NovelToon NovelToon
Di Antara Takdir Dan Fiksi

Di Antara Takdir Dan Fiksi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Akademi Sihir / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: yarn

perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Rian Backstory

Perjalanan menuju Lunaris ternyata lebih jauh dari yang mereka perkirakan. Setelah berjam-jam berjalan, malam mulai menjelang, dan rasa lelah mulai menyelimuti mereka. Lucas, Bella, dan Rian memutuskan untuk berhenti di sebuah desa kecil yang mereka temui di sepanjang jalan.

"Kita harus beristirahat dan menyembunyikan identitas kita di sini," kata Lucas sambil memperhatikan keadaan sekitar. "Tidak ada yang tahu siapa yang mungkin mengawasi."

"Setuju," jawab Bella sambil melihat Rian. "Kita harus tetap waspada, meskipun ini hanya desa kecil."

Mereka berjalan perlahan menyusuri jalan utama desa, mencari penginapan yang tampak aman dan tidak terlalu mencolok. Akhirnya, mereka menemukan sebuah penginapan kecil dengan papan yang usang bertuliskan "Penginapan Daun Maple". Tempat itu tampak sepi, cocok untuk mereka yang ingin menghindari perhatian.

Begitu masuk ke dalam, mereka disambut oleh seorang pemilik penginapan tua dengan senyum ramah. "Selamat malam. Mau pesan kamar?"

Lucas mengambil inisiatif dan melangkah maju. "Ya, kami membutuhkan tiga kamar, tolong."

Pemilik penginapan mengangguk. "Kami punya kamar kosong. Tidak banyak tamu di sini, jadi kalian bisa beristirahat dengan tenang."

Setelah membayar untuk kamar-kamar mereka, Lucas, Bella, dan Rian naik ke lantai atas. Sebelum masuk ke kamar masing-masing, Lucas berbisik kepada kedua rekannya, "Ingat, kita tidak boleh menarik perhatian. Besok pagi, kita berangkat lebih awal."

Keesokan paginya, setelah beristirahat cukup, Lucas, Bella, dan Rian berkumpul di ruang makan penginapan untuk sarapan. Mereka makan dengan tenang, menjaga agar tidak menarik perhatian.

"Sarapan di sini enak juga," kata Rian sambil mengunyah roti.

Lucas mengangguk setuju, meski pikirannya sudah tertuju pada perjalanan berikutnya. Setelah selesai makan, mereka segera bersiap untuk melanjutkan perjalanan.

"Kita butuh kereta kuda untuk mempercepat perjalanan," ucap Bella, yang terlihat sedikit lebih segar pagi itu.

Mereka bertiga keluar dari penginapan dan mulai mencari kereta kuda yang bisa membawa mereka ke Lunaris. Jalanan desa sudah mulai ramai dengan aktivitas pagi, namun mereka tetap waspada. Setelah beberapa menit berjalan, mereka menemukan seorang kusir tua yang sedang merapikan kudanya di dekat pasar.

Lucas mendekati pria tersebut. "Permisi, apakah Anda bisa mengantar kami ke Lunaris?"

Kusir itu mengamati mereka dengan tatapan curiga. "Tentu bisa, tapi perjalanan ke Lunaris membutuhkan waktu beberapa hari. Biayanya tidak murah," jawabnya sambil menyandarkan diri ke kereta.

Lucas tersenyum, tidak khawatir soal biaya. "Tidak usah khawatir soal itu. Kami bisa bayar," jawab Lucas dengan tenang. Setelah mengambil uang dari para kriminal, mereka punya cukup dana untuk perjalanan ini.

Kusir itu tampak ragu sejenak. "Baiklah, tapi perjalanan ini tidak mudah. Kita akan melewati daerah berbahaya, mungkin ada bandit atau beast di sepanjang jalan. Kalau kalian ingin selamat, sebaiknya kita bawa pengawal."

Lucas tersenyum tipis, "Kami cukup kuat untuk mengalahkan beast dan bandit, jadi kita tidak memerlukan pengawal."

Kusir itu mengangkat bahu, tampak tak ingin berdebat lebih lanjut. "Baiklah, kalian yang menentukan."

Setelah menyerahkan uang kepada kusir, mereka segera bersiap untuk pergi. Lucas, Bella, dan Rian naik ke kereta. Kusir mulai memacu kudanya perlahan keluar dari desa, sementara ketiganya bersiap menghadapi perjalanan panjang.

Saat kereta melaju, Lucas merasa ada sesuatu yang aneh ketika melihat kusir itu. Namun, ia memilih untuk tidak terlalu memikirkannya. Mungkin hanya kelelahan setelah perjalanan sebelumnya, pikirnya.

Dalam suasana tenang di dalam kereta, mereka mulai berbincang untuk mengisi waktu.

"Senior Bella," Lucas memecah keheningan, "kamu adalah seorang priest yang dihormati. Kenapa kamu memutuskan untuk masuk ke dalam organisasi seperti The Velvet Vault?"

Bella terdiam sejenak, tampak berpikir sebelum menjawab. "Hmm… entahlah," katanya sambil mengangkat bahu. "Jujur, menjadi seorang priest itu membosankan. Aku hanya ingin mencari kesenangan dan sedikit tantangan dalam hidup."

Lucas menatapnya, terheran-heran. "Mencari kesenangan... dengan masuk organisasi kriminal?"

Bella tertawa kecil. "Yah, organisasi kriminal atau tidak, di Velvet Vault aku menemukan banyak hal yang lebih menarik daripada di biara. Lagipula, siapa bilang seorang priest tidak bisa sedikit bersenang-senang?"

Lucas, yang masih penasaran dengan latar belakang anggota Velvet Vault, beralih kepada Rian. "Kalau begitu, bagaimana denganmu, Rian? Kenapa kamu bergabung dengan Velvet Vault?"

Rian terdiam sejenak, tampak sedikit ragu untuk bercerita. Namun, setelah menarik napas dalam-dalam, dia mulai mengungkapkan masa lalunya. "Aku dibesarkan di gang-gang kumuh kota Thornfall," katanya dengan nada serius. "Hidup di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Setiap hari aku harus mencuri makanan hanya untuk bertahan hidup. Kadang berhasil, tapi sering kali aku gagal."

Lucas mendengarkan dengan seksama, terkejut mendengar cerita Rian yang tidak pernah dia duga sebelumnya.

"Saat aku gagal mencuri," lanjut Rian, "biasanya aku dipukuli oleh kriminal-kriminal lain di gang karena tidak membawa makanan untuk mereka. Suatu hari, aku mencuri sepotong roti dari kedai, tapi aku tertangkap. Orang-orang yang marah langsung menghukumku di tempat, memukuli dan melempariku dengan segala yang mereka temukan. Saat akhirnya aku bisa melarikan diri kembali ke gang, para kriminal di sana juga marah karena aku tidak membawa apa-apa. Mereka memukuli aku sampai aku hampir mati."

Rian menundukkan kepala sebentar, tampak tenggelam dalam ingatan menyakitkan itu. "Aku sudah merasa hidupku akan berakhir di sana. Tapi, tepat saat aku hampir kehilangan kesadaran, Robin datang. Dia menghalau para kriminal itu dan menyelamatkan hidupku. Aku hanya bisa melihat sekilas wajahnya sebelum pandanganku benar-benar kabur."

Lucas merasa simpati pada Rian. "Jadi, Robin yang menyelamatkanmu?"

Rian mengangguk pelan. "Iya. Saat aku terbangun, luka-lukaku sudah sembuh, dan aku merasa seperti diberi kesempatan kedua. Sejak saat itu, aku bertekad untuk menjadi lebih kuat, agar aku bisa melindungi orang lain, seperti Robin menyelamatkanku hari itu. Bertahun-tahun kemudian, aku akhirnya menemukan orang yang menyelamatkan hidupku, dan tanpa ragu, aku memutuskan untuk mengikuti Robin dan bergabung dengan Velvet Vault."

Lucas terdiam sejenak, memikirkan cerita Rian. Dia tidak menyangka bahwa di balik semangat dan senyum ceria Rian, ada masa lalu kelam yang membentuknya.

"Aku tidak menyangka cerita masa lalumu begitu berat," kata Lucas pelan.

Rian tersenyum, meski samar. "Setiap orang punya cerita, Lucas. Dan sekarang, Velvet Vault adalah tempat di mana aku bisa membalas budi Robin dan menemukan tujuanku sendiri."

Bella yang mendengarkan dari tadi menepuk bahu Rian. "Sudah cukup dengan cerita masa lalu. Ayo, kita fokus pada misi kita sekarang!"

Ketiganya pun tertawa kecil, meski mereka tahu bahwa di luar sana, ancaman yang mereka hadapi masih banyak.

1
cipta
Nih Kopi Thor
Livey: makasih
total 1 replies
Fana Yuki
lanjutkan thor semangat
Yuri Lowell
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
Niki Fujoshi
Recomended banget buat yang suka genre ini.
Dennis Rodriguez
Terpesona☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!