NovelToon NovelToon
Kisah Kita Belum Usai

Kisah Kita Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Aku rela melepasmu, asal kamu bahagia bersamanya."

Cinta itu tidak egois, Bagas rela melihat Adara kembali bersama Antares karena dia merasa sudah tidak sanggup membahagiakan Adara. Apakah akhirnya Adara tetap bersama Bagas atau kembali pada Antares?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

Adara terjatuh di lantai saat mendengar kata "koma," seakan semua kekuatannya hilang dalam sekejap. Lututnya tidak sanggup menopang tubuhnya, seiring pikirannya mulai diliputi bayangan kehilangan Bagas. Bagaimana dia bisa menghadapi hari-hari tanpa Bagas di sisinya? Pertanyaan itu bergema di benaknya dan semakin membuat jiwanya terpukul.

Antares yang melihat kondisi Adara, dia menahan tubuh Adara. Dia tahu betapa besar cinta Adara kepada Bagas, dan bagaimana rasa takut kehilangan itu. "Dokter, apa tidak ada cara lain? Bisakah terapi dimulai sekarang?" tanyanya.

Dokter menggeleng dengan raut. "Kondisi Pak Bagas terlalu lemah untuk menerima terapi saat ini. Kami harus menunggu hingga dia sadar. Kami sudah mengatur agar beliau dipindahkan ke rumah sakit pusat besok, di sana perawatan yang lebih intensif bisa dilakukan. Semoga saja Pak Bagas bisa sadar secepatnya."

Antares mengangguk pelan, meski hatinya juga dipenuhi kekhawatiran. "Terima kasih, Dokter," ucapnya sebelum berbalik pada Adara.

Adara segera melangkah ke ruang rawat Bagas. Setiap langkah terasa berat, seolah ada ribuan beban yang menghimpit dadanya. Di dalam ruangan itu, dia melihat Bagas yang terbaring lemah, tubuhnya dipenuhi berbagai alat bantu medis. Melihat semua itu, air matanya tak terbendung. Dia duduk di samping brankar dan menggenggam erat tangan Bagas yang terasa dingin.

“Kak Bagas, cepat bangun. Aku di sini,” bisiknya dengan suara parau, berharap suaminya bisa mendengar panggilannya meski dalam keadaan tak sadar. Setiap detik yang berlalu tanpa reaksi dari Bagas terasa seperti pukulan berat di hatinya.

Antares masuk dan berdiri di belakang Adara. Dia menatap pemandangan yang begitu memilukan di depannya. "Ara, besok biar ibu yang menemani kamu ke rumah sakit pusat. Aku dan Mama akan menjaga Aran," katanya.

Namun, semakin mendengar hal itu, air mata Adara semakin deras mengalir. Bagaimana mungkin dia bisa memberitahu Aran, putra kecil mereka, bahwa ayahnya terbaring lemah? Bagaimana dia bisa menjelaskan bahwa papanya, sedang berjuang antara hidup dan mati?

"Ra, kamu harus kuat," kata Antares lagi. "Bagas sangat butuh dukungan kamu. Jangan khawatirkan Aran, kami akan menjaga semuanya. Yang terpenting sekarang adalah kamu tetap di sisi Bagas."

Adara mengangguk pelan, namun matanya tak pernah lepas dari wajah Bagas. Bagas adalah segalanya bagi dia dan Aran. Delapan tahun mereka bersama bukan waktu yang sebentar. Adara tak sanggup membayangkan hidupnya tanpa senyuman dan pelukan hangat Bagas setiap hanya, atau canda tawa mereka saat bermain bersama Aran. Semua kenangan itu terputar cepat dalam pikirannya, seolah memberitahu betapa berharganya setiap momen yang mereka lalui.

Dengan tangan yang masih menggenggam erat Bagas, Adara berbisik lagi. "Cepat bangun, Kak Bagas. Aku butuh kamu. Aran butuh kamu. Kami semua butuh kamu. Jangan biarkan kisah kita usai."

...***...

Antares melangkah pelan menuju rumah saat langit mulai memerah, menandakan fajar hampir tiba. Malam itu terasa panjang di rumah sakit, namun dia tak bisa meninggalkan Adara sendirian, meskipun tubuhnya sudah mulai merasakan kelelahan. Pikiran dan hatinya tak bisa tenang jika harus pergi dengan cepat.

Sesampainya di depan pintu rumah, Antares menarik napas panjang sebelum membukanya. Rumah tampak tenang, sepi, seperti biasanya pada jam-jam pagi hari. Namun, ketika dia masuk ke ruang tengah, dia mendapati sosok Mamanya sedang duduk di ruang tamu dengan wajah yang tampak cemas. Rupanya, Mamanya sudah bangun lebih awal.

"Ares, kamu baru pulang?" tanya Mamanya dengan nada penuh kekhawatiran.

Antares mengangguk sambil menghempaskan tubuhnya di sofa dan mencoba meredakan ketegangan yang terasa menggumpal di seluruh tubuhnya. Matanya tampak lelah, dan bayangan dari malam yang panjang di rumah sakit masih tergambar jelas di pikirannya.

"Bagaimana kondisi Bagas?" tanya Mamanya lagi. Antares sempat bercerita kepada Mamanya lewat ponsel tentang keadaan Bagas saat malam tadi, tapi belum banyak detail yang dia berikan.

"Koma," jawab Antares pelan.

Shena terdiam sejenak, terkejut dengan kabar itu. "Ara pasti sedih. Semoga Bagas cepat sadar. Kamu sudah mengurus semua pengobatan dan terapi yang akan dilakukan kan?"

"Sudah, tapi Dokter belum bisa memastikan kapan jadwal terapinya karena kondisinya masih sangat lemah. Mereka bilang harus menunggu sampai Bagas menunjukkan tanda-tanda perbaikan sebelum bisa melakukan tindakan apa pun."

"Ara pasti sangat terpukul," kata Shena.

Antares mengangguk. "Ara sangat terpukul. Dia tidak berhenti menangis semalaman. Aku tidak tega meninggalkannya. Nanti kita ambil Aran ya, biar ibunya Ara bisa menemani Ara ke rumah sakit pusat."

Shena mengangguk lagi. "Iya, biar Ara punya waktu lebih banyak untuk merawat Bagas. Aran masih terlalu kecil untuk mengerti semua ini."

Kemudian Antares bangkit dari sofa, meski tubuhnya masih terasa berat. Dia tidak bisa beristirahat terlalu lama. "Kita jemput Aran setelah sarapan. Biar Bu Wati segera menemani Ara."

Kemudian Antares masuk ke dalam kamarnya. Dia duduk di tepi ranjang sambil memikirkan Adara.

"Aku tidak ingin kamu sedih, Ara. Aku janji, jika Bagas sembuh, aku akan benar-benar berhenti mencintaimu ...."

1
Yuli Ana
oh... karya baru...
kirain bakal launching kisah Ares..🥰🥰🥰
Salim S
nanti kaya ares mencintai adik sendiri walaupun tidak ada hubungan darah...tapi penasaran juga ok lah mampir....
Dina Yuliana
aaaah aq juga sulit berkata kata thooor 🤣😂😂😂 udah laaah tuh cowok dua duanya mending buat aq boleh ga thoor... limited edition 😭😭😭
fb/Ig: Author Puput: aku gak bakat buat yg sad. 🤭
total 1 replies
Yuli Ana
ya ampun... kk author nya juga Sampek enggak tega sama Bagas. .. aku juga GK tega lo kak... gak rela banget kalau orang sebaik Bagas harus meninggal....😭😭😭😭🤧🤧🤧
beruntung banget Adara dicintai begitu besar....🥰🥰😍
Salim S
gini kan enak ga ada yang tersakiti...ares nanti sama tokoh baru yang bar2 dan slengean/Slight//Slight//Slight/
Risma Waty
Ikuti alur yg sudah ada aja, mbak... 😀
Mrs.Riozelino Fernandez
iya kk,serasa gak sesuai dengan judul nya...
aku pikir Bagas meninggal dan Antares menggantikan Bagas karena amanat Bagas...😆😅
Mrs.Riozelino Fernandez: bisa aja kk Thor 😆
fb/Ig: Author Puput: kisah Bagas dan Ara yg belum usai. 😂
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
lho kk Thor...kok ganti Ayah???
tadi bukannya manggil papa 😁
fb/Ig: Author Puput: typo. 😂
total 1 replies
Yuli Ana
semangat.... semangat..... semangat....🥰
Mrs.Riozelino Fernandez
kuat ya Bagas...kamu harus semangat...ada Ara dan Aran yang menunggu mu sehat...
M Nurhalimah
kasihan jika bagas mati
dyah EkaPratiwi
semangat bagas
Risma Waty
Semangat Bagas....
Yuli Ana
semangat bagas... GWS ya...
semangat Adara.. .. yang kuat ya..
dyah EkaPratiwi
semangat Bagas pasti bisa sembuh
Salim S
yok bisa yok bagas sembuh kasihan ara sama aran...
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Jossy Jeanette
karyanya bagus..ceritanya menarik disampaikan dgn baik👍
Mrs.Riozelino Fernandez
nyata atau mimpi ini kk Thor???
Mrs.Riozelino Fernandez
dulu Azura terbawa emosi fans nya sehingga mampu memisahkan Ares dan Adara...
mengikuti skenario dari manager mereka..
tapi dilubuk hati Ares nama Adara tetap nomor 1.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!