuruh datang.kenapa kali ini mereka yang datang dan tanpa ada pemberitahuan lebih dulu.paling tidak kan Mita bisa menyiapkan cemilan atau makan seadanya untuk menemani mereka mengobrol.
"Sudahlah, di sini saja, lagian disini bisa lebih santai, banyak angin juga."Mereka menolak dan memilih tetap duduk diluar beralaskan tikar.Mita mengangguk dan pergi kedapur membuatkan saudaranya minuman hangat.Tidak lupa pula memberikan uang kepada Roy agar membelikan sebungkus roti di warung terdekat,agar ada cemilan sambi mereka mengobrol.
Tawa dan canda mereka mengawali obrolan.Mita sedari tadi hanya diam.Bukan tidak ingin,tetapi karena memang dia kurang menguasai bahasa daerah dari suaminya.Tapi terkadang kakak iparnya akan mengajaknya bicara sambil menggunakan bahasa persatuan.
Tapi bukan berarti Mita tidak tau sama sekali.Dia paham sebagian saja tetapi untuk mengucapkan jujur dia sama sekali tidak bisa.Kelamaan ditanah rantau bukan hanya membuat Mita tidak terlalu paham bahasa daerah suaminya, untuk menggunakan bahasa daerahnya sendiri dia bahkan lupa,bukan sombong,Mita tidak ada lawan bicara dikota ini,yang dia kenal hanya beberapa orang saja dan mereka juga jarang bertemu.
"Begini dek."Kakak tertua mereka menghela nafas setelah Dirga dan kakak serta abangnya masuk kedalam kamar dan bermain di sana.dengan begitu obrolan mereka tidak akan terganggu dengan adanya bocil yang tidak bisa diam itu.
"Sepertinya uang kalian itu tidak akan kembali dalam bentuk uang, karena kata Kiki,uang yang mereka dapatkan saat martahi akan mereka gunakan untuk membeli perlengkapan rumah tangga.Kalian kan tau selama ini kiki tinggal dengan ibu, mereka tidak mempunyai barang atau peralatan masak sama sekali,jadi "ucapannya terhenti setelah Mita menoleh pada Andi dengan kening berlipat.
"Untuk apa membeli perlengkapan, sedangkan dia tinggal bersama ibu, memangnya apa lagi yang belum ada di sana.kalo kulkas menurutku tidak perlu kecuali mereka mau jualan."Andi memotong ucapan Kakaknya.Sekarang baru dia sadar dengan kecemasan Mita selama ini.Dari dulu Mita tidak akan protes jika dia memintanya untuk mengirimkan uang kepada orang tua, tetapi saat Kiki menikah Mita keberatan dan ini lah hasilnya.Andi bingung bagaimana menjelaskan pada istrinya setelah mereka pulang nanti.
"Perlengkapan memang sudah ada,tapi ada yang mereka ingin beli dengan uang itu."lanjut kakaknya lagi.Tapi matanya terus menatap kearah Mita.Dia pasti merasa tidak enak hati pada Mita sekarang.
"kiki pun aneh aneh saja,jika awalnya tau begini tidak usah kita usahakan,sudah setuju dibantu, sekarang kenapa pula berubah.kita sudah berusaha disini mengusahakan uang,tapi sekarang bertingkah.mau dia apa sebenarnya?terus bagaimana dengan uang Andi."Abangnya menatap kearah kakak tertua mereka.Selama ini dia yang paling mengerti dengan kondisi keuangan andi dan Mita dibandingkan Udin.
"Itulah yang mau kita bahas sekarang dek.Duit kalian itu tidak akan kembali lagi, kecuali jika kalian setuju jika salah satu kebun peninggalan ayah dijual ibu."Suara kak Ita terdengar serak,dia seakan menahan gejolak didalam dada.
Sudah kuduga Mita membatin.Yang namanya uang pasti akan susah untuk dikembalikan.Awalnya saja akan mencari alasan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, tetapi jika sudah begini mereka akan mencari beribu alasan agar tidak perlu mengembalikan uang itu kepada Andi.Dia pasti berpikir,Ah Andi pasti tidak akan keberatan, buktinya selama ini setiap dia meminta akan selalu dituruti.
Egois.
Dia tidak tau bagaimana mereka harus mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk bisa menghasilkan uang sebanyak itu.
Motor yang Andi jual memang motornya, tetapi untuk biaya perbaikan dan lainnya juga pasti akan menggunakan gaji Andi,berarti Mita juga punya hak atas motor itu.
Sejenak mereka saling diam.Semua larut dalam pikiran masing-masing.Kakak tertuanya juga pasti merasa tidak enak hati pada Mita, karena saat pertemuan saat itu dia sepertinya sangat menjamin uang itu bisa kembali setelah acara selesai.Nyatanya sampai lebih dari sebulan tidak ada kabar.
"Kebun yang mana akan dijual oleh ibu?. Udin bertanya seolah setuju dengan ide yang diajukan oleh ibunya agar uang Andi bisa kembali.Atau malah sebaliknya.Jika kebun dijual otomatis dia akan mendapatkan bagian juga dari sisa penjual kebun itu.
Kepala sama hitam, mereka juga terlahir dari ayah dan ibu yang sama,tetapi mereka sangat memiliki sifat yang sangat jauh berbeda.Udin terlalu banyak bicara dan selalu menganggap dirinya paling pintar, sering mengirimkan uang kepada orang tua,bahkan mengaku setiap bulan mengirim uang setiap gajian, buktinya ibunya sering menanyakan kabarnya pada Andi karena sudah lama tidak bicara padanya.
Sedangkan kakak tertuanya,terlalu perhitungan,untuk makan saja dia lebih sering menahan selera, padahal anak tertuanya sudah bekerja,anak keduanya masih duduk disekolah dasar.Semua pasti menginginkan kehidupan yang layak dikemudian hari, menabung sejak dini agar bisa menikmati hari tua nanti.Mita juga menginginkan hal itu.
"Kebun karet yang tidak jauh dari kuburan ayah,itu adalah peninggalan dari orang tua ibu.Bagaimana apa kalian setuju?"Tapi jika kalian ada uang sebaiknya kalian saja yang bayarin ndi,jadi kebun itu tidak jatuh ke tangan orang lain."Ita menatap adiknya penuh harap.
"Berapa harganya kak,jika mahal kami mana mampu,jika ibu boleh kami nyicil kami akan pertimbangkan lagi "Mita memberikan pendapatnya sendiri, Andi sudah diam sejak tadi.Daripada dia semakin salah bicara,maka Mita akan semakin kesal padanya,jadi lebih baik irit bicara didepan adik dan kakaknya.
komen dan dukungan anda sangat penting buat ku.terimakasih.
boleh kasi saran, dengan senang hati akan diperbaiki jika ada yang salah.