seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
duel
Sasha berjalan kembali ke Oslar namun ia melihat dia tidak sendiri. Di sana ada Astra, Folium, Alice dan wanita yang ia tidak kenal. "apa yang kalian lakukan di sini ?"
Folium sambil tersenyum. "awalnya aku dan Astra mau nongkrong doang... Tapi kebetulan aja ketemu denganmu dan Oslar"
Alice kemudian menjawab di sebelah wanita asing itu. "aku di sini mau berlatih lagi dengan guruku, perkenalkan. Namanya Ielen"
Wanita itu berambut panjang dengan topi penyihir dan pakaian campuran biru dan ungu. "namamu Sasha huh ? Salam kenal. Aku dengar banyak tentangmu dari Alice... Oslar, kamu sudah pulang ? Kapan kamu ngajar lagi itu murid-murimu kasihan tidak dapat materi. Ironis mengingat ini sekolah yang kamu dirikan"
"aah... Santai saja... Murid-muridku bisa belajar sendiri..."
Ielen melihat ke arah Sasha lalu kembali lagi ke Oslar. "apa dia murid barumu ?"
Oslar menggelengkan kepalanya. "tidak... Dia temanku, dia ibi seorang summoner"
"seorang summoner huh ? Dan kamu mengalahkan Alice ? Murid terbaikku ?"
Sasha dengan terus terang. "aku kira dia sudah lulus sekolah ini ?"
Ielen mengangguk. "yah... Umurnya membuat dia tidak bisa lagi ada di sekolah ini. 20 tahun adalah batasan bersekolah di sini. Jadi banyak murid berlomba lomba mendapatkan pendidikan dan ilmu di sekolah ini. Karena Alice berbakan akan sangat di sayangkan jika di lepas begitu saja... Jadi aku mengajarinya setelah lulus secara pribadi. Lupakan soal itu... Mau berduel ? Kalau kamu bisa berteman dengan Oslar dan mengalahkan Alice pasti kamu kuat"
Oslar langsung menolak ide itu. "tidak, aku tidak mengizinkan. Ielen kamu harus tahu diri... Kamu ini penyihir tempur veteran. Sementara Sasha hahnya seorang summoner. Aku membiarkannya berduel tadi karena aki tahu dia lebih kuat di banding semua murid di sini... Tetapi menghadapimu yang memiliki pengalaman bertempur itu berlebihan"
Ielen tersenyum kecil. "aku ingin mengikuti perkataanmu Oslar... Tetapi semuanya sekarang tergantung pada jawaban Sasha." ia lalu menatap Sasha. "bagaimana ? Jangan takut. Aku akan menahan diri, dan aku akan mengizinkan semua mantra yang di larang"
Oslar mengerutkan alisnya. "jangan ! Kalau Sasha mengeluarkan mantra anti perisai sihir bagaimana ? Nanti murid yang penonton bisa kena serangan nyasar."
Sasha melihat ke arah Oslar. "jangan takut, aku tidak akan merampal mantra seperti itu. Ielen aku terima tantanganmu"
Semua orang terkejut Ielen kemudian menghampirinya lalu menepuk pundaknya. "sampai jumpa di arena..." ia berjalan melewati Sasha.
Alice kemudian menghampirinya. "Sasha ! Apa yang kamu pikirkan ?! Ielen itu penyihir tempur berpengalaman"
Sasha tersenyum percaya diri. "dan aku summoner berpengalaman. Sudahlah, aku sudah menerima tantangannya. Sudah yah... Aku siap siap dulu..." Sasha kemudian berjalan menuju ke tempat persiapan lagi.
Alice melihat ke arah Oslar. "kendapa anda tidak menghentikannya ?"
Oslar terdiam sebentar. "peraturan mengatakan, selama kedua pihak setuju untuk berduel. Maka tidak ada yang bisa aku lakukan untuk mengubahnya kecuali ada dorongan yang agresif dari salah satu pihak... Sejujurnya aku tidak khawatir... Walau aku tidak tahu kenapa... Aku... Hanya yakin kepadanya"
Folium kemudian duduk di salah satu kursi kosong. Astra memandangnya dengan bingung. "hey... Kamu bilang kamu lapar... Ayo pergi dari sini"
Folium bersandar ke belakang punggungnya. "santai... Ayo nonton aja dulu... Aku ingin lihat Sasha bertarung. Di sisi lain Ielen juga bertarung loh... Kapan lagi kamu melihatnya bertarung selain di medan tempur"
Astra kemudian duduk di sebelah Folium. "tch... Pertarungan ini akan berakhir secepat ini di mulai. Sasha tertelan egonya aku yakin itu..."
Folium tertawa mendengar itu. "hahaha... Masa gurumu saja Oslar percaya padanya tapi kamu tidak ?"
Astra menyilangkan tangannya lalu bersandar juga. Ia mengistirahatkan tongkat sihirnya di sebelahnya. "masalahnya Ielen itu penyihir tempur dengan pengalaman, dan dia..."
Folium memotong omongannya. "tidak berpengalaman ? Tapi kamu dengar dia berhasil mempertahankan diri dari Reed assassin... Kamu saja kesulitan melawan mereka, malahan kamu hampir terbunuh"
"cih... Aku ini penyihir perang, sudah seharusnya di lindungi... Ingat peran penyihir tempur bertarung di garis depan untuk menjatuhkan orang penting lawan. Dan aku penyihir perang untuk menjatuhkan satu batalion atau lebih... Dan dia hanya seorang summoner, hanya bagus menjadi seorang petualang..."
Setelah arena di bersihkan. Sasha dan Ielen saling berhadapan di arena. Para murid menonton dengan antisipasi. Banyak murid berlari masuk dan duduk ke dalam bangunan arena untuk menonton setelah mendengar rumor Ielen akan bertarung.
Mereka saling berhadapan menunggu kode pertarungan di mulai. Ielen kemudian bertanya. "Sasha... Katakan apa saja pengalamanmu ?"
"cukup banyak"
"mari kita lihat kalau begitu..." ia kemudian mengenggam tongkatnya dengan erat. Tongkat itu hitam layaknya langit malam dengan tiga bola putih memutari kepala tongkat yang bulat layaknya bulan.
Suara hentakan keras terdengar. Ielen langsung mundur menggunakan sihir angin dan menembakkan tiga peluru sihir selagi lompat. Itu menghantam Sasha secara langsung. Ketika mendarat Ielen tetap waspada dengan tongkatnya dan serangan balasan.
Walau begitu orang orang berpikir pertarungan telah berakhir. Namun dari asap itu Sasha berdiri tidak tergores sedikitpun. Para penonton hanya dapat terheran heran. Ilusi apa itu, mereka percaya bahwa peluru sihir iru mengenainya secara langsung.
Sasha sambil membersihkan pakaiannya dari debu. "apa itu cara kalian membuka pertempuran ? Mundur dan menembakkan peluru sihir ?"
Ielen tersenyum mendengar komentar itu. "tentu, kami tidak ingin terkena mantra seperti Blast.. Ternyata benar seperti yang di katakan Alice, kamu kebal terhadap peluru sihir..."
"oh, ia memberi tahumu sampai mana ?"
"semuanya... Tapi dia tidak pernah mengatakan apapun soal summonanmu... Dan itu membuatku penasaran, ayo. Kekuarkan mereka" dengan tersenyum semangat.
"A Knights" tiga lingkaran sihir muncul di hadapannya. Darinya muncul sebuah pedang panjang dan sarung tangan baja. Mereka kemudian menodong ke arah Ielen seakan di genggam oleh entitas tak terlihat. Itu hanya pedang dan sarung tangan.
Sasha belum selesai. "a witch" tiga lingkaran sihir lainnya muncul di belakang Sasha. Darinya tiga tongkat sihir terbang. Kemudian memutari Sasha layaknya planet memutari matahari.
Melihat ini Ielen tersenyum lebar. "menarik. Eons shield, wind boost" sebuah perisai gelembung muncul melindunginya. Lalu di bawah kakinya muncul angin topan kecil membuatnya melayang. Ia kemudian melaju memutari Sasha dengan kecepatan tinggi.
Kepala Sasha terkunci ke arah Ielen. Para tongkat sihir yang memutarinya menembaki Ielen dengan peluru sihir secara terus menerus. Dengan kecepatan tinggi Ielen menghindarinya. Walau itu kena gelembung sihir itu menepis dan memantulkannya ke arah lain.
Para penonton menontin dengan serius dan penuh antisipasi. Folium dan Astra juga begitu. "lihat, sepadan tidak ? Kita bisa melihat Ielen serius..."
sementara itu Astra terlihat bingung. "apa yang Sasha summon ?"
Folium langsung berasumsi. "kelihatanya senjata hidup... Aku dengar biasanya barang petualang yang mati di dungeon akan mendapatkan jiwa setelah di tinggal ratusan tahun"
"begitu yah... Walau begitu Sasha tidak akan bisa menang"
Di sisi lain Ielen akhirnya melihat celah. "fire ball !" sebuah bola api besar melesat ke arah Sasha dari ujung tongkat Ielen.
" iron wall !" sebuah dinding besi naik di antara Sasha dan bola api itu. Lalu hantaman terjadi dan ledakan besar tercipta dari hantaman itu. Walau begitu dinding besi itu melindunginya.
Ielen kemudian mencari celah lagi namun tiba tiba Sasha merapal. "black smoke" dari ujung jarinya asap hitam layaknya tinta di semprotkan ke arah Ielen.
Ielen langsung menutupi hidung dan mulutnya namun secara tiba tiba ketiga sarung tangan dan pedang terbang itu muncul di hadapannya dan menyerang bersamaan. "sial"
Pedang itu menghantam gelembung pelindungnya dan langsung pecah. Ielen langsung merapal dengan cepat untuk menyelamatkan dirinya. "blast !" sebuah ledakan muncul dari telapak tangannya ke arah pedang itu. Membuat mereka meleleh dan terhempas karena panas dan ledakan.
Ielen langsung mundur mengatur ulang posisi, dahi kanan atasnya terkena goresan pedas. Darah mulai mengalir darinya. Namun ia tersenyum kelihatanya ia bersenang senang.
"eons shield" gelembung perisai itu muncul lagi.
Namun Sasha tidak membiarkannya istirahat. "gravity down" sebuah lingkaran sihir muncul di bawah kakinya. Ielen menyadari dan mengingat cerita Alice.
Ia langsung lompat dengan kecepatan tinggi dan berhasil keluar dari lingkaran sihir itu. Dia menghela nafasnya. "huuf... Nyaris !"
Wajah sasha terlihat kesal. Dia tidak ingin memperpanjang pertempuran ini. Di sisi lain Ielen hendak merapal sesuatu. Tetapi tingkat sihir yang mengelilingi Sasha tidak membiarkannya fokus merapal. Mereka menembakinya dan fia harus menghindar sambil menunggu celah.
Sampai akhirnya ia menemukannya. Ia merapal. "firefly !" ketika ia merapal mantra tersebut semua orang yang menonton kaget bukan main kelihatanya Ielen telah serius.
Astra juga kaget dan bingung. "huh ? Yang benar saja... Dia menggunakan itu ?"
Folium terlihat berpikir. "Sepertinya Sasha berhasil menekan dan membuatnya terpojok. Pada akhirnya Ielen punya harga diri untuk di jaga"
Alice dan Oslar di sisi lain juga langsung merasa khawatir. "aku harap Ielen menahan serangannya..." gumam Oslar. Namun Alice tahu apa yang akan Sasha lakukan dalam situasi itu, dia akan menggunakan Cancel pikirnya.
Di sisi lain Sasha berdiri tidak berkutil di hadapan ribuan cahaya kuning yang terbang ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Sasha tersenyum kecil, tidak ia tersenyum jahat. lalu menunjuk ke arah Ielen, lalu merapal. "Swap"
Entah apa yang terjadi. Posisi Sasha dan Ielen tertukar. Bahkan Ielen tidak tahu apa yang terjadi. Para penonton hanya melihat kilatan cahaya antara mereka berdua. Kedua mata Ielen terbuka lebar melihat seranganya datang ke arahnya dengan kecepatan tinggi. "apa yang-"
Kunang kunang itu meledak secara terus menerus. Layaknya kembang api. Para penonton hanya dapat melihat Ielen tertelan serangannya sendiri. Terutama Alice terlihat terkejut karena prediksinya dalah.
Astra dan Folium berdiri karena terkejut. "apa yang terjadi ?!"
"mereka berpindah tempat ! Ielen terkena serangannya sendiri !"
Semua penonto diam menunggu tanda tanda dari Ielen. Namun tidak ada apa apa. Setelah asap itu bersih di sana Ielen bertahan dengan tongkatnya untuk berdiri, gelembung perisainya hancur. Dahinya berdarah dan ia terlihat kelelahan. "s-sial..."
Semua orang terkejut Ielen selamat dari serangan itu. Folium langsung saja berpikir. "dia pasti merapal eons shield terus menerus selama ledakan tadi... Makannya ia selamat"
Astra melihat ke arah Folium terkejut. "kalau begitu... Artinya Ielen..."
"kehabisan mana... Dia kalah..."
Ielen kemudian terjatuh pingsan kehabisan mana. Suara gumaman orang orang bergema melalui arena. Pemenang sudah jelas siapa. Namun para penonton tidak dapat mengambil keputusan apa pun. Di mana letak kesalahan Ielen, apa yang Sasha manfaatkan untuk menang, manuver apa yang Ielen lakukan salah. Itu adalah pertanyaan yang harusnya dapat mereka ambil dan cari jawabnya. Namun cara Sasha mengatasi gerakan dan manuver lawannya membuat mereka bingung.
Sasha berjalan perlahan menuju Ielen. Kelihatanya ia sadar dan tidak sadar karena kehabisan mana, tertidur dan bangun terus menerus. "kamu baik baik saja ?"
"aku... Pernah... Mengalami... Lebih... Buruk... Dari... Ini... Tapi... Mantra... Apa... Itu ?..."
Sasha tersenyum "akan aku jelaskan nanti..." Sasha lalu Sasha mengambil ramuan biru kecil dan meneteskannya ke mulut Ielen. Dia langsung sadarkan diri tidak lagi bangun dan tidur.
"terimakasih..."
"butuh bantuan ?"
"heh... Tolong biarkan aku keluar dari arena ini dengan harga diri... Aku bisa sendiri..."
Sasha mengangguk dan meninggalkan arena sendirian. "despawn" rampalnya dan tiga tongkat sihir yang memutarinya berubah menjadi abu dan di hisap tubuh Sasha.
Sementara itu Folium dan Astra kembali duduk. "summoner hanya bagus untuk petualang eh ?" ejek Folium.
Namun wajah Astra lebih bingung dari pada kesal dari ejekan itu. "aku tidak bisa menebak gerakan Sasha sama sekali... Mantra-mantra yang ia keluarkan aneh semua..."
"hah ! Sama... Aku juga begitu... Tapi apa kamu menyadari sesuatu ?"
"apa itu ?"
"sasha tidak pernah serius sepanjang pertarungan"
Mendengar itu Astra menggelengkan kepalanya. "tidak mungkin..."
"tidak aku serius... Aku membaca raut wajahnya, dan aksinya. Malahan aku lihat dia yang menahan diri... Aku yakin dia masih punya banyak mantra dan summonan aneh lainnya"