Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.20
"Dari mana, mas?"
Kinara yang baru saja selesai berkutat di dapur, melihat suaminya datang dengan wajah datarnya.
Dirga hanya menoleh sebentar saja, lalu melanjutkan langkah masuk ke kamarnya.
Nyesek, sudah pasti. Kinan mengusap dada meminta kesabaran menghadapi sikap dingin suaminya.
" Ada apa denganmu, Mas ?Kemarin kamu baik-baik saja, hari ini tiba-tiba sikapmu berubah, entah apa yang membuatmu seperti itu?"Lirihnya.
Kinan kembali ke meja dapur menyiapkan makanan untuk suaminya.
" Makan dulu, mas !" Titah Kinan yang melihat suaminya keluar dari kamar.
" Aku sudah kenyang," ujar Dirga singkat dan hal itu membuat Kinara tidak tahan lagi dengan sikap suaminya.
" Kamu kenapa sih, Mas ?"
"Aku bertanya padamu, dari mana saja semalaman ? Dan aku panggil baik-baik untuk makan, tapi kamu malas merespon." Ucapnya dengan nada mulai meninggi.
" Apa pedulimu ?Aku mau ke mana dan di mana aku bermalam, itu bukan urusanmu."
"Nyes."
Ucapan yang dilontarkannya membuat hati Kinara tersaya-sayat.
" Aku istrimu, mas ! Aku punya hak untuk tau, kemana saja mas pergi dan bersama siapa ?"
Dirga tersenyum sinis mendengar itu, rasa amarah dalam dirinya kian membara kala mengingat apa yang dikatakan Bianca padanya.
" Kamu seorang istri, benarkah ?"
"Hahahha.Sejak kapan ? Kamu cuma istri s1ri, kamu tidak ada artinya di mat4ku.
"Deg."
Bagai belati yang menusuk kalbu membuat hati Kinan makin tersayat.
" Aku baru tahu, ser3ndah itukah aku di matamu, mas ?" Ucapnya seraya menghapus air mata.
Ada rasa nyeri dalam dada melihat sang istri menangis dengan ucapan kasar nya, tapi Dirga tersulut emosi.
"Lalu untuk apa kamu menikahi ku, mas?"
"Apakah hanya untuk pemu4s h4sr4t mu ?" Marahnya ber api-api.
" Yah, "hanya satu kata yang dilontarkan Dirga membuat tubuh Kinara luruh ke lantai.
Dirga hanya menatapnya tanpa rasa belas kasihan.
Kinara bangkit dari tempatnya kemudian berlalu masuk ke kamar dan menguncinya rapat-rapat.
Kinan berharap semua ini hanyalah sebuah mimpi.
" Bagaimana Kinara bisa bertahan dengan pernikahan s4dis ini, Ya Tuhan, aku ingin pergi saja," lirihnya.
Kinara mengemasi semua barang-barangnya. Dia sudah nekat untuk pergi di rumah pemberian suaminya a. Walaupun Dirga tidak ingin menceraikannya, dia tetap ingin pergi sejauh mungkin dari kehidupan pria tak bertanggung jawab seperti Dirga.
Sedangkan di kamar lain, Dirga merasa puas dengan apa yang dilakukan. Menyiks4 batin Dirga merupakan kepuasan baginya. Menurut nya, rencananya kini berjalan mulus.
Sudah ada beberapa poto-poto yang dikirim Dirga ke Hanum, memperlihatkan jika putri nya saat ini sangat menderita. Entahlah, apa tanggapan Hanum ? Namun, yang pasti Dirga a senang dan merasa berhasil dengan misinya.
" Aku tidak sabar lagi menunggu kabar tentang wanita pel4k0r itu. Aku senang melihat kondisi nya yang tak berdaya, dan ini adalah bagian rencanaku," ujarnya disertai dengan kekehan sinisnya.
" Mau ke mana ?" Tanya Dirga datar melihat Kinan membawa sebuah koper keluar dari kamar.
Kinan tidak menyahut dan terus melangkahkan kaki menuju pintu. Dia segera ingin pergi dari rumah yang penuh sesak itu.
Kinan berbalik menatap sudut-sudut ruangan,
meninggalkan sejuta kenangan indah dan kenangan pahit.
Walau singkat tapi sangat berasa bagi Kinara.
Indah ketika mendapatkan perhatian lebih dari suaminya, namun pahit ketika mengetahui penghiantan suaminya bersama sahabatnya sendiri.
Kinan menyembunyikan air mata yang tidak lama lagi menetes membasahi wajah mulusnya. Namun, tidak ngaruh sama sekali bagi Dirga. Obsesi nya ingin membal4skan d3nd4m kian membara kala mengetahui bahwa istrinya sering di jemput oleh seorang pria tanpa izinnya.
"Selamat tinggal. Assalamualaikum..!"
Ujarnya lalu keluar, tidak peduli dengan tatapan nanar Dirga yang menahan emosi.
" Aauukk." Lep4s !" Suara Kinara.
" Aku sudah katakan padamu berkali-kali, bahwa kamu tidak bisa lepas dariku, termasuk keluar dari rumah ini, paham!" Sentaknya.
Dirga menahan am4rah yang bergemuruh dalam hati, tidak suka dengan apa yang dilakukan Kinara tanpa meminta persetujuan darinya.
" Aku bilang, lep4s!" Ucap Kinan menghentakkan tangan.
" Kenapa ?"Kinan berbalik menantangnya.
"Kamu tidak dapat izin dari ku,"ujarnya semakin dingin.
" Ooh, jadi aku harus izin dulu darimu baru bisa melakukan sesuatu," sinis Kinan.
" Tentu saja, aku adalah suamimu dan aku berhak meng4turmu.
" Apa? Suami, tapi suami dari mana ?" Kinan semakin sinis dan Dirga mengepalkan tangan melihat keberanian Kinan menentangnya.
"Kamu..! " Ucapnya, menunjuk w4jah Kinan dengan rahang tegasnya.
Kinara tertawa meledek, pria yang ada didepannya bukanlah orang pria yang memberinya keb4hagiaan, malahan kep4hitan yang diberikan selama bersamanya.
" Masuk ! "pintah Dirga pada Kinara.
" Tidak, aku ingin pergi, "ujarnya.
Dirga menc3gah Kinan dan men4riknya masuk kembali.
" Untuk apa aku di sini? Sedangkan kamu malah keenakan jalan dengan Bianca tanpa memikirkan perasaanku," teriak Kinara tak tahan lagi.
" Katakan saja kalau kamu cemburu!" Bima tersenyum penuh makna.
" Aku tidak cemburu, tapi aku tidak suka jika kalian selalu bersama tanpa menjaga batasan." Lirihnya.
" Apa bedanya aku sama kamu? Kamu selalu di jemput oleh seorang pria, apa kamu pikir aku senang dengan hal itu ?"
Kinan kembali menatapnya, merasa sedih dengan tudvhan yang tidak jelas dari suaminya.
" Dia adalah temanku, dan kami tidak memiliki hubungan apapun selain pertemanan.
Dirga a terlihat sinis mendengar penuturan Kinara seolah tidak percaya.
" Kalau kalian hanya berteman, lalu kenapa pria itu selalu mengutamakan kepentinganmu dari pada yang lain?"
" Karena Fazha adalah teman sejati, tidak seperti kamu seorang pria peng3cut, eg0is, dan tidak bertanggung jawab.
Nyeri dalam dada Dirga dengan ucapan pedas istrinya.
Kinara berhasil memporak-porandankan hatinya sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Dirga mengambil dengan paksa koper dari tangan istrinya. Dan tanpa aba-aba dia men4rik leng4n Kinan kembali masuk dalam rumah.
Suka tak suka Kinara mengikuti langkah Dirga dengan hati penuh kekesalan.
" Duduk ya ! Aku ambilkan air putih, "titahnya penuh kelembutan.
Kinan mengerutkan kening heran melihatnya. Perubahan sikap Dirga seperti bunglon membuat dirinya benar-benar bingung.
Dirga a datang dari arah dapur membawa segelas air putih dan sebuah makanan.
Kinara masih menatapnya, Dirga yang melihat itu salah tingkah dibuatnya.
" Aku suapin ya !" Ujarnya dan Kinara menurut saja.
"Ada apa dengannya? Apakah dia kembali bersandiwara ?" Batinnya.
Nyesek yang dirasakan Kinara ketika mengingat anak yang ada di rahimnya.
" Apakah aku harus mengatakan padanya ?Bagaimana jika Bima tidak menerima anak ini?"
Bima tidak mencintainya dan tidak akan pernah. "Nyesek rasanya.
"Apa kata dokter, Tania?" Dirga memulai percakapan untuk menghilangkan kecanggungan keduanya.
" Aku hanya kecapean saja," respon Kinara singkat.
" Ada yang lain?" Tanyanya kurang puas dengan jawaban istrinya.
" Tidak ada," jawab Kinan seolah malas menanggapi basa-basi suaminya.
" Apa tujuan mu men4h4nku di sini?"
Dirga a mengalihkan perhatiannya pada tempat lain, tidak ingin menjawab pertanyaan Kinan.
" Aku salah apa ? Kenapa menahan aku di tempat ini ?"
Dirga masih membungkam tak ingin melihat wajah cantik istrinya.
"Drrt Drrt Drrt."
Telepon dari seseorang dan Dirga keluar untuk menerima telepon seseorang.